Rumah adat Selaso Jatuh Kembar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Mutaya (bicara | kontrib)
editing paragraf dan sumber
Baris 1:
'''Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar''' adalah rumah adat khas Daerah Riau yang berupa balai selaso jatuh. Balai atau rumah adat ini difungsikan sebagai tempat berkegiatan bersama, sebagai tempat pertemuan, namun tidak digunakan sebagai tempat tinggal pribadi. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar dikenal juga dengan sebutan balai penobatan, balirung sari, balai karapatan dan sebagainya. Dulu bangunan ini sangat ramai karena kerap digunakan oleh warga untuk melaksanakan acara-acara adat lokal, seperti musyawarah, penobatan kepala adat, untuk rapat perihal desa dan bahkan untuk melaksanakan upacara adat. Akan tetapi, sekarang semua itu telah digantikan oleh masjid<ref>https://www.scribd.com/doc/281285345/Rumah-Adat-Di-Daerah-Riau-Bernama-Selaso-Jatuh-Kembar</ref>.
 
<br />
 
== Bentuk Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar memiliki bentuk khusus. Bangunan rumah ini memiliki keliling yang selaras antara penyangganya dengan lantai yang lebih rendah. rumah adat ini juga dipercantik dengan berbagai macam ukiran dengan bentuk tumbuhan dan hewan<ref>http://www.bukdeinfo.com/2017/03/rumah-adat-selaso-jatuh-kembar-provinsi.html</ref>. Masing-masing ukiran memiliki makna dan nama yang berbeda-beda. BerikutRumah namaadat Selaso Jatuh Kembar memiliki ukiran di bagian tangga yang disebut dengan lebah bergantung atau ombak-ombak karena bentuknya menyerupai ombak atau bisa dilihat juga mirip dengan lebah-lebah yang bergantungan. Ada juga ukiran yang disebut dengan ukiran melambai-lambai yang berada di bagian rumahatas pintu dan daun jendela. Sedangkan ukiran yang diukir di bagian kisi-kisi pintu dan jendela dinamakan semut beriring karena bentuknya terinspirasi dari cara semut berjalan yang beriringan dan ini memiliki makna mendalam. Persoalan makna akan dibahas kemudian. Selain ukiran yang sudah disebutkan masih ada juga ukiran yang disebut dengan ukiran tiang menggantung di bagian tiang Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar. Bila anda melihat Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar di sana ada bagian yang nampak memanjang atau melengkung, bagian ini juga memiliki ukiran yang dinamakan kalok paku. Ada juga ukiran di bagian ujung atas dan juga di ujung bawah tiang. Ukiran di bagian atas dan dasar ini disebut dengan pucuk rebung karena bentuknya yang menyerupai bambu muda yang baru muncul dari tanah. Sementara itu, kalau anda mengamati bagian cucuran atap, di sana pun ada bagian khusus yang menyerupai sayap, bagian itu memilili ukiran khusus yang disebut dengan sayap layangan atau sayap layang-layang. Bergeser ke bagian langit-langit, anda bisa melihat bagian ventilasi yang berukir. Ukiran ini disebut dengan melur atau bunga Cina atau bunga manggis. Penamanaan ini merujuk pada bentuk ukiran yang bentuknya sangat mirip dengan bunga cina atau pun bunga manggis. Pembuatannya pun juga berdasarkan pada dua jenis bunga tersebut. Terakhir adalah ukiran di bagian puncak yang dinamakan selembayung atau bahasa setempat disebut juga Sulobuyung<ref>{{Cite web|url=https://budayalokal.id/rumah-adat-riau/|title=√ 7+ Rumah Adat Riau: Nama, Gambar, Keunikan & Penjelasannya|last=M|first=Lulu|language=en-US|access-date=2019-03-25}}</ref>.
 
== Bahan dan Fungsi Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
* Motif ukiran yang ada pada bagian tangga dinamakan lebah bergantung atau ombak-ombak
Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar berukuran besar. Jumlah susunanya lebih dari satu tingkat. Penamanaan Selaso Jatuh Kembar diambil dari bentuk atau penampakannya secara keseluruhan yang mana rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ini memiliki selasar atau dalam bahasa lokal disebut Selaso. Bagian ini posisinya lebih rendah dibandingkan dengan ruang tengah sehingga nampak jatuh. Sedangkan jumlah selasar itu sendiri tidak hanya satu melainkan dua, karena selaso yang jatuh ada dua maka disebut selaso jatuh kembar, mengingat bentuk selasonya pasti sama. Bahan pembuatan Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar diambil dari alam. atap rumah dibuat dari daun rumbia. Daun-daun tersebut disusun dan diikat menggunakan rotan pada tulang atap. Bagian dindingnya dibuat dari kayu-kayu. Bagian tiang juga dibuat dari kayu-kayu dengan kualitas terbaik. Kayu-kayu pilihan itu antara lain kayu meranti, kayu punak, atau kayu medang. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar di masa lalu difungsikan sebagai balai pertemuan adat. Nama rumah adat inipun berhubungan dengan fungsinya<ref>{{Cite nameweb|url=":0">https://www.pewartanusantara.com/rumah-adat-riau/|title=Rumah Adat Riau|date=2018-03-03|website=Pewarta Nusantara|language=en-US|access-date=2019-03-25}}</ref>.
* Motif ukiran yang ada di bagian atas pintu dan jendela dinamakan dengan lambai-lambai.
* Motif ukiran yang ada di samping pintu dan jendela dinamakan dengan kisi-kisi atau semut beriring.
* Motif ukiran pada bagian tiang dinamakan dengan tiang gantung
* Ukiran pada bagian memanjang atau melengkung dinamakan kalok paku.
* Ukiran pada bagian ujung atas dan bawah tiang dinamakan pucuk rebung
* Ukiran pada bagian cucuran atap dinamakan sayap layangan atau sayap layang layang.
* Ukiran pada bagian langit-langit rumah atau di bagian ventilasi disebut dengan melur atau bunga cina atau bunga manggis karena dibuat mirip dengan dua jenis bunga tersebut.
* Ukiran pada bagian puncak atap dinamakan dengan selembayung atau sulobuyung.
 
<br />
 
== Ukuran Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar berukuran besar. Jumlah susunanya lebih dari satu tingkat. Penamanaan Selaso Jatuh Kembar diambil dari bentuk atau penampakannya secara keseluruhan yang mana rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ini memiliki selasar atau dalam bahasa lokal disebut Selaso. Bagian ini posisinya lebih rendah dibandingkan dengan ruang tengah sehingga nampak jatuh. Sedangkan jumlah selasar itu sendiri tidak hanya satu melainkan dua, karena selaso yang jatuh ada dua maka disebut selaso jatuh kembar, mengingat bentuk selasonya pasti sama<ref name=":0">https://www.pewartanusantara.com/rumah-adat-riau/</ref>.
 
== Bahan Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Bahan pembuatan Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar diambil dari alam. atap rumah dibuat dari daun rumbia. Daun-daun tersebut disusun dan diikat menggunakan rotan pada tulang atap. Bagian dindingnya dibuat dari kayu-kayu. Bagian tiang juga dibuat dari kayu-kayu dengan kualitas terbaik. Kayu-kayu pilihan itu antara lain kayu meranti, kayu punak, atau kayu medang<ref name=":0" />.
 
== Fungsi Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar di masa lalu difungsikan sebagai balai pertemuan adat. Nama rumah adat inipun berhubungan dengan fungsinya<ref name=":0" />.
 
== Bagian-Bagian Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ==
Rumah Selaso Jatuh Kembar memiliki beberapa bagian atau sekat yang menjadikannya memiliki beberapa ruang. Meski tidak digunakan sebagai tempat tinggal, sekat ini dibentuk karena memiliki fungsi tertentu. Ruang-ruang tersebut khusus sebagai tempat berkumpul untuk membedakan mana yang tetua, warga laki-laki dan perempuan. Di samping sebagai ruang untuk pertemuan, sebagian ruang yang lain difungsikan sebagai tempat menyimpan benda-benda adat. Benda-benda yang disimpan di rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ini antara lain perlengkapan tari dan alat-alat musik. Masih ada lagi ruang untuk anjungan, tempat tidur khusus untuk prosesi terentu, dan ada juga dapur yang dimanfaatkan untuk memasak ketika ada acara di Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar. Berikut adalah bagian-bagiannya secara terperinci. Bagian Atap Rumah Selaso Jatuh Kembar terbuat dari daun rumbia dan daun pinah yang diikat pada tulang bubungan memakai tali rotan. Daun pinah atau daun rumbia digunakan sebagai bahan membuat atap karena di samping memberi efek kesejukan, di sana pada jaman dahulu belum akrab penggunaan genteng atau bahan pembuat atap lainya. Daun pinah dan rumbia sampai sekarang masih dipertahankan di beberapa rumah adat daerah<ref>{{Cite nameweb|url="https:0"//www.pewartanusantara.com/rumah-adat-riau/|title=Rumah Adat Riau|date=2018-03-03|website=Pewarta Nusantara|language=en-US|access-date=2019-03-25}}</ref>.
 
'''Atap Selaso Jatuh Kembar'''
 
Atap Rumah Selaso Jatuh Kembar dibuat dari daun rumbia dan daun pinah. Keduanya diikat pada tulang bubungan memakai tali rotan. Sementara itu, perabung ditancapkan pada atap memakai nibung. Bahan rotan, daun pinah, dan rumbia dipilih karena bisa memberikan efek kesejukan pada setiap bagian ruang di dalam bangunan Rumah Adat Selasto Jatuh Kembar<ref name=":0" />.
 
'''Loteng'''
 
Bagian loteng Rumah Adat SelatoSelaso Jatuh Kembar adamemiliki loteng yang dibuat tepat di bagianatas dapur saja. fungsinyaFungsi sebagailoteng tempatadalah keluaruntuk mengeluarkan asap dapur selamadan prosesjuga masak.digunakan Bahanpula utamasebagai lotengmenyimpan ialahbahan papanmakanan. Loteng dibuat dari papan Merbau yang berupamerupakan kayu keras. tapiMerbau dibuat menjadi tipis danseukuran papan tapi masih kuat. PembuatanBagian loteng dilengkapi denganmemiliki lubang angin besarsebagai yangventilasi berfungsiagar sebagaiangin ventilasidapat keluar masih menyegarkan ruangan dapur. BagianVentilasi khusus loteng ini disebut dengan Bidai atau Singap. Bentuknya berundak-undak dan memilikidihias hiasandengan ukiran yangsehingga cantik.nampak Adamemiliki bagiannilai seni yang sengajatinggi dibuatbagi mencuatyang keluarmengetahuinya. danBagian diberiloteng sedikitini lantai,dilengkapi disebutdengan Tebanbagian layer.kecil Bagiandi inibawah menjadilubang ventilasi, sehingga nampak seperti lantaibalkon tambahankecil walaujika kecildilihat dari luar. BentukBagian bidaitersebut bisadinamakan bervariasi, namunTeban umumnyalayer. pastiUmumnya selalubentuk simetris,Bidai sepertiatau ventilasi dari Loteng di atas dapur ini berbentuk segi empatenam, segi enamempat, segi delapan, dan bahkan ada juga yang dibuat dalam bentukberbentuk bulat. Bidai dibuatBerdasarkan dariketerangan kayuadat sungkai.disebutkan Selainbahwa dipemilihan loteng,bentuk bidaitersebut jugadisesuaikan adadengan diarah bagianmata pintu dan atas jendelaangin. RumahBagian selasoloteng Jatuhtetap Kembartidak memilikidapat banyakdilepaskan ventilasidari karenaunsur-unsur suhualam daerahuntuk Riaumembuatnya sangatkokoh panas.dan ventilasi bermanfaat untukdapat mengurangi hawa panas yang dapat terjadi di dalam rumah<ref>{{Cite nameweb|url="https:0"//www.pewartanusantara.com/rumah-adat-riau/|title=Rumah Adat Riau|date=2018-03-03|website=Pewarta Nusantara|language=en-US|access-date=2019-03-25}}</ref>.
 
Dari loteng mari berpindah ke kasau yang merupakan salah satu bagian dari atap. Kasau disebut juga dengan kaki kuda-kuda. Di bagian dapur, bagian ini akan menyatu dengan loteng. Kasau memiliki fungsi untuk mengikat atau memperkokoh bagan atap. Kasau memiliki dua bagian yakni Kasau Jantan dan Kasau Betina. Kasau Jantan diposisikan di bagian bawah sedangkan Kasau Betina diposisikan di bagian atas. Di antara posisi kasau Jantan dan Kasau Betina dipasangi dengan sesuatu yang disebut gulung-gulung. Bagian ini berbentuk persegi dan pemasangannya dibuat sejajar dengan tulang bubung untuk memperkuat posisi pemasangan atap<ref>{{Cite web|url=https://www.pewartanusantara.com/rumah-adat-riau/|title=Rumah Adat Riau|date=2018-03-03|website=Pewarta Nusantara|language=en-US|access-date=2019-03-25}}</ref>.
'''Kasau'''
 
Kasau ada pada bagian atap atau dikenal juga dengan sebutan kaki kuda-kuda atap. Bagian ini berfungsi untuk mengikat atap. Kasau terbagi menjadi dua yakni kasau jantan dan kasau betina. Kasau jantan berada di bagian bawah, sedangkan kasau betina berada di bagian atas. Di antara kasau jantan dan betina dipasang gulung-gulungberupa persegi, pemasangannya sejajar dengan tulang bubung untuk memperkuat posisinya<ref name=":1">https://www.budayanusantara.web.id/2018/06/artikel-rumah-adat-riau-rumah-selaso.html</ref>.
 
'''Tiang Selaso Jatuh Kembar'''
 
Tiang selaso jatuh kembar merupakan tiang penopang rumah melayu ini. Tiang Selaso Jatuh Kembar dibuat dalam beberapa bentuk ada yang segi delapan dan segi empat menyelaskan arah mata angin. Tujuannya agar rejeki dan berkah mendatangi rumah dari setiap penjuru. Jika dibuat dalam bentuk segi enam hal itu menggambarkan rukun iman, dan jika dibuat dalam bentuk segi tujuh maka itu mewakili surga dan neraga yang memiliki tujuh tingkatan. Jika dibuat dalam bentuk segi sembilan atau disebut juga dengan tiang rangkayemaka itu berarti menggambarkan strata ekonomi penghuninya. Ukuran tiang penpang dari Rumah Adat Selaso Kembar berbeda0beda berdasarkan letak dan fugsinya. Tiang utama terdiri atas tiang seri dan tiang penghulu yang disebut juga tiang tuo. Jarak penempatannya sebesar 3 meter antar tiang. Sedangkan jumlah tiang utama ini biasanya berjumlah genap. Rata-rata memiliki ketinggian 1 meter sampai 2,5 meter. tinggi tiang akan semakin tinggi jika rumah dibangun semakin dekat dengan laut. Kayu yang diguankan untuk membuat tiang utama adalah kayu keras, seperti kayu Kulim, Tembesu, Resak dan Punak. Akan tetapi, jaman sekarang Rumah Adat Selas Kembar ada yang dibangun dengan tidak mengandalkan tiang ini melainkan dibangun dengan batu bata dan semen, tujuannya agar lebih kokoh<ref name=":1" >https://www.budayanusantara.web.id/2018/06/artikel-rumah-adat-riau-rumah-selaso.html</ref>.
 
'''Rasuk'''