Tino Saroengallo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maqi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Baris 26:
Dilahirkan di Jakarta pada 10 Juli 1958. Tahun 1986 menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Fakultas Sastra jurusan Studi Cina. Setelah mencicipi profesi ''door to door salesman'' di perusahaan Electrolux selama enam bulan, sejak 1987 berkecimpung di beragam profesi berkaitan dengan media. Mulai dari reporter di Tabloid dwi-mingguan “Mutiara”, majalah berita dwi-mingguan “X’tra”, majalah berita bergambar “Jakarta-Jakarta”, penulis lepas di berbagai media hingga akhirnya masuk ke dunia ''audio-visual'' pada saat stasiun televisi swasta RCTI berdiri tahun 1988.
 
Sejak saat itu bekerja akrab dengan pembuatan program televisi sebagai Manajer Produksi maupun Penulis untuk program maupun drama. Dari program televisi merambah ke produksi film iklan dan film cerita. Meski pernah menjadi Sutradara film iklan selama beberapa tahun di paruh kedua dekade 1990-an namun di awal tahun 2000-an memutuskan untuk lebih menekuni profesi Asisten Sutradara 1 dan Manajer Produksi/Produser.  
 
Film iklan yang ia produseri sejak tahun 2009 adalah “''Djarum My Indonesia Great Adventure I & II''” dan beberapa iklan Djarum Super maupun Djarum Super MLD lain seperti ''Sky Boarding (''Malibu CA, USA'')'', ''Bull Race (''Bukit TInggi, Indonesia'')'', ''Fly Boarding (''Utah, USA'')'', ''Sea Plane (''Vatulele, Fiji'')'', ''Hang Gliding (''California, USA'')'', ''Forest Parkour (''Malibu CA, USA'')'', ''Self Propelled Wake Board (''Miami, USA'')'', ''Slack Line (''Las Vegas, USA) ''Rope Swing (''Moab, USA'')'', ''Hover Board (''Krabi, Thailand'')'', ''Flying Board'' (''Bolivia''), dan ''Air Tag'' (Palm Springs USA & Panama),
Baris 34:
Sebagai pemain film ia pernah tampil sebagai figuran, ''cameo'' ataupun peran pendukung dalam film ''Petualangan Sherina'' (Riri Riza, 2000), ''Arisan'' (Nia diNata, 2003), ''Pesan Dari Surga'' (Sekar Ayu Asmara, 2006), ''Dunia Mereka'' (Lasya Fauzia, 2006), ''Quickie Express'' (Dimas Djayadiningrat, 2007), ''Tri Mas Getir'' (Rako Prijanto, 2008), ''MBA'' (Winalda, 2008), ''Jagad X-Code'' (Herwin Novianto, 2009), ''Pintu Terlarang'' (Joko Anwar, 2009), ''Kabayan Jadi Miliuner'' (Guntur Soeharjanto, 2010), ''Rayya: Cahaya Di Atas Cahaya'' (Viva Westi, 2011), ''Ketika Bung di Ende'' (Viva Westi, 2013), ''Soedirman'' (Viva Westi, 2015), ''3'' (Anggy Umbara, 2015), ''The Players'' (Monty Tiwa, 2016), ''Night Bus'' (Emil Heradi, 2016) dan ''Bali Dreamzzz'' (Julius, 2016). Ia selalu menyebut diri sebagai spesialis peran sekelebat.
 
Di dunia film dokumenter ia pernah memproduksi sebuah film dokumenter sejarah politik Indonesia berjudul ''Student Movement in Indonesia: they forced them to be violent'' yang mendapatkan penghargaan  sebagai Film Pendek Terbaik dalam Asia Pacific Film Festival ke-47 di Seoul pada bulan Oktober 2002 dan Piala Citra untuk kategori Film Dokumenter Terbaik dalam Festival Film Indonesia di Jakarta pada tahun 2004. Salah satu dampak dari kemenangan ini adalah ia seringkali diundang menjadi juri festival film dokumenter seperti Festival Film Indonesia ataupun ''Eagle Awards Documentary Competition'' di Metro TV.
 
Ia juga banyak terlibat dalam pembuatan film dokumenter televisi tentang Indonesia maupun peliputan berita stasiun televisi ARD-TV Jerman di Indonesia. Bila jadwal memungkinkan, sampai sekarang ia masih mendampingi peliputan ARD-TV di Indonesia sebagai ''fixer''.
Baris 44:
Di samping menikmati profesi barunya sebagai aktivis ''facebook'', pada akhir 2011 ia merilis film dokumenter “Hidup Untuk Mati” tentang upacara pemakaman di Tana Toraja. Hasil kerjasama dengan sutradara/produser senior Gary Hayes, guru sekaligus rekan kerjanya sejak tahun 1993 sampai sekarang.
 
Pada tahun 2013 ini ia merilis sekuel film dokumenter ''Student Movement in Indonesia'' dengan judul Setelah 15 Tahun... Pada tahun 2014 ia merilis film dokumenter budaya ''Desa Wisata Ke’te’-Kes’u'', ''Asal Usul Desa Ke’te’'',  ''Toraja International Festival 2013'', ''Aygul in TIF 2013'', dan ''Franki Raden in TIF 2013'' yang ditayangkan di www.youtube.com. Pada tahun 2016 merilis ''Pantja-sila: Cita-cita & Realita'' yang berhasil meraih beberapa penghargaan seperti Apresiasi Film Indonesia (2016), Piala Maya (2016) dan Usmar Ismail Awards (2017).
 
Sejak tahun 2015 hingga sekarang ia sedang menyelesaikan film dokumenter tentang upacara penguburan di Toraja yang berjudul ''Sudah Selayaknya'' (''Sindo’ Toding''). Saat ini ia juga sedang menyelesaikan buku kumpulan tulisannya sejak 2012-2017 yang akan diberi judul “Meludah(i) Dengan Kata”. Kedua karya ini ditargetkan akan dirilis 2018.