Desa ini pernah menjadi kotarajaPusat Kotaraja dari [[KadipatenKerajaan Jipang]] pada pertengahan abad XV yang merupakan Kerajaan vazal (bawahan) [[Kesultanan Demak]] yang lebih di kenal dengan nama Kadipaten Jipang. Salah satu adipatinya yang terkenal adalah Arya Penangsang atau Arya Jipang. KetikaSemasa Arya Penangsang menjadi Penguasa Kesultanan Demak sebagai Sultan Demak V, olehnyaDesa PusatJipang pun menjadi PemerintahanIbukota Kesultanan Demak. Ini adalah perpindahan ibukota Kesultanan yang saatkedua itukalinya beradadimana ketika pada masa Mukmin menjadi Sultan Demak ke IV Ibukota yang semula di Bintoro pindah ke Prawoto (Pati), yang dikenal dengan [[Demak Prawoto]] lalu oleh Arya Penangsang dipindahkan ke Jipang, makasehingga era itu dikenal dengan sebutan [[Demak Jipang]]. Di desa ini masih terdapat beberapa sisa-sisa peninggalan Kerajaan ini dan belum pernah ditelitiantara secara tuntas,lain seperti Petilasan makam tua (dan dikeramatkan) Gedong Ageng dan Santri Sembilan Walisongoyang sudah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai Situs Cagar budaya.
Daerah kekuasaan Jipang pada masa itu meliputi Bojonegoro, Pati, Lasem Rembang dan Blora, sendiri, sampai dengan Jaka Tingkir (Hadiwijaya) merebut takhta Kesultanan Demak dari tangan Arya Penangsang yang membuat hilangnya Kedaulatan Kesultanan Demak dengan berdirinya Kerajaan Pajang. Tempat-tempat ini ramai didatangi peziarah yang berkeinginan mengubah nasib, khususnya hari Kamis.
