Pertapaan Santa Maria Rawaseneng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Ign christian (bicara | kontrib)
→‎Pendirian: tdk yakin
Baris 38:
Pertapaan Rawaseneng berawal dari keinginan [[Keuskupan Agung Jakarta#Vikaris Apostolik Batavia/Jakarta|Vikaris Apostolik Batavia]] Mgr. Antonio van Velsen SJ agar Pulau Jawa memiliki biara dari Ordo Trapis (OCSO), dan pada bulan Maret 1928 ia mengirimkan surat yang berisi keinginannya itu kepada Abbas Generalis OCSO di [[Roma]]. Banyak hal, termasuk [[Perang Dunia II]], yang menyebabkan permohonan tersebut membutuhkan proses yang lama. Vikaris berikutnya, yaitu Mgr. Peter Willekens SJ, terus menjalin kontak dengan Generalat OCSO agar permohonan pendahulunya dikabulkan.<ref name=Gunung>{{citation |url=http://www.hidupkatolik.com/index.php/2013/11/25/di-antara-dua-gunung |date=08-04-2007 |title=Di Antara Dua Gunung |author=Paulus Adhitama OFM |publisher=[[Majalah Hidup|hidupkatolik.com]]}}</ref> Mgr. Willekens mengkhawatirkan pandangan rendah masyarakat akan "kerja tangan" yang mengakibatkan adanya "korban pemerasan lintah darat". Oleh karenanya ia berharap bahwa kehadiran para rahib Trapis yang mampu menafkahi diri sendiri dengan kerja tangan dapat menjadi teladan yang baik bagi masyarakat.<ref name=Rahib/>
 
[[Berkas:Rawaseneng Tempo Dulu.jpg|thumb|SekolahKompleks bisnis dan pertanianbangunan di Rawaseneng, {{circa}}masa 1936–1948lampau.]]
 
Di Dusun Rawaseneng, para [[bruder]] [[Kongregrasi Bruder Budi Mulia|Budi Mulia]] (Bruder Santa Maria dari Lourdes) mendirikan Sekolah Pertanian "Helderweirdt" pada tahun 1936.<ref name=Immerzeel>{{nl}} {{citation |url=https://javapost.nl/2012/08/01/rawaseneng-een-boerenstand-in-wording/ |title=Rawaseneng: een boerenstand in wording |date=01-08-2012 |author=Bert Immerzeel |publisher=Java Post}}</ref> "Helderweirdt" terpaksa tutup pada zaman pendudukan Jepang dan menjadi kamp kerja paksa;<ref name=Immerzeel/> kemudian pada tahun 1948 sekolah, beserta dengan asrama, biara dan bangunan gerejanya, hancur karena bentrokan fisik.<ref name=Sejarah>{{citation |url=https://sites.google.com/site/rawaseneng/sejarah |title=Sejarah |publisher=Pertapaan St. Maria Rawaseneng |accessdate=29-04-2016}}</ref> Pada tahun 1950, Pater [[Bavo van der Ham]], [[Trapis|OCSO]] dari [[Biara Koningshoeven]], [[Tilburg]], [[Belanda]] diutus ke Indonesia oleh [[Kapitel (agama)|Kapitel Umum]] OCSO untuk menjajaki kemungkinan didirikannya biara cabang di Indonesia. Setelah meninjau beberapa alternatif lokasi,<ref name=Gunung/> bekas sekolah di Rawaseneng itu diputuskan sebagai tempat yang tepat untuk pendirian biara yang diharapkan, dan pada tahun 1952 abbas Biara Koningshoeven datang sendiri mengunjungi tempat tersebut serta memperoleh persetujuan Kapitel Umum untuk melanjutkan rencana pendirian.<ref name=Rawaseneng>{{en}} {{citation |url=http://www.ocso.org/index.php?option=com_mtree&task=viewlink&link_id=2450&Itemid=88&lang=en |title=Rawaseneng |publisher=Ordo Cisterciensis Strictioris Observantiae |accessdate=29-04-2016}}</ref><ref name=Pujasumarta>{{citation |url=http://www.pujasumarta.web.id/index.php/arsip/3-berita/97-syukur-atas-60-tahun-pertapaan-rawaseneng |title=Syukur atas 60 Tahun Pertapaan Rawaseneng |author=Mgr. [[Johannes Pujasumarta]] |publisher=www.pujasumarta.web.id |accessdate=14-05-2016}}</ref> Kongregrasi Bruder Budi Mulia menghibahkan kompleks bangunan seluas 3 hektar itu kepada mereka.<ref name=Gunung/>