Sejarah Kalimantan Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di Abad +pada Abad, -di abad +pada abad, -Di abad +Pada abad, -Di Abad +Pada Abad) |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 45:
* [[1596]], [[Belanda]] merampas 2 perahu lada dari Banjarmasin yang berdagang di [[Kesultanan Banten]].
* [[14 Februari]] [[1606]], [[Ekspedisi]] Belanda dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin, karena perangainya yang buruk Michaelszoon tewas terbunuh.
* [[1612]], [[Belanda]] menembak hancur Istana Raja di [[Kuin]], sehingga ibukota kerajaan dipindahkan dari Banjarmasin ke daerah [[Kayu Tangi]], kota baru ini diberi nama [[Martapura]] oleh Sultan Mustainbillah.<ref>{{id}} {{cite book|pages=86|url=http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA88&dq=sultan%20adam&pg=PA86#v=onepage&q=sultan%20adam&f=false |authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia|publisher=PT Balai Pustaka|year=1992|isbn=979-407-409-8}}ISBN
* 1620 – 1637, masa pemerintahan Ratu Agung dengan gelar Sultan Inayatullah (Raja V).
* 1634, VOC-Belanda mengirim 6 kapal dibawah pimpinan Gijsbert van Londensteijn kemudian ditambah beberapa kapal di bawah pimpinan Antonie Scop dan Steven Batrentz.
Baris 64:
* 1680–1700, masa pemerintahan Sultan Amrulllah Bagus Kasuma (Suria Angsa) kembali, sedangkan adiknya menjadi Sultan Negara (bekas Negara Daha) bergelar Suria Negara.
* [[1714]], Kapten [[Daniel Beeckman]] mengunjungi Banjar ([[Kuin]]).<ref>{{en}} {{cite book|pages=49 |url=http://books.google.co.id/books?id=NF0VAAAAQAAJ&dq=benjar&pg=PA49#v=onepage&q=benjar&f=false|title=A plan for extending the commerce of this kingdom, and of the East India company|first=Alexander |last=Dalrymple|year=1769}}</ref>
* 1720-an Banjarmasin memiliki pelabuhan perdagangan yang setara dengan Makassar.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=hDcoMjdAymwC&lpg=PA28&dq=1747%20banjarmasin&pg=PA28#v=onepage&q=1747%20banjarmasin&f=false {{en}} G. J. Knaap, Heather Sutherland, Monsoon traders: ships, skippers and commodities in eighteenth-century Makassar, KITLV Press, 2004 ISBN
* 1700–1734, masa pemerintahan Sultan Ilhamidullah (Sultan Kuning).
* 1733, panglima perang anak buah dari La maddukelleng gagal merebut Banjarmasin.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=D-Tka8Zv6qIC&lpg=PA149&dq=1747%20banjarmasin&pg=PA149#v=onepage&q=1747%20banjarmasin&f=false {{id}} Merle Calvin Ricklefs, Sejarah Indonesia modern 1200-2004, Penerbit Serambi, 2005 ISBN
* [[1734]]-[[1759]], masa pemerintahan Sultan [[Tamjidillah I]] di [[Martapura]].
* [[1734]], VOC-Belanda membuat perjanjian monopoli lada dengan Sultan Banjar dan mendirikan benteng di Banjarmasin.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=jeC7B8RjuX8C&lpg=PA38&dq=1747%20banjarmasin&pg=PA38#v=onepage&q=1747%20banjarmasin&f=false {{id}} Gamal Komandoko, Ensiklopedia pelajar & umum: buku serba tahu tentang pengetahuan umum Indonesia dan dunia untuk pelajar, mahasiswa dan umum, Pustaka Widyatama, 2010 ISBN
* 1734, Puana Dekke meminjam tanah di wilayah Tanah Kusan kepada Sultan Tamjidullah I yang dinamakan kampung Pagatan, kemudian Sultan Sulaiman menganugerahi gelar kapitan (panglima) kepada Hasan La Pangewa, yaitu Kapitan Laut Pulo sebagai raja pertama [[Kerajaan Pagatan]].
* 1750, Ketua Dewan Mahkota Pangeran Suryanata (sepupu Sultan Sepuh) mangkat di Martapura, kemudian almarhum digantikan oleh puteranya, Pangeran Prabukusuma sebagai ketua Dewan Mahkota Kesultanan Banjar.
* 1759–1761, masa pemerintahan Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah dengan gelar Sultan Muhammadillah, mangkat tahun 1761.<ref>{{cite book|pages=72 |url=http://books.google.co.id/books?id=cAyEYpbYUrsC&lpg=PA72&dq=orang%20banjarmasin&pg=PA72#v=onepage&q=orang%20banjarmasin&f=false|title=Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia|volume=1|authors=R. Soekmono|publisher=Kanisius|year=1973|isbn=9794132918}}ISBN
* Tahun 1747, Belanda menduduki Banjarmasin.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=QtmeRZI7ejUC&lpg=PA95&dq=saidillah%20sultan%20banjarmasin&pg=PA95#v=onepage&q=saidillah%20sultan%20banjarmasin&f=false {{id}} Edi Songo, Genius Senior, WahyuMedia ISBN
* 1761–1801, masa pemerintahan Sultan [[Tahmidullah II]]/Sunan Nata Alam.
* 1762, Saudara Sultan Nata yang bernama Pangeran Prabujaya dilantik sebagai mangkubumi oleh Dewan Mahkota Kesultanan Banjar.
* 1767, Pangeran Sulaiman dilantik sebagai Sultan (Muda) Sulaiman II.
* 1780, Ratu Intan I menjabat Raja negeri Cantung dan Batulicin, sedangkan Pangeran Prabu menjadi raja negeri Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan Cengal serta Pangeran Layah menjadi raja negeri Buntar Laut.<ref name="tijdschrift"/>Kota Banjarmasin di bawah otoritas Pangeran Dupa, putera
* 1782, Pangeran Adam dilantik sebagai Sultan (Muda) Adam.
* [[1785]], Sepuluh [[pambakal]] di Amuntai dibebaskan dari pajak hingga anak cucunya karena telah berjasa melawan laskar yang dipimpin Pangeran Surya dan Pangeran Ahmad, saudara tiri [[Sunan Nata Alam|Sultan Nata]]. Keturunan dari sepuluh datu ini disebut golongan [[anak cucu orang sepuluh]].<ref>http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf</ref>
* [[1786]], Pangeran Amir ([[raja Kusan]]) tertangkap VOC Belanda.
* [[14 Mei]] [[1787]], [[Pangeran Amir]]
* [[13 Agustus]] [[1787]], Sultan Tamjidullah I membuat kontrak perjanjian dengan VOC-Belanda.
* [[1792]], VOC menempatkan administrasi sipil (onderkoopman) di Banjarmasin seperti sebelumnya.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/voc1792.html?zoomview=1|title=VOC civil administration in Indonesia, 1792|publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011}}</ref>
* 24 April 1792, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] membicarakan harga barang-barang yang ditukar antara kedua pihak, serta keluhan bahwa hak Sultan atas separuh cukai tidak mau dibayar oleh Fetor setempat.<ref>[http://mcp.anu.edu.au/N/SRN_bib.html#D40 Surat Beriluminasi Raja Nusantara]</ref>
* 7 Oktober 1792, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] bahwa tugasnya sudah dijalankan sesuai dengan perjanjian, yaitu setiap kepala yang ditunjuk akan membuka kebun lada. Tiap kebun itu dikerjakan oleh 50 orang. Kalau tidak mengerjakan pekerjaan itu, mereka akan dihukum dengan hukuman berat. Juga dinyatakan bahwa mereka sudah menerima kiriman 10 tong obat bedil dan Raja Banjar juga minta dikirimi kertas air emas 12 lembar.
* 20 November 1794, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] tentang penyerangan yang diderita dari orang Pasir dan Kutai. Banyak rakyat dibunuh, yang lain dipaksa mendirikan benteng. Sultan menanti perintah dari Kompeni. Harapannya agar Gur. Jen. menulis surat kepada Sultan Pasir untuk mengajak damai. Kalau ditolak, rencananya Pasir akan diserang dari laut oleh Belanda dan dari darat oleh Banjar. Juga diberitahukan tentang kebun lada yang sedang dikerjakan.
* 17 Mei 1796, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] tentang pemberitahuan bahwa Sultan sudah menerima bingkisan, yang isinya didaftarkan satu per satu.
* 1797, Pangeran Antasari dilahirkan.<ref>{{id}} {{cite book|pages= |url=http://books.google.co.id/books?id=prJr7nD9YO0C&lpg=PT27&dq=antasari&pg=PT27#v=onepage&q=antasari&f=false |title=Kisah Heroik Pahlawan Nasional Terpopuler|publisher=Galangpress Group|isbn=6028620106}}ISBN
* 1801–1825, masa pemerintahan Sultan [[Sulaiman dari Banjar|Sulaiman Saidullah II]].
* 19 Mei 1809, Gubjen. Hindia Belanda [[Herman Willem Daendels]] memerintahkan meninggalkan Banjarmasin karena dianggap tidak menguntungkan.<ref>{{nl}} (1861){{cite book|pages=226|url=http://books.google.co.id/books?id=sAxBAAAAcAAJ&dq=Iets%20Over%20De%20Munten%20Van%20Bandjarmasin%20En&pg=PA226#v=onepage&q=Iets%20Over%20De%20Munten%20Van%20Bandjarmasin%20En&f=false |title=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië|volume=23|issue=1-2}}</ref>
* 1815–1816, Inggris menguasai [[Maluka Baulin, Kurau, Tanah Laut|Maluka]], [[Liang Anggang, Bati-Bati, Tanah Laut|Liang Anggang]], [[Kurau, Kurau, Tanah Laut|Kurau]] dan Pulau Lamai dibawah [[Alexander Hare]] yang menjadi ''Resident-commissioner'' sejak 1812. Kelak dinamakan [[Distrik Maluka]]<ref>{{id}} {{cite book|pages=137|url=http://books.google.co.id/books?id=nLOhIR3-TiMC&lpg=PA137&dq=borneo%20selatan&pg=PA137#v=onepage&q=borneo%20selatan&f=true |first=Rosihan |last=Anwar|title=Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia|volume=2|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2004|isbn=979-709-141-4}}ISBN
* 7 Oktober 1823, [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] mengirim surat kepada Gubjen. [[G.A.G.Ph. van der Capellen]] menyatakan bahwa Mangkubumi bersedia diangkat sebagai kepala pemerintah Banjar dan telah bersumpah sesuai dengan perjanjian antara Kompeni dan negeri Banjar.
* 1823, Pemerintah pusat Hindia Belanda melantik Pangeran Husin dengan gelar [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] sebagai mangkubumi menggantikan [[Ratoe Anom Ismail]].
Baris 104:
* 1849, Berdasarkan Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849 dibentuk wester-afdeeling van Borneo dan zuid-ooster-afdeeling van Borneo<ref>{{nl icon}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=KJFBAAAAYAAJ&dq=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen%2C%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&pg=PA55-IA22#v=onepage&q=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen,%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&f=false |authors=Nederlandisch Indië|title=Staatsblad van Nederlandisch Indië|publisher= s.n.|year=1849}}</ref>
* 1851, [[Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana]] mangkat digantikan Pangeran Tamjidullah II sebagai mangkubumi (kepala pemerintahan).
* 1852, [[Abdur Rahman dari Banjar|Sultan Muda Abdul Rahman]] mangkat karena diracun diduga atas perintah [[Pangeran Prabu Anom]].<ref>{{id}} {{cite book|pages=41 |url=http://books.google.co.id/books?id=NjBc79jjRx4C&lpg=PA41&dq=Sultan-moeda%20bandjarmasin&pg=PA41#v=onepage&q&f=false|title=Bulan jingga dalam kepala: novel|first=M. Fadjroel |last=Rachman|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2007|isbn=9792228764}}ISBN
* 1852, Surat Sultan Adam kepada [[Hidayatullah II dari Banjar|Gusti Andarun]] tentang pemberian ''tanah badatu'' (tanah lungguh) dan penunjukkannya sebagai pengganti almarhum [[Sultan Muda]] [[Abdur Rahman dari Banjar|Abdul Rahman]]. <ref>[http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2008/02/13/surat-wasiat-sultan-adam-untuk-pangeran-hidayatullah/ Surat Wasiat Sultan Adam Untuk Pangeran Hidayatullah ]</ref>
* 8 Agustus 1852, pemerintah kolonial Hindia Belanda (dengan sengaja secara salah) melantik Pangeran Tamjidillah II sebagai [[Sultan Muda]] Kesultanan Banjar, dan sekaligus tetap menjabat [[Mangkubumi]]. Pelantikan ini ditolak Sultan Adam yang mencalonkan Pangeran Hidayatullah II sebagai [[Sultan Muda]] dan Pangeran Prabu Anom sebagai mangkubumi.
* 1855, Secara diam-diam Sultan Adam melantik [[Pangeran Prabu Anom]] sebagai [[Raja Muda]] Kesultanan Banjar dan memecat Pangeran Tamjidillah II sebagai mangkubumi.<ref>{{id icon}}{{cite book|pages=275|url=http://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&lpg=PA276&dq=balangan&pg=PA275#v=onepage&q=balangan&f=false|fisrt=Marwati Djoened |last=Poesponegoro |coauthors=Nugroho Notosusanto|location= Indonesia|title= Sejarah nasional Indonesia: Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19|publisher= PT Balai Pustaka|year= 1992|isbn= 979-407-410-1}}ISBN
* 1855, Pemekaran dan pembentukan beberapa afdeeling baru<ref>{{nl}} {{cite book|pages=241 |url=http://books.google.co.id/books?id=0GM-AAAAcAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA241#v=onepage&q&f=false |title=Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz|volume=1|author=J. B. J Van Doren|publisher=J. D. Sybrandi|year=1860}}</ref>
* 30 April 1856, Belanda menerima konsesi tambang batu bara yang ditandatangani Sultan Adam.
Baris 118:
{{col-css3-end}}
=== Masa Perang Banjar ===
==== Tahun 1859 ====
Baris 125:
* 2 Februari 1859, kedatangan bantuan tentara Belanda dengan Kapal Arjuna, namun 3 hari kemudian dipulangkan lagi ke Batavia.
* Februari 1859, Ratu Kemala Sari dan anak-anaknya menyerahkan kerajaan dengan Pangeran Hidayatullah.
* [[18 April]] [[1859]], pecahnya [[Perang Banjar]], Pasukan Antasari dengan 300 prajurit menyerang tambang batubara milik Belanda di [[Pengaron, Banjar|Pengaron]].<ref>{{id}} {{cite book|pages=54 |url=http://books.google.co.id/books?id=q7C2eJUfBycC&lpg=PA54&dq=antasari&pg=PA54#v=onepage&q=antasari&f=false |title=Kisah 124 pahlawan & pejuang Nusantara|first=Gamal |last=Komandoko|publisher=Pustaka Widyatama|year=2006|isbn=9796610906}}ISBN
* 29 April 1859, tambang batu bara Oranye Nassau diserbu.
* 1 Mei 1859, pasukan Antasari menyerang tambang batu baru Juliana Hermina, serangan di Kalangan, Banyu Irang dan Bangkal dipimpin Pangeran Arya Ardi Kesuma.
Baris 185:
* 21 April 1861, Pertempuran benteng [[Amawang]], 2 tahun Perang Banjar, dipimpin Tumenggung Antaludin dan Demang Lehman, tewasnya Von Ende.
* 23 April 1861, serangan di [[Bincau, Martapura, Banjar|Bincau]].
* April 1861, penangkapan dan hukuman mati untuk Pangeran Kasuma Ningrat (paman Pangeran Hidayat), Kyai Nakut dan Pambakal Matamin serta pertempuran di [[Binuang, Tapin|Binuang]], Tumpakan Mati, Karang Jawa, Kandangan dan [[Distrik Negara|Nagara]].<ref name="Verzameling">{{nl}}{{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=Os9SAAAAcAAJ&dq=DJAIJA%20PAMENANG&hl=id&pg=PA13#v=onepage&q=DJAIJA%20PAMENANG&f=false |Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin|publisher=Ter Landsdrukkerij|year=1865}}</ref>
* [[4 Mei]] [[1861]], pertempuran Paringin antara pasukan Antasari melawan Belanda.
Baris 228:
* 22 Februari 1862, tertangkapnya Ratu Siti serta dibawanya Pangeran Wira Kasuma ke Banjarmasin.
* 28 februari 1862, Pangeran Hidayatullah masuk Martapura menemui Ratu Siti di pendopo ''Regent'' Martapura.
* 3 Maret 1862, Pangeran Hidayatullah dibawa dengan Kapal Bali menuju Batavia, dikawal ''Kontrolir'' Kuin Letnan Verstege.<ref>[http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2008/02/11/sekilas-riwayat-hidup-pangeran-hidayatullah/
* [[14 Maret]] [[1862]] (13 Ramadhan 1278 H), [[Pangeran Antasari]] dinobatkan sebagai [[Panembahan]] Amiruddin Khalifatul Mukminin, sebagai kepala pemerintahan, pemimpin agama, dan panglima tertinggi pengganti [[Sultan Banjar]].<ref>{{id}} {{cite book|pages=17 |url=http://books.google.co.id/books?id=biTiJ0SuMuQC&lpg=PP31&dq=pangeran%20antasari&pg=PP29#v=onepage&q=pangeran%20antasari&f=false |title=Tapak-tapak pejuang: dari reformis ke revisionis (Seri khazanah kearifan)|first=A Suryana |last=Sudrajat|publisher=Erlangga|year=2006|isbn=9797816109}}ISBN
* 11 Oktober 1862, wafatnya Pangeran Antasari di Tanah Kampung Bayan Begok Sampirang, Murung Raya.<ref>{{id}} {{cite book|pages=6 |url=http://books.google.co.id/books?id=9HoORATgVd8C&lpg=PA6&dq=antasari&pg=PA6#v=onepage&q=antasari&f=false|title=100 Pahlawan Nusantara: Mengenal Dan Meneladani Para Pahlawan Melalui Kisah Perjuangan Mereka Dalam Mewujudkan Dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia|publisher=AgroMedia|isbn=6028526347}}ISBN
* 1862 – 1905, masa pemerintahan Sultan Muhammad Seman.
* 19 Oktober 1863, tertangkapnya Sultan Kuning.
Baris 270:
* 1937, Dewan rakyat terdapat di Banjarmasin dan Barabai<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/councilnei1937.html?zoomview=1|title=Representative councils in the Netherlands Indies, 1937 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=30 August 2011}}</ref>
* 1938 – 1942, masa Gubernur Borneo dr. [[A. Haga]].
* 1938: Hindia Belanda mendirikan tiga provinsi atas ''eilandgewest'' yaitu Sumatera beribukota di Medan, Borneo beribukota di Banjarmasin, dan Timur Besar beribukota di Makassar.<ref>{{id}} {{cite book|pages=38 |url=http://books.google.co.id/books?id=ANTjlSOpK0cC&lpg=PA38&dq=sejarah%20banjarMASIN&pg=PA38#v=onepage&q&f=false |authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman Kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Belanda|publisher=PT Balai Pustaka|year=1992|isbn=979407411X}}ISBN
* [[25 Desember]] [[1941]], Jepang membom [[Lapangan Terbang Ulin]]
* [[21 Januari]] [[1942]], Jepang menembak jatuh pesawat Catalina milik Belanda di [[sungai Barito]] perairan [[Alalak, Barito Kuala]].
* [[8 Februari]] [[1942]], Jepang memasuki [[Muara Uya, Tabalong]], [[Gubernur Haga]] mengungsi ke [[Kuala Kapuas]] menuju [[Puruk Cahu]].
* [[10 Februari]] [[1942]], tentara [[Jepang]] memasuki Banjarmasin, sejak [[6 Februari]] [[1942]] pemerintahan kota sudah ''vacuum''.
* [[Februari]] [[1942]], dengan persetujuan walikota Banjarmasin H. Mulder dibentuk
* [[12 Februari]] [[1942]], tentara Jepang mengeluarkan maklumat kota Banjarmasin dan daerahnya diserahkan kepada PPC (Pimpinan Pemerintahan
* [[5 Maret]] [[1942]], A.A. Hamidhan menerbitkan surat kabar Kalimantan Raya.
* 17 Maret 1942, Gubernur A. Haga menyerah dengan Jepang di Puruk Cahu, kemudian ditahan di [[Benteng Tatas]].
Baris 292:
* [[November]] [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran Laskar Syaifullah di [[Haruyan, Hulu Sungai Tengah|Haruyan]].
* 9 November 1945, pertempuran di Banjarmasin melawan Sekutu.
* [[20 November]] [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran
* [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran GERPINDOM (Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka) di [[Birayang, Batang Alai Selatan, Hulu Sungai Tengah|Birayang]], Barisan Pelopor Pemberontakan (BPPKL) di [[Martapura, Banjar|Martapura]] dan Banteng Borneo di [[Rantau (kota)|Rantau]], serta Laskar Hasbullah di Martapura, Pelaihari, Rantau dan Hulu Sungai.
* 30 Oktober 1945, penyusupan Hasan Basry dan kawan-kawan dari Surabaya dengan kapal Bintang Tulen.
Baris 341:
* 4 April 1954, pembentukan Panitia Penuntutan Kabupaten Barabai di rumah Asisten Wedana Abdul Muis Ridhani, ditunjuk sebagai ketua adalah A. Zaini.
* 1955–1957, masa Gubernur Raden Tumenggung Arya Milono.
* [[7 Desember]] [[1956]], terbentuknya Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu gabungan dari [[Kotawaringin]], [[Dayak Besar]], [[Daerah Banjar]] dan [[Federasi Kalimantan Tenggara]].
* 1957–1959, masa Gubernur Syarkawi.
* [[23 Mei]] [[1957]], [[wilayah]] Kotawaringin dan Dayak Besar membentuk [[provinsi]] [[Kalimantan Tengah]].
Baris 351:
* 4 Januari 1960, pembentukan Kabupaten Barito Kuala.
* 22 Agustus 1960, pembekuan kegiatan PKI dan ormasnya oleh Kepala Penguasa Perang Daerah Kalimantan Selatan, Brigjen Hasan Basry.
* 3 Juni 1961, pembentukan Panitia Penuntutan Kabuapaten Tanah Laut (Panitia 17) dengan ketua Soeparjan.
* 1-2 Juli 1961, musyawarah besar Tanah Laut menghasilkan pembentukan Panitia Penyalur Hasrat Rakyat Tuntutan Daswati II Tanah Laut yang diketuai H.M.N. Manuar.
* 1963–1963, masa Gubernur Abu Jahid Bustami.
Baris 363:
{{col-css3-begin|2}}
* 1968–1970, masa Gubernur Jasmani.
* 23 Maret 1968, pemberian Gelar [[Pahlawan Nasional]] untuk Pangeran Antasari.<ref>{{id}} {{cite book|pages=12 |url=http://books.google.co.id/books?id=m1mUOLlUhrQC&lpg=PA12&dq=pangeran%20antasari&pg=PA12#v=onepage&q=pangeran%20antasari&f=false |title=Pahlawan Indonesia|publisher=Niaga Swadaya|isbn=979-1481-60-1}}ISBN
* 1970–1980, masa gubernur Subarjo Sosroroyo.
* 10 November 1974 - Oktober 1979, pembangunan [[Masjid Raya Sabilal Muhtadin]].
Baris 372:
* [[10 November]] [[1991]], peresmian [[Museum Wasaka]] oleh [[Gubernur]] Kalimantan Selatan Ir. H. [[Muhammad Said]].
* 23 April 1997, peresmian [[Jembatan Barito]] oleh Presiden [[Soeharto]].
* [[23 Mei]] [[1997]], peristiwa [[Kerusuhan Banjarmasin Mei 1997|Jum'at Kelabu di Banjarmasin]], kampanye pemilu yang berakhir kerusuhan bernuansa SARA/partai.<ref>{{id icon}}{{cite book|pages=185|url=http://books.google.co.id/books?id=bwe42GHDMfIC&lpg=PA197&dq=orang%20banjarmasin&pg=PA185#v=onepage&q=orang%20banjarmasin&f=false |first=Syamsuddin |last=Haris |title=Kecurangan dan perlawanan rakyat dalam pemilihan umum 1997|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1999|isbn= 979-461-313-4}} ISBN
* 1995–2000, masa Gubernur Gusti Hasan Aman.
* 2000–2005, masa Gubernur [[Sjahriel Darham]].
Baris 382:
* [[2005]]-2010, masa Gubernur Rudy Ariffin - H.M. Rosehan NB.
* 25 April 2008, peresmian Jembatan Rumpiang oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di Barito Kuala.
* Oktober 2008, dimulainya pembangunan ''runway'' Bandara Syamsudin Noor menuju Bandara Internasional.
* 11 Februari 2009, pemancangan tiang pembangunan Kantor Gubernur di Banjarbaru.
* 26 Februari 2009, dimulainya pembangunan PLTU di Asam-asam dengan kekuatan 2 x 65 megawatt.
* 27 Mei 2009, pembukaan alur Sungai Barito bebas dari lumpur untuk jalur pelayaran dan pelabuhan.
* 2010-2015, masa Gubernur Rudy Ariffin - Rudy Resnawan.
* 1 Januari 2010, pemberlakuan Perda Pendidikan Al Qur'an bagi seluruh jenjang sekolah di Kalimantan Selatan.
* 24 Juli 2010, pemberian gelar Pangeran kepada Ir. Gt. Khairul Saleh sebagai keputusan Musyawarah Tinggi Adat Banjar.
* 12 Desember 2010, penobatan Ir. Gt. Khairul Saleh sebagai Raja Muda Kesultanan Banjar dengan gelar Pangeran Khairul Saleh.
* 14 Agustus 2011, peresmian Sekretariat Daerah Propinsi Kalimantan Selatan yang baru di kecamatan [[Cempaka, Banjarbaru|Cempaka]] ([[Banjarbaru]]) yang berdiri pada perbukitan dengan ketinggian elevasi 44 meter di atas permukaan laut serta berjarak sekitar 60 km dari tapak kantor lama yang bersejarah sejak masa kolonial berlokasi di titik 0 km Banjarmasin di tepi [[sungai Martapura]].<ref>[http://kalsel.antaranews.com/berita/3447/dewan-jangan-jual-kantor-gubernur
* 10 November 2011, pemberian gelar Pahlawan Nasional bagi KH. DR. Idham Chalid oleh Presiden.
{{col-css3-end}}
|