Tionghoa Filipina: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 33:
==Tionghoa Mestizo dan totok==
Orang Tionghoa yang telah menikahi penduduk asli Filipina telah berasimilasi dengan budaya setempat selama beberapa generasi. Golongan ini disebut ''mestizo''.<ref
| last=Suryadinata
| first=Leo
| coauthors=
| year=1999
| month=
| title=Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa
| publisher=Pustaka LP3ES
| location=Jakarta
| isbn= 979-8391-76-4
| pages=}}</ref> Golongan ini berpartisipasi aktif dalam politik.
Sedangkan, imigran Tionghoa totok yang datang belakangan serta keturunan mereka, kurang berpartisipasi dalam politik dan banyak yang tidak mempunyai kewarganegaraan. Kebijakan asimilasi tahun 1975 diterapkan pemerintah Filipina untuk mengatasi hal-hal tersebut.
==Kebijakan asimilasi==
Filipina mendefinisikan "Bangsa Filipina" berdasarkan kebudayaan. "Ras Filipina" tidak berlaku. Tionghoa mestizos (keturunan campuran) dianggap sebagai warga negara, begitu juga dengan Tionghoa totok. Akulturasi etnis Tionghoa Filipina adalah yang paling baik di Asia Tenggara di sampinhg etnis Tionghoa Thailand.<ref name="etnis-tionghoa-pembangunan-bangsa"/>
Presiden [[Ferdinand Marcos]] mengeluarkan kebijakan asimilasi dengan meliberalisasikan undang-undang kewarganegaraan Filipina pada tahun 1975.<ref name="etnis-tionghoa-pembangunan-bangsa"/> Hal ini memungkinkan orang Tionghoa di Filipina menjadi warga negara tanpa banyak kesulitan. Pendidikan nasional juga dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan asimilasi orang Tionghoa dengan orang Filipina. Beberapa hal yang berubah sejak tahun 1976 antara lain adanya kebijakan pemerintah menetapkan sekolah Tionghoa menjadi sekolah nasional yang dikelola warga negara sendiri. Bahasa kurikulum yang menggunakan Bahasa Tionghoa diganti menjadi Bahasa Inggris dan [[Tagalog]].<ref name="etnis-tionghoa-pembangunan-bangsa"/> Bahasa Tionghoa cukup sebagai mata pelajaran.
==Referensi==
|