Tradisi Wor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Afif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Muhammad Afif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Tradisi Wor''' merupakan tradisi dalam budaya Biak yang berhubungan dengan kehidupan religi orang Biak. Menurut para ahli, Tradisi Wor dapat juga disebut sebagai agama. Wor memiliki dua definisi. Pertama, sebagai upacara adat. kedua, sebagai nyanyian adat. Secara simbolis, Wor mengandung makna yang di dalamnya terkandung nilai-nilai budaya dan berfungsi mengatur hubungan mereka dengan Sang Pencipta, antar sesama dan dengan lingkungan alam tempat di mana mereka berada. Tradisi Wor sering diaplikasikan dalam bentuk upacara, nyanyian adat atau folklor dalam budaya orang Biak.<ref>{{Cite news|url=http://1001indonesia.net/wor-kesenian-tradisional-masyarakat-adat-napa-swandiwe-biak-papua/|title=Wor, Kesenian Tradisional Masyarakat Adat Napa Swandiwe, Biak, Papua|last=Editor|date=2017-03-21|newspaper=1001 Indonesia|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref> Dalam bentuk upacara, tradisi ini merupakan upacara sakral karena dianggap berfungsi melindungi seseorang dalam siklus hidupnya (''life cicle rites''). Karena menyangkut siklus hidup, maka rangkaian upacaranya mengikuti tahap perkembangan atau pertumbuhan manusia sejak lahir, mengalami masa kanak-kanak, kemudian menjadi dewasa dan menikah, lalu menjadi orang tua hingga akhirnya meninggal.<ref>{{Cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/2015/10/22/tradisi-wor-di-kabupaten-biak-numfor-provinsi-papua/|title=TRADISI WOR DI KABUPATEN BIAK NUMFOR PROVINSI PAPUA - Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|last=bpnbjayapura|date=2015-10-22|newspaper=Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/2015/10/22/tradisi-wor-di-kabupaten-biak-numfor-provinsi-papua/|title=TRADISI WOR DI KABUPATEN BIAK NUMFOR PROVINSI PAPUA - Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|last=bpnbjayapura|date=2015-10-22|newspaper=Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref>
 
==  Jenis-jenis Wor ==
Tradisi Wor merupakan tradisi siklus kehidupan.<ref>{{Cite news|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/2017/09/19/tradisi-wor-dalam-budaya-orang-biak/|title=TRADISI WOR DALAM BUDAYA ORANG BIAK - Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|last=abdulrazak|date=2017-09-19|newspaper=Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua|language=en-US|access-date=2017-11-01}}</ref><ref>Kapisa, Sam. 1994. “Eksistensi Wor Biak dan Upaya Pelestariannya (makalah). Jayapura: Seminar Jurusan Antropologi FISIP Universitas Cendrawasih</ref> Ada beberapa upacara yang dilakukan terkait hal tersebut, yaitu:
# '''''Wor Fasfesmandwampur'''''. Berasal dari dua kata yaitu ''fasfes'' dan ''mandwam''. Fasfes berarti ikatan. ''Mandwam'' adalah nama kulit kayu yang ditumbuk hingga halus. Wor ini disebut juga ''fasfesepen'' atau ikatan untuk menahan. Dapat juga disebut sebagai ''babyos'' (membalaut). ''Wor Fasfesmandwampur'' adalah suatu ikatan untuk menahan bagian bawah perut seorang ibu yang sedang hamil. Tujuannya adalah untuk melindungi anak yang masih dalam kandungan agar terhindar dari segala gangguan roh halus.
# '''''Wor Fasasnai.''''' Fasasnai berarti memperlihatkan. Disebut juga ''anunbesop'' (membawa atau mengantar anak turun ke bawah) atau ''anun berurido'' (mengantar anak keluar dari kamar). Wor Fasasnai artinya memperlihatkan bayi kepada alam agar penguasa alam dan segala isinya mengenal bayi yang baru lahir. Pada prinsipnya, Wor Fasasnai adalah memperkenalkan bayi kepada kerabat, alam dan pemiliknya baik yang nyata maupun tidak nyata.
Baris 15 ⟶ 16:
 
== Referensi ==
[[Kategori:Budaya Papua]]
[[Kategori:Tradisi]]