Muchdi Purwoprandjono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dirga udara (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dirga udara (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 81:
 
Pada saat [[Kerusuhan Mei 1998]], Wiranto menugaskan petugas Kopassus, di bawah komando Muchdi, untuk melindungi rumah Habibie di Jakarta. Jumlah petugas ini melebihi jumlah pengawal presiden di rumah Habibie pada tanggal 21 Mei dan awalnya menolak untuk pergi tanpa perintah dari Muchdi, namun diyakinkan untuk pergi pada malam hari tanggal 22 Mei. Pada sore hari tanggal 22 Mei, Prabowo bertemu dengan Muchdi di [[Istana Merdeka|istana negara]]. Prabowo menginginkan lebih banyak waktu sebelum ia dan Muchdi dipindahkan ke posisi non-tempur, untuk menciptakan persepsi bahwa ini adalah rotasi militer yang normal, namun Wiranto bersikeras agar perubahan tersebut segera dilakukan.<ref name="auto1"/> Pada pagi hari tanggal 23 Mei, Subagyo mencopot Muchdi dari Danjen Kopassus. Mayor Jenderal Syahrir dilantik sebagai Danjen Kopassus yang baru pada 25 Mei.<ref name="SchwarzParis1999">{{Cite book |last1=Schwarz |first1=Adam |url=https://www.worldcat.org/oclc/40681832 |title=The politics of post-Suharto Indonesia |last2=Paris |first2=Jonathan |date=1999 |publisher=Council on Foreign Relations Press |isbn=0-87609-247-4 |location=New York |pages=84 |oclc=40681832}}</ref> Muchdi dialihkan ke peran non-tempur sebagai Wakil Inspektur Jenderal TNI.<ref name="auto">{{cite news|title=Muchdi Pr Bantah Sakit Hati dan Dendam Pada Munir|url=https://news.detik.com/berita/d-998933/muchdi-pr-bantah-sakit-hati-dan-dendam-pada-munir|accessdate=24 Februari 2018|publisher=detikcom|date=2 September 2008}}</ref> Pada tanggal 1 Maret 2001, Muchdi termasuk di antara 55 jenderal yang hadir dalam rapat markas besar Angkatan Darat yang sepakat bahwa Angkatan Darat tidak boleh mencoba merebut kekuasaan.<ref>{{cite news|title=Pertemuan 55 Jenderal TNI AD Tidak Ada Niat Ambil Alih Kekuasaan|url=https://www.library.ohio.edu/indopubs/2001/03/01/0039.html|accessdate=24 Februari 2018|publisher=Kompas.com|date=2 Maret 2001}}</ref>
 
== Penculikan aktivis ==
Dari awal tahun 1997 hingga Mei 1998, pasukan Kopassus menculik 23 aktivis pro-demokrasi dengan tujuan mengintimidasi penentang [[Orde Baru (Indonesia)|Orde Baru]]. Salah satu aktivis ditemukan tewas, sembilan orang dibebaskan dan 13 orang tidak pernah muncul kembali. Para penyintas mengatakan mereka disiksa. Menanggapi tuntutan keadilan setelah pengunduran diri Soeharto pada bulan Mei 1998, TNI membentuk Dewan Kehormatan Perwira, yang pada bulan Agustus 1998 memutuskan bahwa Prabowo dan Muchdi bertanggung jawab atas penculikan tersebut.
 
Menurut “Tentara Nasional Indonesia” yang ditulis oleh Joseph Daves, Dewan Kehormatan Perwira memutuskan bahwa Prabowo dan Muchdi harus diberikan kekebalan dari tuntutan perdata sebagai imbalan atas kerja sama mereka. Keduanya dilaporkan mengatakan Suharto memberikan perintah lisan untuk menculik para pembangkang dan kemudian “menghabisi mereka”. Dewan Kehormatan Perwira memutuskan bahwa Prabowo dan Muchdi salah mengartikan perintah Soeharto.<ref name="Daves2013"/>
 
Ketua Dewan Kehormatan Perwira Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo mengatakan, baik Prabowo maupun Muchdi yang memberi instruksi atas penculikan tersebut atau mengetahui akan dikeluarkannya penculikan tersebut. Ia mengatakan, Muchdi sebagai Panglima Kopassus harus memahami sepenuhnya kewenangan dan tugasnya.<ref>{{cite news|title=Prabowo, Muchdi 'responsible for kidnappings'|url=https://jawawa.id/index.php/newsitem/prabowo-muchdi-responsible-for-kidnappings-1447893297|accessdate=24 February 2018|publisher=The Jakarta Post|date=8 Agustus 1998}}</ref> Pada tahun 2008, ketika Muchdi diadili karena mendalangi pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir, pengacaranya berpendapat bahwa Muchdi tidak ada hubungannya dengan penculikan tersebut karena dia berada di Kalimantan saat penculikan tersebut terjadi.<ref name="auto"/> Dalam sebuah wawancara tahun 2008, Muchdi mengatakan bahwa ia sebenarnya telah memerintahkan pembebasan para aktivis yang tersisa ketika ia menjadi Danjen Kopassus.<ref name="auto2"/>
 
== Penghargaan ==