Hukum Sali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 111:
Jabatan penguasa [[United Kingdom of Great Britain and Ireland|British]] and the [[Kingdom of Hanover|Hanoverian]] thrones separated after the death of King [[William IV of the United Kingdom]] and of Hanover, in 1837. Hanover practised Semi-Salic law, but not Britain. Kemenakan perempuan Raja William, [[Queen Victoria|Victoria]], naik takhta menjadi Ratu Britania Raya dan Irlandia, tetapi takhta Hanover jatuh ke tangan saudara Raja William, [[Ernest Augustus I dari Hanover|Ernest, Adipati Cumberland]].
 
Hukum Sali was also an important issue in the [[Schleswig-Holstein Question]] and played a weary prosaic day-to-day role in the inheritance and marriage decisions of common princedoms of the [[List of historic states of Germany|German states]], such as [[Saxe-Weimar]], to cite a representative example. ItAgaknya istidaklah notberlebihan muchjika of an overstatement to saydikatakan thatbahwa kaum bangsawan Eropa confronted Salic issues at every turn and nuance of diplomacy, and certainly, especially when negotiating marriages, for the entire male line had to be extinguished for a land title to pass (melalui pernikahan) ''to a female's husband''—women rulers were anathema in the German states wellsampai into theke modernZaman eraModern.-->
 
Demikian pula jabatan penguasa [[Kerajaan Belanda]] dan [[Luksemburg|Kadipaten Agung Luksemburg]] terpisah pada 1890, manakala [[Wilhelmina dari Belanda|Putri Wilhelmina]] naik takhta menjadi [[ratu]] pertama atas Negeri Belanda. Sisa-sisa pengamalan Hukum Sali tampak pada penyebutan resmi [[penguasa monarki|kepala monarki]] [[Belanda|Negeri Belanda]] sebagai 'Raja' ({{lang-nl|Koning}}), sekalipun yang sedang memerintah bergelar 'Ratu' ({{lang-nl|Koningin}}). Jabatan penguasa Kadipaten Agung Luksemburg beralih ke wangsa lain yang terhitung sebagai kerabat jauh agnatis dari [[Wangsa Oranye-Nassau|wangsa Oranje-Nassau]], yakni [[wangsa Nassau-Weilburg]]. Akan tetapi garis nasab laki-laki dari wangsa Nassau-Weilburg pun mengalami kepunahan setelah kurang dari dua dasawarsa berkuasa. Karena seluruh cabang garis nasab laki-laki dari wangsa Nassau telah punah, [[WilliamGuillaume IV, Grand Duke ofdari LuxembourgLuksemburg|Adipati Agung WilliamWillem IV]] mengadopsi hukum suksesi semi-Sali agar jabatannya dapat diwarisi oleh putri-putrinya.-->
 
== Rujukan dalam karya sastra ==