Kabupaten Blitar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
[[Blitar]], baik [[Kota Blitar|kota]] maupun kabupaten, terletak di kaki [[Gunung Kelud]], [[Jawa Timur]]. Daerah Blitar selalu terkena lahar [[Gunung Kelud]] yang sudah meletus puluhan kali terhitung sejak tahun [[1331]]. Lapisan-lapisan tanah [[vulkanik]] yang banyak ditemukan di [[Blitar]] pada hakikatnya merupakan hasil pembekuan lahar [[Gunung Kelud]] yang telah meletus secara berkala sejak bertahun-tahun yang lalu.
 
Keadaan tanah di daerah Blitar yang kebanyakan berupa tanah [[vulkanik]], mengandung abu letusan [[gunung|gunung berapi]], [[pasir]], dan ''napal'' (batu kapur yang tercampur tanah liat). Tanah tersebut pada umumnya berwarna abu-abu kekuningan, bersifat masam, gembur, dan peka terhadap erosi. Tanah semacam itu disebut [[tanah [[regosol]] yang dapat dimanfaatkan untuk menanam [[padi]], [[tebu]], [[tembakau]], dan [[sayur|sayur mayur]]. Selain hijaunya [[sawah|persawahan]] yang kini mendominasi pemandangan alam di daerah Kabupaten Blitar, ditanam pula tanaman [[tembakau]] di daerah ini. [[Tembakau]] ini mulai ditanam sejak [[Belanda]] berhasil menguasai daerah ini sekitar abad ke-17. Bahkan, kemajuan ekonomi [[Blitar]] pernah ditentukan dengan keberhasilan atau kegagalan produksi [[tembakau]].
 
Sungai Brantas yang mengalir dari timur ke barat membagi Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu bagian utara dan selatan. Bagian selatan Kabupaten Blitar (sering disebut Blitar Selatan) kebanyakan tanahnya berjenis [[grumusol]]. Tanah semacam ini hanya produktif bila dimanfaatkan untuk menanam ketela pohon, [[jagung]], dan [[jati]].