Bathara Katong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Bathara Katong''' adalah pendiri [[Kabupaten Ponorogo]] dan juga merupakan Adipati pertama Ponorogo. '''Bathara Katong''' merupakan utusan Kerajaan Demak untuk menyebarkan Islam di Ponorogo.
== Asal-usul Bathara Katong ==
 
Bathara Katong, memiliki nama Asli '''Lembu Kanigoro''', adalah salah seorang putra Prabu [[Brawijaya]] atau [[Bhre Kertabhumi]] dari selirnya yaitu [[Putri Campa]] yang beragama [[Islam]]. Berdasarkan catatan sejarah keturunan generasi ke-126 ia yaitu Ki Padmosusastro, disebutkan bahwa Bathara Katong dimasa kecilnya bernama '''Raden Joko Piturun''' atau disebut juga '''Raden Harak Kali'''. Ia adalah salah seorang putra Prabu Brawijaya dari ''garwo pangrambe'' (selir yang tinggi kedudukannya).
Baris 7:
Mulai redupnya kekuasaan Majapahit dan saat kakak tertuanya "Lembu Kenongo" yang berganti nama menjadi [[Raden Patah]] mendirikan kesultanan Demak Bintoro, '''Lembu Kanigoro''' mengikut jejak kakaknya untuk berguru di bawah bimbingan [[Wali Songo]] di Demak.
 
== Pertarungan dengan Ki Ageng Kutu ==
Prabu Brawijaya pada masa hidupnya berusaha diislamkan oleh Wali Songo, para Wali Islam tersebut membujuk Prabu Brawijaya dengan menawarkan seorang Putri Campa yang beragama Islam untuk menjadi Istrinya. Walaupun kemudian Prabu Brawijaya sendiri gagal untuk diislamkan, tetapi perkawinannya dengan putri Campa mengakibatkan meruncingnya konflik politik di Majapahit. Diperistrinya putri Campa oleh Prabu Brawijaya memunculkan reaksi protes dari elit istana yang lain. Sebagaimana dilakukan oleh seorang punggawanya bernama Pujangga Anom Ketut Suryongalam yang kemudian dikenal sebagai [[Ki Ageng Kutu]], Ki Ageng Kutu kemudian menciptakan sebuah seni Barongan, yang kemudian disebut [[Reog (Ponorogo)|Reog]]. Dan Reog tidak lain merupakan simbol kritik Ki Ageng Kutu terhadap raja Majapahit (disimbolkan dengan kepala harimau), yang ditundukkan dengan rayuan seorang perempuan/Putri Campa (disimbolkan dengan dadak merak).
 
Upaya Ki Ageng Kutu untuk memperkuat Basis di Ponorogo (Wengker) dianggap sebagai ancaman oleh kekuasaan Majapahit dan kasultanan Demak. Sunan Kalijaga, bersama muridnya Kiai Muslim (atau Ki Ageng Mirah) mencoba melakukan investigasi terhadap keadaan Ponorogo, dan mencermati kekuatan-kekuatan yang paling berpengaruh di Ponorogo. Dan mereka menemukan Demang Kutu sebagai penguasa paling berpengaruh saat itu. Demi kepentingan ekspansi kekuasaan dan Islamisasi, penguasa Demak mengirimkan seorang putra terbaiknya yakni yang kemudian dikenal luas dengan Bathara Katong dengan salah seorang santrinya bernama Selo Aji dan diikuti oleh 40 orang santri senior yang lain.
Baris 16:
Setelah Ki Ageng Kutu menghilang, Bathara Katong mengumpulkan rakyat Ponorogo dan berpidato bahwa dirinya tidak lain adalah Batoro, manusia setengah dewa. Hal ini dilakukan, karena Masyarakat Ponorogo masih mempercayai keberadaan dewa-dewa, dan Batara.
 
== Pendirian Ponorogo ==
Pada tahun 1486, hutan dibabat atas perintah Bathara Katong. Banyak gangguan dari berbagai pihak, termasuk makhluk halus yang datang. Namun, karena Bantuan warok dan para prajurit Wengker, akhirnya pekerjaan membabat hutan itu lancar.
 
Baris 23:
Bathara Katong kemudian menjadi Adipati di Ponorogo. Menurut ''Handbook of Oriental History'' hari wisuda Bathara Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo yaitu pada hari Ahad Pon tanggal 1 Bulan Besar tahun 1418 Saka, bertepatan dengan Tanggal 11 Agustus 1496 atau 1 Dzulhijjah 901 Hijriyah. Selanjutnya tanggal 11 Agustus ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Ponorogo.
 
Kesenian Reog yang menjadi seni perlawanan masyarakat Ponorogo mulai dihilangkan dari unsur-unsur pemberontakan, dengan menampilkan cerita fiktif tentang Kerajaan Bantar Angin sebagai sejarah reog. Para punggawa dan anak cucu Bathara Katong, inilah yang kemudian mendirikan pesantren-pesantren sebagai pusat pengembangan agama Islam. Adapun turunan ke 7 bathara katong yang masih ada sampai sekarang yaitu di Pacitan, tepatnya di Tulakan.
 
== Pemakaian nama Bathara Katong ==
Nama Bathara Katong diabadikan sebagai nama stadion dan sebuah jalan utama Ponorogo.
 
== Lihat pula ==
* [[Kabupaten Ponorogo]]
* [[Reog Ponorogo]]
 
== Pranala luar ==
* [http://books.google.co.id/books?id=2QSyNBRJJhQC&pg=PA14&lpg=PA14&dq=Bathara+Katong&source=bl&ots=1aVXW9FUzq&sig=WbT-aDXnIevRIJh3bksBPd1FawI&hl=id&ei=TTpmTrHsFMGzrAeKwZSjCg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEQQ6AEwBg#v=onepage&q=Bathara%20Katong&f=false Cerita rakyat dari Ponorogo, Jawa Timur]
* [http://www.indonesiaindonesia.com/f/36387-kisah-wali/ Kisah para Wali:Bathara Katong]
 
{{Topik Ponorogo}}
{{Ponorogo-stub}}
 
[[Kategori:Kabupaten Ponorogo]]
[[Kategori:Kerajaan Demak]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
 
 
{{Ponorogo-stub}}