Johannes Jacobus Wilhelmus Eliza Verstege: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 56:
=== Petisi 100 ===
Pada tahun yang sama, Verstege menjadi calon dalam perhimpuan elektoral Burgerplicht di daftar kandidat yang diusulkan untuk [[Dewan Perwakilan Belanda|Dewan Perwakilan]] namun tak terpilih dengan 7 suara. Pada tahun [[1887]], ia diangkat sebagai anggota pengurus Indisch Genootschap.
Ketika pertemuan Aceh tidak mencapai tujuannya, Verstege membuat rencana untuk petisi umum di [[Staten-Generaal]]. Ia membagikan rancangan petisinya yang menyeluruh dalam selebarannya ''Geloven en hechten wij nog aan onze volkseer?'' (''Masih Percaya dan Setujukah Kita pada Kehormatan Bangsa Kita'') pada tahun 1887. Pada hari [[Kamis]], [[26 Januari]] 1887, ia menyampaikan pidato berjudul ''Een terugblik op Romeins en Frans Algerië als bijdrage ter vergelijking en beoordeling van sommige handelingen en tijdperken uit onze Atjeh-krijg'' (''Kenangan atas Romawi dan Aljazair Perancis sebagai Sumbangan pada Perbandingan dan Penilaian Beberapa Tindakan dan Masa dari Perang Aceh Kita'') dalam pertemuan Koninklijke Vereniging ter Beoefening van de Krijgswetenschap. Kemudian, masih pada tahun itu, ia menerbitkan selebaran tentang komisi beri-beri (pertentangannya dengan mantan ajudan GubJend. [[James Loudon]] yang bernama [[Johannes Isaak de Rochemont]]). Pada tahun kematiannya, bukunya yang berjudul ''Militair historische terugblik bij de 75 jarige gedenkdag van Waterloo: De historische oorsprong en betekenis, de grondslagen en het doel van Legioen van Eer, IJzeren Kruis en Militaire Willems-Orde'' (''Kenangan Sejarah Militer di Hari Peringatan ke-75 Waterloo: Asal-Usul dan Arti Bersejarah, Pendirian dan Tujuan Legiun Kehormatan, Salib Besi dan Orde Militer Willem'') diterbitkan. Buku itu ditutup dengan kata-kata: ''Orang-orang yang terlatih baik dalam jumlah yang cukup dari semua lapisan rakyat adalah penting. Izinkan semua yang terlenakan oleh perdamaian dan kesejahteraan mempelajari kata-kata Raja Willem I, yang ditujukan kepada rakyatnya sesaat sebelum Waterloo: kalian semua, rakyatku! Yang menghuni daerah ini, bukalah hatimu untuk iman dan harapan!''<ref>Algemeen Handelsblad (19-06-1890)</ref>
|