Penobatan Paus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-kuna +kuno)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks semi otomatis (-Obyek, +Objek; -obyek, +objek)
Baris 88:
 
Setelah kematian mendadak Yohanes Paulus I selepas 33 hari menjabat, paus baru [[Paus Yohanes Paulus II|Yohanes Paulus II]], lebih memilih menjalani upacara sederhana seperti pendahulunya daripada menghidupkan kembali upacara penobatan paus. Dalam khotbah misa pelantikannya, dia berujar bahwa Paulus VI telah "membiarkan para penggantinya untuk bebas memilih" mengenakan atau tidak mengenakan tiara paus.<ref>Homili Pelantikan Paus Yohanes Paulus II, ''L'Osservatore Romano'' [http://www.catholicculture.org/docs/doc_view.cfm?recnum=1138 (Naskah Homili)]</ref> Lanjutnya pula:
<blockquote>''Paus Yohanes Paulus I, yang kenangannya begitu hidup dalam hati kita, tidak berkeinginan untuk mengenakan tiara; begitu juga dengan penggantinya hari ini. Kini bukan saatnya untuk kembali pada sebuah upacara dan sebuah obyekobjek yang disalahfahami sebagai simbol kekuasaan sementara dari para paus''.</blockquote>
 
Meskipun bagi sebagian pihak ucapan "Kini bukan saatnya" berarti zaman upacara penobatan telah berakhir karena tidak sesuai lagi dengan sensibilitas masa kini, pihak lain yang mengharapkan kembalinya ritual kuno mengartikannya bahwa hari pelantikan Paus Yohanes Paulus II yang hanya beberapa minggu setelah kematian mendadak Paus Yohanes Paulus I juga kurang dari enam minggu setelah pelantikan sebelumnya, bukanlah saat untuk kembali ke upacara penobatan.