Skadron Udara 7: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Firman k (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 34:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Photo 2005428 85451.jpg|thumbjmpl|EC-120 B Colibri Operasional [[Skadron Udara 7]]]]
[[Berkas:Personil Skadron Udara 7.jpg|thumbjmpl|Personil Skadron Udara 7]]
Skadron Udara 7 lahir seiring dengan lahirnya Wing Operasi 004 [[Helikopter]] pada tanggal [[25 Mei]] [[1965]], sebagai wadah bagi pesawat-pesawat Mi-4 dan SM-1 serta semua jenis helikopter Bell sebagai pesawat angkut khusus. Ketika didirikan yang dipercaya untuk memimpin Skadron Udara 7 adalah Letnan Udara Satu Achmad Aulia Suratno dengan perwira tekniknya Letnan Udara Satu Suhardjito. Secara historis terbentuknya Skadron Udara 7 dan Wing Operasi 004 memiliki ikatan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan, sebab keduanya dilahirkan pada waktu yang bersamaan sebagai pengembangan dari [[Skadron Udara 6]] Helikopter. Pada saat itu [[AURI]] menginginkan agar memiliki wadah yang lebih memadai bagi pesawat-pesawat [[helikopter]] yang terus bertambah banyak, sekaligus mampu mengkoordinir berbagai bentuk kegiatan operasi yang semakin kompleks.<ref>[http://galungs8007.blogspot.com/2013/12/sejarah-skadron-udara-7.html "Sejarah Skadron Udara 7"]</ref> Berdasarkan radiogram [[Komando Operasi Angkatan Udara I|Panglima Komando Operasi TNI AU I]] [[Jakarta]] Nomor : TK/616/89/TKT, tanggal [[4 April]] [[1989]] tentang rencana pemindahan markas Skadron Udara 7 dari [[Pangkalan Udara Atang Senjaya|Lanud Atang Sendjaja]] ke [[Pangkalan Udara Suryadarma|Lanud Kalijati]]. Dalam perintahnya disebutkan bahwa proses pemindahan Skadron Udara 7 terbagi dalam tiga gelombang, sebagai upaya untuk menyesuaikan kesiapan fasilitas perumahan dan perkantoran di Lanud Kalijati. Untuk menjaga keamanan baik personil mapun materiil dilaksanakan aflos setiap dua minggu sekali. Tepat tanggal [[17 April]] [[1989]] gelombang pertama boyongan dilaksanakan, dengan menggunakan jalan darat dan udara meliputi satu flight pesawat Huges 500 C sebanyak tiga pesawat, delapan penerbang dan tujuh teknisi sebagai pendukung. Tahap kedua tanggal 11 Juni 1990 diberangkatkan dengan jumlah satu buah pesawat Hughes 500 C dengan 40 personil dan 16 truk untuk mengangkut peralatan perkantoran, pengawal dan pengawas. Sedangkan gelombang ketiga pada tanggal 13 Juni 1990 diberangkatkan seluruh unsur pesawat [[Bell 47|Bell-47 G Soloy]] dan [[Bell 204/205|Bell-204 B Iroquois]] dengan kekuatan 47 personil beserta keluarga dan peralatan rumah tangga lainnya. Dengan demikian resmilah kegiatan “Operasi Boyong 7” yang menandai berakhirnya pengabdian Skadron Udara 7 di [[Pangkalan Udara Atang Senjaya|Lanud Atang Sendjaja]] menempati home base-nya yang baru di [[Pangkalan Udara Suryadarma|Lanud Kalijati]] (sekarang ''[[Pangkalan Udara Suryadarma|Lanud Suryadarma]]'').