Geografi Laos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-detil +detail )
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Baris 13:
Sungai Mekong tidak dilihat sebagai sebuah halangan, melainkan sebagai penghubung komunikasi. Kesamaan masyarakat dan bahasa antara Laos dan timur laut Thailand, mencerminkan hubungan dekat yang telah terjalin di lingkungan sungai selama berabad-abad. Di samping itu, banyak masyarakat Laos yang tinggal di bantaran sungai Mekong memiliki keluarga dan sahabat yang tinggal di Thailand.
 
Sebelum abad ke-20, daerah kerajaan dan kepangeranan Laos mencakup kedua sisi sungai Mekong, dan pada akhir abad ke-19 Thailand menguasai sisi kiri sungai. Walau sungai Mekong ditetapkan sebagai perbatasan oleh tentara kolonial PerancisPrancis, perjalanan menyeberangi sungai menjadi terbatas setelah pembentukan Republik Demokratik Rakyat Laos pada tahun 1975.
 
Perbatasan timur dengan Vietnam membentang sepanjang 2.130 kilometer, sebagian besar di sepanjang Pegunungan Annam, yang merupakan wujud pembatas antara negeri Vietnam yang secara budaya terpengaruh oleh Tiongkok dengan negeri Laos dan Thailand yang terpengaruh oleh budaya India. Pegunungan ini dihuni oleh suku pedalaman yang terpencar serta tidak mengetahui keberadaan perbatasan ketimbang penduduk Lao yang tinggal di dataran rendah. Oleh karenanya, suku etnik minoritas dapat ditemukan di sisi Laos dan Vietnam. Karena lokasinya yang terpencil, kontak antara kelompok ini dengan penduduk Lao yang berada di dataran rendah hanya terbatas pada perdagangan.
Baris 63:
Selebihnya, perjalanan pada tanah yang datar dilakukan dengan menggunakan kereta lembu atau dengan berjalan kaki. Pegunungan yang curam disertai dengan kurangnya jalan membuat suku pedalaman sepenuhnya mengandalkan keranjang gendong dan kuda sebagai pengangkut.
 
Sistem jalan raya Laos tidak begitu luas. Sebuah jaringan jalan yang bersifat dasar dibangun pada masa kolonial PerancisPrancis dan berlanjut hingga tahun 1950-an berfungsi sebagai penghubung antardesa yang penting, pergerakan barang-barang kebutuhan, serta pemusatan pada pembangunan permukiman baru. Pada pertengahan tahun 1994, perjalanan di sebagian besar daerah merupakan hal yang sulit dan mahal, dan sebagian besar masyarakat Laos hanya bepergian dalam jarak yang singkat. Sejak perbaikan sistem jalan yang dilakukan pada awal dekade 1990-an, maka diharapkan masyarakat akan mudah mendapatkan layanan kesehatan, membawa anak-anak bersekolah di pusat distrik, serta bekerja di luar pedesaan.
 
Pada bulan Oktober 2015, jalan bebas hambatan pertama yang melintasi Laos selesai dibangun, menghubungkan Tiongkok bagian selatan dan Thailand.