Bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi Samudra Hindia 2004: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-kuna +kuno)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
{{terjemah|Inggris}}
 
'''Sumbangan untuk Korban Bencana Alam Tsunami''' adalah respon dunia atas salah satu [[bencana alam]] terbesar pada zaman modern. Pada tanggal [[26 Desember]], [[gempa bumi Samudra Hindia 2004]] terjadi di lepas pantai utara [[Sumatera]], [[Indonesia]] dan mengakibatkan [[tsunami]] yang meluluh-lantakkan daerah pesisir di sepanjang [[Samudra Hindia]]. Negara yang terkena dampak terbesar adalah [[India]], [[Indonesia]], [[Sri Lanka]] dan [[Thailand]]. Lebih dari 280.000 orang tewas, puluhan ribu lainnya luka-luka dan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal. [[Berkas:2004 Indian Ocean earthquake - affected countries.png|thumbjmpl|300px|Negara-negara yang paling terkena pengaruh gempa bumi di Samudra Hindia 2004]]
 
== Situasi kemanusiaan ==
Tsunami menelan banyak korban di antara masyarakat pesisir dan terutama masyarakat nelayan di wilyah peristiwa bencana. Di [[India]] dan [[Thailand]], pemerintah dan organisasi masyarakat berhasil mendaya gunakan sumber daya yang ada dan memberikan respon yang cepat. India juga membantu negara-negara tetangganya. Masyarakat dan pemerintah di [[Sri Lanka]] dan [[Indonesia]] dapat dikatakan kewalahan dalam menghadapi tingginya tingkat kerugian bencana yang terjadi, terutama di daerah-daerah yang tak terjangkau.
 
[[Berkas:2004 Indian Ocean Earthquake relief2.jpg|leftkiri|thumbjmpl|294px|Pengungsi Indonesia menantikan bantuan kiriman pasokan yang sangat dibutuhkan lewat helikopter.]] Tugas pertama dari pemerintah dan lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan adalah menguburkan jenazah korban yang demikian banyaknya demi mencegah [[epidemi]] [[penyakit menular]]. [[Organisasi Kesehatan Dunia]] mengeluarkan peringatan bahwa jumlah kematian akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah seperti [[kolera]], [[difteri]], [[muntaber]] dan ''typhoid'' dapat menyamai jumlah kematian yang diakibatkan langsung oleh bencana itu sendiri. Penyakit-penyakit tersebut kebanyakan disebarkan melalui kotoran manusia dari para korban selamat yang tidak memiliki fasilitas MCK yang memadai, minimnya kondisi di tenda-tenda pengungsian darurat, dan kekurangan air bersih.
 
Banyak sumber air tidak bisa digunakan karena tercampur dengan air laut, rusak akibat kekuatan tsunami, atau teracuni jenazah korban manusia dan hewan ternak, sehingga dibutuhkan peralatan pemurnian air dan pengiriman air minum ke daerah-daerah yang terkena bencana. Prioritas utama lainnya adalah pengiriman persediaan dan personel medis ke rumah sakit-rumah sakit dan klinik-klinik yang kewalahan menangani pasien, tenda darurat dan pakaian untuk korban yang kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya, dan makanan, terutama makanan bayi. Pemerintah beberapa negara juga meminta sumbangan kantung-kantung mayat untuk membantu penanganan jenazah korban.
Baris 26:
 
=== Kritik terhadap tanggapan negara-negara donor ===
[[Berkas:2004 Indian Ocean Earthquake relief1.jpg|rightka|thumbjmpl|290px|Para pelaut [[USS Abraham Lincoln (CVN-72)|USS ''Abraham Lincoln'']] menyiapkan pasokan ulang untuk dijatuhkan lewat udara oleh pesawat-pesawat helikopter AS.]]
 
Tanggal [[27 Desember]], dilaporkan bahwa Wakil Sekretaris Jenderal PBB bidang Urusan Kemanusiaan [[Jan Egeland]] mengatakan kontribusi sumbangan negara-negara kaya sebagai "pelit" [http://washingtontimes.com/national/20041228-122330-7268r.htm], namun kemudian interpretasi yang muncul adalah bahwa perkataannya itu adalah spesifik tentang respon terhadap bencana tsunami. [http://www.nytimes.com/2004/12/29/international/worldspecial4/29aid.html]. Dalam sebuah konferensi pers dikemudian hari, Egeland mengatakan bahwa ucapannya itu samasekali bukan mengenai satu negara tertentu atau mengenai respon terhadap keadaan darurat ini (tsunami), dan bahwa kita masih dalam tahap awal dan respon yang diberikan sejauh ini masih sangat positif ([http://www.reuters.com/newsArticle.jhtml?type=topNews&storyID=7193859]).