Perang Tiga Puluh Tahun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 9:
Fase kedua adalah fase [[Denmark]] (1625-1629), yaitu saat Raja [[Christian IV dari Denmark]] berpartisipasi membela kaum [[Protestanisme|Protestan]]. Sayang jenderal perang [[Liga Katolik (Jerman)|Liga Katolik]], [[Albert dari Wallenstein]], terlalu kuat bagi [[Christian IV dari Denmark|Christian IV]] sehingga Bohemia harus kembali menyaksikan kekalahan Protestan. Selama dua fase ini, yang berlangsung selama 10 tahun, Bohemia akhirnya berhasil dikatolikkan sepenuhnya oleh [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]].<ref name=":Polimpung" />
Pada fase-fase berikutnya angin kemenangan bertiup ke arah [[Protestanisme|Protestan]]. Kedatangan Raja [[Swedia]], [[Gustav II Adolf dari Swedia|Gustavus Adolphus]] di tanah Jerman menandai fase ketiga, yaitu fase Swedia. Dengan membawa [[Denmark]] (lagi), [[Polandia]], [[Finlandia]], dan beberapa negara kecil di [[Baltik]], Raja Gustavus datang untuk membantu Protestan, khususnya saudaranya, [[Adipati Mecklenburg]], yang sedang diasingkan. Fase ini juga ditandai dengan keterlibatan [[Perancis]], melalui Perdana Menteri [[Kardinal Richelieu]], yang membantu [[Swedia]] secara finansial{{efn|Semenjak [[
Masuknya Perancis menandai fase keempat perang ini (1635-1648), sekaligus menandai "internasionalisasi" Perang Tiga Puluh Tahun, yaitu dengan bergabungnya [[Belanda]] (sebagai balas budi saat berperang melawan Spanyol pada 1622), [[Skotlandia]], dan sejumlah tentara bayaran Jerman yang disewa raja-raja Protestan Jerman, untuk memperkuat kubu Uni Evangelis/Protesatan. Perang pada fase ini berlangsung lama, bahkan bisa disebut '<nowiki/>''stalemate'<nowiki/>'' (imbang), di mana tidak ada pihak yang memenangkan peperangan. Keterbatasan logistik dari kedua pihak adalah penyebabnya. Situasi '''stalemate''<nowiki/>' membuat para raja/ratu tidak memiliki pilihan lain selain duduk bersama dan memikirkan perjanjian damai untuk menghentikan perang. Perang telah menghancurkan perekonomian masing-masing pihak, sehingga perdamaian menjadi kepentingan bersama yang mendesak untuk dipenuhi, setidaknya untuk sementara waktu. Perang ini berakhir dengan disepakatinya [[Perdamaian Westfalen|Perjanjian Westfalen]], dengan dua traktat utamanya: [[Traktat Münster]] yang mendamaikan Perancis (dan sekutunya) dengan [[Kekaisaran Romawi Suci|Kekaisaran Agung Romawi]] serta [[Traktat Osnabrück]] yang mendamaikan [[Swedia]] (dan sekutunya) dengan [[Kekaisaran Romawi Suci|Kekaisaran Agung Romawi]].<ref name=":Polimpung" />
==Asal mula perang==
|