Arjuna (seri televisi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 43:
'''''Arjuna (sinetron)''''' adalah sinetron kolosal produksi
== Pemeran ==
{|class="wikitable"
|-
Baris 139:
== Sinopsis Global ==
Ketika hendak
Di sisi lain, Keluarga Korawa sangat senang. Mereka berharap Anak-anak Pandu yang lain juga mati, karena kelak akan menjadi pesaing mereka.
Semar, sang pamomong lalu menyarankan pada Pandu agar naik ke Kahyangan, untuk mengadukan masalah itu pada Batara Guru. Pandu pun berangkat ke Kahyangan.
Ternyata cahaya yang keluar dari perut Kunti adalah sukma Arjuna. Sukma itu muncul di Kahyangan Kawidaren, tempat para bidadari, berujud seorang pemuda yang bernama Wiji Mulya. Semua bidadari jatuh cinta pada ketampanan Wiji Mulya. Kegemparan tersebut menimbulkan kemarahan para dewa yang lalu menyerangnya. Terjadi pertarungan. Ternyata Wiji Mulya sangat sakti, tidak mudah dikalahkan. Pada saat itu Prabu Pandu muncul di kayangan dan meminta kembali putranya. Betara Guru memberi kesaktian pada Arjuna. Lalu berpesan pada Pandu agar menjaga puteranya. Mereka diperkenankan balik ke bumi.
Arjuna tumbuh menjadi remaja. Bersama keempat saudaranya : Yudistira, Bima, Nakula dan Sadewa, dia rajin belajar olah kanoragan. Ia menuntut ilmu pada siapapun. Antara lain pada Resi Dorna, Begawan Krepa, Begawan Kesawasidi, Resi Padmanaba, dan banyak pertapa sakti lainnya.
Selain mengajari Pandawa, Resi Dorna juga menjadi guru para Korawa, saudara sepupu Pandawa yang berjumlah seratus orang, dan berwatak jahat. Namun, keluarga Pandawa lebih pintar dari Korawa. Mereka dengan cepat menguasai pelajaran yang diberikan Resi Dorna.
Korawa mendekati Dorna secara khusus, sering memberinya hadiah. Membuat Dorna pilih kasih. Dia lebih konsen pada Korawa. Tapi, Pandawa tetap lebih baik dari Korawa.
Baris 163:
Terjadilah kesalahpahaman hingga berlanjut ke pertarungan. Keduanya sama-sama sakti. Dari pertarungan tangan kosong hingga adu senjata, namun tidak ada yang kalah. Sampailah dengan saling adu kepiaweian memanah. Dalam adu panah, ternyata Bambang Ekalaya lebih unggul.
Arjuna terpental. Lalu mengadu pada Dorna. Ia beranggapan gurunya telah ingkar janji, katanya tidak akan pernah mengajari memanah pada siapapun selain Arjuna. Resi Dorna lalu pergi menemui Prabu Ekalaya. Ekalaya jujur mengatakan kalau dia penggemar Resi Dorna, namun karena ia tak dapat berguru secara langsung, ia menciptakan arca Dorna di istananya untuk diajak bicara dan berlatih. Oleh Dorna hal tersebut dianggap sebagai sikap yang tidak pantas. Maka sebagai gantinya Resi Dorna minta Cincin Mustika Ampal yang telah tertanam di ibu jari Ekalaya. Oleh Dorna jari tersebut dipotong lalu di tempelkan pada jari Arjuna. Sejak itulah Arjuna memiliki enam jari pada tangan kanannya. Hal ini dalam bahasa Jawa disebut siwil. Kadangkala Arjuna juga dipanggil Siwil oleh Bima.
Arjuna dan Ekalaya bertemu lagi. Mereka meneruskan duel panah. Kali ini Arjuna lebih
Kehebatan keluarga Pandawa membuat Korawa iri hati dan khawatir.
Suatu saat sebuah turnamen diadakan untuk menentukan perajurit yang terkuat setelah ‘lulus’ dari pendidikan Dorna. Pandawa selalu menang atas kemampuan Korawa. Dan Arjuna sebagai yang terbaik.
Duryodana takut pada mereka. Terutama takut kalau Pandawa minta haknya, yaitu tahta Hastina yang mereka kuasai. Pada saat itu muncullah seorang pemuda bernama Karna. Kunti yang ikut menyaksikan turnamen itu
Benar, pemuda itu memang putra Kunti. Saat Kunti masih remaja, dia mendapat mantra dari Resi Durwasa untuk memanggil Dewa. Dewa yang dipanggilnya akan memberiknya seorang putra yang mempunyai sifat baik menyamai dewa tersebut. Karena penasaran, Kunti mencoba mantra tersebut dan memanggil dewa Surya. Ketika Surya menampakkan diri didepannya, Kunti terpesona. Karena terikat mantra Durvasa, Surya memberinya seorang anak secemerlang dan sekuat ayahnya, walaupun Kunti sendiri tidak menginginkan anak. Dengan kesaktian Surya, Kunti tetap tidak ternodai keperawanannya. Sang bayi tidak lahir dari kemaluannya Dan bayi tersebut adalah Karna. Dia lahirr dengan baju besi dan anting-anting akti yang melindunginya.
Baris 177:
Kunti berada dalam posisi yang memalukan, sebagai seorang ibu seorang anak tanpa ayah. Karena tidak mau menanggung malu ini, ia meletakkan Karna ke dalam keranjang dan menghanyutkannya bersama dengan perhiasannya (mirip dengan kisah Nabi Musa), berdoa agar bayi tersebut selamat.
Bayi Karna terhanyut di sungai dan ditemukan oleh seorang kusir kereta bernama Adhiratha. Adhiratha dan istrinya Radha membesarkan Karna sebagai anak sendiri dan memberinya nama Basusena karena baju besi dan antingnya. Adhiratha
Kini Karna berada di hadapan Arjuna. Arjuna dan keempat saudaranya tidak tahu kalau Karna adalah kakak kandung mereka, lain ayah.
Karna menantang Arjuna. Tanpa sepengetahuan Pandawa dan Korawa, Karna adalah juga murid Dorna, namun dia dididik di tempat terpisah.
Pertanding berlangsung. Karna dapat mengimbangi semua keahlian Arjuna. Untuk menentukan pemenang yang sesungguhnya, Karna menantang Arjuna untuk bertempur satu lawan satu di mana kemenangan salah satu pihak ditentukan dengan kematian lawannya. Dengan alasan bahwa Karna berasal dari kasta yang lebih rendah dari Arjuna, Dorna menolak usul Karna tersebut. Duryodhana, sulung Korawa juga raja Hastina yang memang menyimpan iri dan takut kepada Pandawa seketika memberikan tahta kerajaan Anga salah satu daerah takukannya pada Karna. Seketika derajad Karna naik, menjadi seorang raja. Dengan demikian Karna pantas menantang Arjuna berduel sampai mati. Hadiah dari Duryodhana ini menanamkan kesetiaan Karna pada Korawa. Tapi, karena sesuatu hal duel tersebut tetap tidak terwujud. Namun, bibit permusuhan antara keduanya telah tertancap hingga berakhir dengan kematian Karna di Perang Bharata Yuda kelak.
Korawa bersama Sangkuni merumuskan rencana untuk menyingkirkan pandawa. Mereka mengajak Pandawa bermain dadu. Yudistira menyanggupi. Tapi, Pandawa bermain curang, sehingga Yudistira selalu kalah. Sampai akhirnya tahta pun dipertaruhkan. Yudistira kalah lagi. Korawa menjarah istana Amarta, sampai-sampai Sengkuni serta Dursasana melecehkan Drupadi dan Kunti dilecekan. Kunti mengutuk, tidak akan memakai kemben sebelum mendapatkan kulit Sengkuni. Sedang Drupadi ersumpah, tidak akan menanggul rambutnya, kecuali dengan darah Dursasana.
Bima dan Arjuna mengamuk. Korawa kocar-kacir.
Setelah mengadakan perdamaian, Korawa mengundang Pandawa berunding soal pembagian wilayah kerajaan.
Pandawa dating. Korawa menambut dengan meriah, menjamu dengan makanan, minuman dan tarian. Tanpa disadar Pandawa, ternyata makanan dan minuman sudah ditaburi obat tidur. Para Pandawapun tertidur, kecali Bima. Korawa membakar Bale sigala-gala. Bima ngamuk, namun api semakin besar, pandangan mata terhalang asap Korawa melarikan diri.
Baris 195:
Bima menyelamatkan saudara-saudaranya, namun sudah menemukan jalan keluar. Pada saat yang kritis itu, muncullah seekor arangan putih(Sejenis muang). Binatang jilmaan itu membua terowonganbawah tanah, mengajak Pandawa menyelamatkan diri lewat terowongan bawah tanah. Mereka selamat. Garangan putih adalah penjelmaan seorang dewa
Korawa mengira pandawa sudah tewas. Mereka berpesta pora.
Jauh di perut bumi terdapat kerajaan SAPTAPERTALA kerajaan ular. Prabu Antaboga rajanya berjud seekor ular naga sedang dihadap putrinya, Dewi Nagagini. Sang Dewi mengaku telah bermimpi ketemu seorang ksatria tangguh, bernama Bima.
Baris 201:
Antaboga pergi mencari ksatria yang dimaksud. Bertemulah dia dengan Bima dan saudara-saudaranya. Bima lantas dinikahkan dengan Nagagini (Kelak melahirkan Antareja).
Arjuna sedang mencari air, ditemani para Punokawan.
Setelah makan, Sagotra mencari Arjuna. Terjadi perang tanding. Namun sebelum pertarungan berakhir, Arjuna melompat mundur, lalu mengatkan kalau dia tidak enar-benar menggoda isterinya. Dia tahu wanita itu belum bisa mencintai Saotra, dengan ulahnya, maka wanita itu berlingdung pada suaminya, dengan demikian dia sudah bisa benare-benar mencintaiSagotra. Sagotra sadar dan berterimakasih pada Arjuna. Kelak dia akan membantu Arjuna dalam perang. Arjuna menyambut dengan senang hati. Arjuna kembali setelah mendapat air sakti dari sendang.
Arjuna sampai pada saudara-saudaranya. Mereka kemudian makan dan
Pandawa pun pergi ke Wirata Drupadi isteri Yudistira ikut serta. Dengan menyamar sebagai orang desa, Pandawa memasuki istana Wirata, dimana Prabu Matswapati bertahta. Pandawa berharap dapat diterima menjadi abdi kerajaan Wirata.
Mereka datang ke Istana Wirata tidak berbarengan, tapi satu persatu.
•Yudistira menyamar menjadi Brahmana dengan nama
•Bima menyamar dengan nama Bilawa, ditugaskan sebagai tukang jagal, dan juru masak Istana. Akrab dipanggil dengan panggilan Jagal Abilawa.
•Arjuna menyamar sebagai guru tari di keputren Wirata, dengan nama Kandi Wrehatnala. Dalam penyamaran ini Arjuna berdandan layaknya seorang waria.
•Nakula
•Sadewa menjadi Tantripala, bertugas mengembala ternak sapi
•Dewi Drupadi istri Yudistira menyamar menjadi Nyai Salindri mendapat tugas sebagai juru rias istana.
Pada masa
Huru-hara terjadi di Wirata. Kicakarupa, Rupakenca dan Rajamala melakukan kudeta, minta dengan paksa agar Prabu Matswapati turun dari tahta
Pemilik jago yang menang layak menjadi Raja Wirata. Kicakarupa, menentukan adiknya Rajamala, untk menjadi jagonya. Sedangkan Prabu Matswati belum menemukan jagonya. Adu jago itu direncanakan satu pekan lagi. Prabu Matswapati minta pendapat Kangka siapa yang pantas dijadikan jago Wirata. Kangka mengusulkan Jagal Abilawa. Prabu Matswapati setuju.
Di hari yang ditentukan Rajamala dan Bilawa pun bertanding. Rajamala sulit untuk ditundukkan.Suatu saat Rajamalapun lengah, Bilawa mencengkeram dan merobek dada dan perut Rajamala, hingga
Rajamala tewas kembali dalam adu jago melawan
Prabu Susarma, sekutu Kicaka dari negeri Trigarta terkejut mendengar berita itu. Prabu Susarma tidak terima dengan kematian Kicakarupa dan kedua adiknya. Prabu Susarma menjumpai sekutunya yang lain, yaitu Prabu Duryodana dari negeri Hastinapura, mereka bersatu untuk menghancurkan Wirata.
Kesatria Wirata, Seta,
Pasukan Trigarta dan Hastinapun sampai di batas Negeri Wirata. Terjadilah peperangan yang luar biasa. Peperangan pada mulanya berjalan berimbang. Namun dengan penambahan pasukan yang terus menerus dari negeri Hastina, pertahanan Wirata pun jebol.
Pasukan Wirata dapat diundurkan dari medan laga.Melihat keadaan itu,
Sementara itu di Istana Wirata, Prabu Matswapati, sedang berbincang-bincang dengan Penasehatnya,Tanda Dwijakangka. Prabu Matswapati memperkirakan peperangan antara Wirata dengan Trigarta dan Hastina, pasti dimenangkan oleh Wirata. Dan orang yang bisa mengusir masuh dari Wirata pasti Utara. Tanda Dwijakangka, memberi jawaban, bahwa Pasukan Wirata telah berhasil mengalahkan pasukan dari Trigarta dan Hastinapura. Tetapi satria yang berhasil mengundurkan musuh adalah Kandhi Wrehatnala. Mendengar itu, Prabu Matswapati marah bukan kepalang. Tutup dadu yang berada di dekatnya, diambilnya, dan dipukulkan ke muka Tanda Dwijakangka. Darah segar mengucur dari hidung dan mulut Kangka. Tapi, darah itu berwarna utih. Semuanya kaget.
Tidak lama kemudian datanglah Utara memasuki ruangan ayahnya. Ayahnya senang menyambut Utara sebagai pahlawan Wirata. Tetapi Utara menolaknya, karena yang berhasil mengundurkan pasukan Trigarta dan Hastina bukan Utara tetapi Kandhi Wrehatnala (Arjuna). Sedangkan
Semua penyamaran yang dilakukan oleh Pandawa selama ini, sekarang terbuka sudah.
Baris 263:
Dalam perang Baratayuda Arjuna menjadi senopati Agung Pandawa yang berhasil membunuh banyak satriya Kurawa dan juga senotapi-senopati lainnya. Yang tewas di tangan Arjuna antara lain Raden Jayadrata yang telah membunuh putra kesayangannya yaitu Abimanyu, Prabu Bogadenta, Raden Citraksa, Raden Citraksi, Raden Burisrawa, dan Adipati Karna.
DalaM PERANG Bharata Yuda, Arjuna pegang peran penting dan kunci kemenangan Pandawa atas Korawa. Dia berhasil mengalahkan senapati Hastina yang paling kuat, yaitu Karna. Setelah karna tewas, barulah ia mengerti kalau kara adalah kakak pertamanya, yaitu putra Kunti dari ayah yang lain. Semuanya sedih. Tidak hanya Karna, tai juga guru mereka, kakek tersayang (Bisma) dan putra-putra Pandawa.
Setelah Perang Baratayuda berakhir, Dewi Banowati yang memang telah lama menjalin kasih dengan Arjuna kemudian diperistrinya.
Saksikan Arjuna, hanya di MNC TV, Televisi Keluarga Anda yang Makin Indonesia, Selalu di Hati, dan Makin Asyik Aja.
|