Ibnu Munzir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: minor cosmetic change
Chummpkin (bicara | kontrib)
Pencalonan Ibnu munzir sebagai Calon Gubernur Sulawesi Barat
Baris 2:
 
== Biografi ==
Drs. H. Ibnu Munzir adalah putra salah seorang ulama besar daridi Makassar, Kyai Haji Bakrie Wahid. Namun,(Bpk berayahKyai seorangDaeng ulamaNaba) besarLahir tidak1960 berartidan Munzirmenjadi tidak bisa memilih politik sebagai jalan hidupnya sendiri, meski tetap dilandasi dasar keagamaan yang kuat. Bergabung dengan partai berlambang beringin, politisi kelahiran Jeneponto, Sulawesi Selatan ini maju dalam pemilihan calon legislatifanggota DPR pada 2004. Saat itu menjadi calon nomor 10RI dari Golkar,Partai MunzirGOLKAR meraupperiode 20.290 tiket suara dari2009-2014 daerah pemilihan SulselSulawesi IBarat, ataumencakup sekitarwilayah 2.2Kabupaten persenPolewali totalMandar, suaraKabupaten untukMajene, partainya;Kabuaten jumlahMamasa, tiketKabupaten yangMamuju, tidakKabupaten cukupMamuju untuk berangkatTengah, kedan SenayanKabupaten bagiMamuju MunzirUtara.
 
Ibnu Munzir pernah menjadi angota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 1992-1997. Mulai duduk di Senayan Jakarta sebagai juru bicara Fraksi Partai GOLKAR di DPR RI. Pada saat menjadi angota DPR RI periode 1999-2004, Ibnu Munzir mengumpulkan tanda tangan perwakilan semua angota Fraksi di DPR RI kala itu untuk mengusulkan Undang Undang Hak Inisiatif Anggota DPR membentuk Provinsi Sulawesi Barat dan sekaligus menjadi Ketua Pansus Undang Undang tersebut.
Belum ingin menyerah, politisi paruh baya kelahiran 1960 ini mencoba peruntungan kembali pada Pemilu 2009. Kali ini Munzir berhasil memperoleh dukungan 41.949 tiket dari daerah pemilihan Sulawesi Barat, termasuk Kabupaten Mamuju Utara, Mamuju, Mamasa, Polewale Mamasa dan Kabupaten Majene. Tiket sejumlah tersebut sudah cukup kuat mengamankan nomor absen legislasi A-275 bagi Ibnu Munzir untuk duduk di Komisi VI DPR RI yang menangani bidang Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM, BUMN, dan Standarisasi Nasional.
 
Periode DPR RI 2009-2014, Ibnu Munzir terpilih kembali menjadi anggota DPR RI dari Dapil Sulawesi Barat. Pada periode inilah, dalam rangka mendorong percepatan pembangunan Provinsi Sulawesi Barat, Ibnu Munzir menjadi pimpinan Pansus dan Ketua Panja Undang Undang Desa yang menjadi dasar Anggaran Dana Desa mencapai 1 Milyar pertahun perdesa seperti saat ini.
Kejujuran dan didikan agama yang kuat dari sang ayah menjadi modal bagi wakil rakyat lulusan IKIP Makassar ini untuk bekerja dan berkarya di Senayan. Alih-alih terlibat korupsi, sebagaimana banyak rekan Dewan dari satu ataupun lain partainya, Ibnu Munzir justru terpilih sebagai salah satu anggota Panitia Khusus yang menangani kasus Bank Century pada 2010 lalu. Berdasar pertimbangan domisili Munzir di Makassar, ia bersama beberapa rekan kerja dalam Pansus tersebut bertugas melacak dan mencari keberadaan Amirudin Rustan.
 
Pernikahan dengan Nuraidah Djamaluddin dua pulu sembilan tahun silam telah membuahkan 2 orang keturunan, mereka adalah Abdul Khalik Iqbal, Fuad Fikri, Nurdiyah Azimah dan Muhammad Rafi Razak.
Dalam kesehariannya bertugas di Senayan, suami Hj. Nuraida Djamaluddin, SH ini juga dipercaya sebagai juru bicara Fraksi Partai Golkar di DPR.
 
Kejujuran dan didikan agama yang kuat dari sang ayah merupakan bekal bagi Ibnu Munzi menapakai karirnya sebagai wakil rakyat, ditengah-tengah gonjang ganjing korupsi. Kita bersyukur sosok Ibnu Munzir mampu menjaga diri dan terus berbuat mempersembahkan yang terbaik untuk Sulawesi Barat.
 
Kini Ibnu Munzir berikhtiar kembali sebagai Calon Gubernur Sulawesi Barat. Ikhtiar ini merupakan bentuk tanggung jawab, karena ia yakin Sulawesi Barat harus dibangun dan masyarakat harus semakin sejahtera.
 
== Pranala luar ==