Pandanlor, Klirong, Kebumen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-berterbangan +beterbangan) |
||
Baris 33:
Setelah itu kedua pemimpin tersebut mengucapkan ''Besok rejane zaman sebelah selatan saya beri nama Desa Tanggulangin dan sebelah utara saya beri nama Desa Pandan''. Pada waktu itu Desa Pandan belum bernama Desa Pandanlor maka riwayat terjadinya Desa Pandanlor yaitu suatu saat ketika kedua pemimpin tersebut menjalin kekeluargaan atau berumah tangga, kebetulan wanita yang dipersunting kaka adik satu kandung. Jadinya kakak beradik karena mertuanya satu keluarga. Pada suatu hari mereka mengadakan musyawarah sehubungan keduanya telah dianggap menjadi seorang pemimpin ( KADES ) maka keduanya sepakat untuk mencari wahyu kepemimpinan ( Wahyu Kades ).
Kedua orang tersebut berdoa memohon kepeda Allah Swt dengan sangat khusu’ yang akhirnya keduanya diberi firasat/ ilham/perlambang yaitu bunga pandan yang berwarna kuning yang
Kemudian keduanya menunggu di tempat tersebut, yang akhirnya setelah lama menunggu tidak ada apa-apa sehingga keduanya sepakat meriwayatkan bahwa Syeh Abdul Baqi pernah tua mengucapkan ''Besok rejane zaman Desa Tanggulangin sebelah timur saya beri nama Dukuh Tua Buru'' yang disebabkan karena kepemimpinannya lebih tua dan mengejar-ngejar/mburu mburu wahyu yang pada akhirnya jadi nama ''Tua Buru''. Sedangkan Syeh Abunawas pernah muda mengucapkan ''Besok rejane zaman Desa Pandan saya ganti menjadi Desa Pandanlor'' sebab keduanya mengejar-ngejar wahyu yang larinya menuju kearah utara atau dalam bahasa jawa berarti ''lor''
|