Biara (tempat tinggal): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
Ukuran biara berbeda-beda, ada yang berupa tempat tinggal kecil yang hanya cukup untuk menampung seorang rahib saja, atau–dalam kasus [[Monastisisme senobitik|paguyuban]]–berkisar dari satu bangunan tunggal yang cukup untuk menampung satu rahib atau rahibah senior bersama dua-tiga rahib atau rahibah yunior, sampai dengan pemukiman dan perumahan luas yang dapat menampung puluhan hingga ratusan orang. Sebuah kompleks biara biasanya terdiri atas sekumpulan bangunan yang meliputi gedung gereja, ''[[asrama|dormitorium]]'', ''[[klausura|claustrum]]'', ''[[refter|refectorium]]'', ''[[perpustakaan|librarium]]'', ''[[kamar mandi|balnearium]]'', dan ''[[rumah sakit|infirmarium]]''. Bergantung pada lokasi, tarekat, dan pekerjaan para penghuninya, kompleks biara dapat pula diperlengkapi dengan sejumlah bangunan yang digunakan untuk memfasilitasi keswasembadaan dan karya bakti para penghuninya. Bangunan-bangunan ini meliputi ''[[Perawatan paliatif|hospes]]'', [[sekolah]], serta bangunan-bangunan pertanian dan manufaktur seperti [[gudang pertanian|bangsal ternak]], [[besalen]], atau [[pabrik bir|kilang bir]].
 
Dalam bahasa Indonesia, istilah "biara" berasal dari sebutan umum bagi bangunan-bangunan keagamaan non-Islam. Umat Kristen Indonesia menggunakan istilah "biara" sebagai sebutan umum bagi tempat tinggal biarawan-biarawati. Sebutan khusus bagi tempat tinggal biarawan-biarawati yang berkhalwat adalah "pertapaan", sementara tempat tinggal biarawan-biarawati dari tarekat-tarekat [[mendikan]] lazimnya disebut "[[Wisma (biara)|wisma]]". Sebutan khusus lainnya adalah "susteran" (wisma suster), "frateran" (wisma [[frater]]), dan "bruderan" (wisma bruder). Istilah "wisma" juga digunakan sebagai sebutan bagi tempat-tempat retret dan tempat tinggalrumah-rumah paguyuban imam praja.
 
== Etimologi ==