Penyatuan Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 172:
Terdapat tiga peristiwa yang berperan penting dalam penyatuan politik dan administratif Jerman. Peristiwa pertama adalah kematian [[Frederik VII dari Denmark]] tanpa penerus laki-laki, sehingga mengakibatkan [[Perang Schleswig Kedua]] pada tahun 1864. Kemudian, [[penyatuan Italia]] memberikan sekutu baru bagi Prusia untuk berperang melawan Austria dalam [[Perang Austria-Prusia]] pada tahun 1866. Yang terakhir, Perancis - yang takut dikepung oleh Hohenzollern - menyatakan perang terhadap Prusia pada tahun 1870, sehingga memicu [[Perang Perancis-Prusia]]. Melalui gabungan diplomasi dan kepemimpinan politik Bismarck, reorganisasi militer [[Albrecht von Roon|von Roon]], dan strategi militer [[Helmuth von Moltke yang Tua|von Moltke]], Prusia menunjukkan bahwa tidak ada penandatangan [[Traktat Paris (1815)|perjanjian perdamaian tahun 1815]] yang dapat menjamin lingkup pengaruh Austria di Eropa Tengah, sehingga Prusia memperoleh hegemoni di Jerman dan mengakhiri perdebatan dualisme.<ref>Sheehan, hlm. 900–904; Wawro, hlm. 4–32; Holt, hlm. 75.</ref>
 
=== PertanyaanPermasalahan Schleswig-Holstein ===
{{main|Perang Schleswig Kedua}}
 
Episode pertama dalam kisah penyatuan Jerman oleh Bismarck disebabkan oleh [[PertanyaanPermasalahan Schleswig-Holstein]]. Pada 15 November 1863, Raja [[Christian IX dari Denmark]] diangkat menjadi Raja Denmark dan Adipati Schleswig dan Holstein. Pada 18 November 1863, ia menandatangani [[Konstitusi November Denmark]] dan menyatakan [[Kadipaten Schleswig]] sebagai bagian dari Denmark. [[Konfederasi Jerman]] menganggap tindakan ini sebagai pelanggaran [[Protokol London]] 1852 yang menekankan keterpisahan status Kerajaan Denmark dari kadipaten-kadipaten merdeka Schleswig dan Holstein. Selain itu, penduduk Schleswig dan Holstein menghargai pemisahan ini. Konfederasi Jerman dapat memanfaatkan isu etnis di kadipaten-kadipaten tersebut sebagai seruan perang: sebagian besar penduduk Schleswig dan Holstein merupakan etnis Jerman dan berbahasa Jerman dalam kehidupan sehari-hari (walaupun Schleswig juga memiliki minoritas Denmark yang cukup besar). Upaya diplomatik untuk membatalkan Konstitusi November telah gagal, dan peperangan dimulai ketika tentara Prusia dan Austria menyeberang perbatasan dan memasuki Schleswig pada 1 Februari 1864. Awalnya, orang-orang Denmark berusaha mempertahankan negara mereka dengan menggunakan tembok tanah kuno yang disebut ''[[Danevirke]]'', namun tindakan ini tidak berhasil. Denmark tidak dapat mengalahkan tentara gabungan Prusia dan Austria, dan mereka tidak dapat meminta bantuan dari sekutu mereka di [[Skandinavia]] karena Denmark telah membatalkan hak aliansinya dengan melanggar Protokol London. [[Senapan Jarum]], salah satu senapan ''[[bolt-action]]'' pertama yang digunakan dalam perang, membantu Prusia dalam perang ini dan [[Perang Austria-Prusia]] dua tahun kemudian. Senapan ini memungkinkan tentara Prusia menembak lima kali sembari berbaring, sementara senapan jenis sebelumnya hanya dapat menembak satu kali dan perlu diisi ulang saat berdiri. [[Perang Schleswig Kedua]] berhasil dimenangkan oleh tentara gabungan Prusia dan Austria, dan kedua negara memperoleh wilayah Schleswig dan Holstein berdasarkan [[Traktat Wina (1864)|Traktat Wina]] yang ditandatangani pada 30 Oktober 1864.<ref>Holt, hlm. 75.</ref>
{{clr}}