Hipatia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HaEr48 (bicara | kontrib)
Baris 86:
Cameron mengatakan bahwa kemungkinan besar sumber tambahan ini merupakan karya Hipatia,{{sfn|Cameron|2016|page=194}} karena ia adalah satu-satunya penulis kuno yang diketahui pernah menulis sebuah tafsir untuk ''Aritmetika'',{{sfn|Cameron|2016|page=194}} dan isi yang ditambah juga menggunakan metode yang sama dengan ayahnya, Theon.{{sfn|Cameron|2016|page=194}} Orang pertama yang menarik kesimpulan bahwa isi tambahan dalam naskah-naskah Arab merupakan karya Hipatia adalah seorang ahli dari abad ke-19 yang bernama [[Paul Tannery]].{{sfn|Waithe|1987|page=175}} Pada tahun 1885, [[Thomas Little Heath|Sir Thomas Heath]] menerbitkan terjemahan pertama ''Aritmetika'' dalam bahasa Inggris.{{sfn|Deakin|1992|page=21}} Heath berpendapat bahwa naskah ''Aritmetika'' yang masih ada sebenarnya merupakan edisi yang dipakai oleh Hipatia untuk mengajarkan murid-muridnya.{{sfn|Deakin|1992|page=21}} Menurut Mary Ellen Waithe, Hipatia memakai [[algoritme]] pembagian yang tidak biasa (dalam sistem bilangan [[seksagesimal]] yang menjadi standar pada masa itu), sehingga memudahkan para ahli untuk menentukan bagian naskah mana yang ditulis Hipatia.{{sfn|Waithe|1987|page=175}}
 
Konsensus ini telah dipertentangkan oleh [[Wilbur Knorr]], seorang sejarawan Matematikamatematika{{sfn|Cameron|2016|page=194}} yang berpendapat bahwa materi tambahan yang disisipkan "sangat rendahan sehingga tidak membutuhkan wawasan matematika yang sesungguhnya".{{sfn|Cameron|2016|page=194}} Menurutnya, orang yang menambahkan materi ini kemungkinan "memiliki pemikiran yang biasa-biasa saja... berlawanan dengan pengakuan-pengakuan dari zaman kuno mengenai mutu Hipatia yang mumpuni sebagai filsuf dan matematikawan."{{sfn|Cameron|2016|page=194}} Cameron menolak argumen ini dan menyatakan bahwa "Theon juga memiliki reputasi yang tinggi, tetapi karyanya yang masih ada dianggap 'sangat tidak orisinal'."{{sfn|Cameron|2016|page=194}} Cameron juga bersikeras bahwa "Karya Hipatia mengenai Diofantos adalah apa yang kita sebut edisi sekolah untuk saat ini, yang dirancang untuk murid-murid dan bukan untuk matematikawan profesional."{{sfn|Cameron|2016|page=194}}
 
Hipatia juga menulis sebuah tafsir untuk karya [[Apollonius dari Perga|Apolonios dari Perga]] mengenai [[irisan kerucut]],{{sfn|Waithe|1987|page=175}}{{sfn|Booth|2017|page=110}} tetapi tafsir ini sudah hilang ditelan zaman.{{sfn|Waithe|1987|page=175}}{{sfn|Booth|2017|page=110}} Ia juga pernah menyusun sebuah "''Kanon Astronomis''", yang diyakini merupakan edisi baru ''Tabel-tabel Berguna'' karya Ptolemaios atau mungkin adalah tafsir untuk ''Almagest''.{{sfn|Dzielska|1996|p=72}}{{sfn|Deakin|1994}} Berdasarkan hasil pembacaan secara saksama bila dibandingkan dengan penyisipan dalam karya Diofantos, Knorr mengusulkan bahwa Hipatia mungkin juga pernah menyunting ''[[Pengukuran Lingkaran]]'' karya [[Archimedes]], serta sebuah teks anonim yang membahas figur-figur [[isometri]]k dan sebuah naskah yang kelak digunakan oleh [[John dari Tynemouth (matematikawan)|John dari Tynemouth]] dalam karyanya mengenai pengukuran bola oleh Archimedes.{{sfn|Knorr|1989}} Dibutuhkan kemampuan matematika yang sangat tinggi untuk membuat Kanon Astronomis atau tafsir mengenai karya Apolonios.{{sfn|Castner|2010|page=50}} Oleh sebab itu, sebagian besar sejarawan saat ini berkeyakinan bahwa Hipatia adalah salah satu matematikawan terbaik pada masanya.{{sfn|Castner|2010|page=50}}
Baris 172:
Pada tahun 1908, penulis Amerika Serikat [[Elbert Hubbard]] menerbitkan buku biografi Hipatia sebagai bagian dari seri ''Little Journeys to the Homes of Great Teachers''.{{sfn|Deakin|2007|page=163}}{{sfn|Cohen|2008|pages=47–48}} Walaupun ia mengklaim karyanya sebagai sebuah biografi, buku ini hampir sepenuhnya bersifat fiksi.{{sfn|Deakin|2007|page=163}}{{sfn|Cohen|2008|pages=47–48}} Di dalamnya, Hubbard mengarang kisah soal program olah raga yang menurutnya dibuatkan oleh Theon untuk putrinya, yaitu "memancing, berkuda, dan mendayung".{{sfn|Cohen|2008|page=48}} Ia mengklaim bahwa Theon memberikan wejangan kepada Hipatia, "Jagalah hakmu untuk berpikir, karena berpikir salah itu lebih baik daripada tidak berpikir sama sekali."{{sfn|Cohen|2008|page=48}} Hubbard juga menceritakan bagaimana Hipatia muda mendatangi [[Athena (kota)|Athena]] dan menjadi murid filsuf [[Plutarkhos dari Athena|Plutarkos]].{{sfn|Cohen|2008|page=48}} Ini semua hanyalah fiksi{{sfn|Cohen|2008|page=48}} dan sama sekali tidak pernah disebutkan dalam sumber sejarah kuno.{{sfn|Cohen|2008|page=48}} Hubbard bahkan mengarang kutipan-kutipan dengan sudut pandang [[rasionalisme|rasionalis]] yang diklaim sebagai kutipan Hipatia.{{sfn|Cohen|2008|page=48}} Meskipun begitu, gambar di sampul buku ini (yaitu gambar Hipatia sebagai seorang wanita muda yang cantik karya seniman Jules Maurice Gaspard) telah menjadi gambar Hipatia yang paling dikenal dan paling sering direproduksi.{{sfn|Deakin|2007|page=163}}{{sfn|Cohen|2008|page=47}}{{sfn|Booth|2017|pages=25–26}}
 
Pada masa yang sama, Hipatia dijadikan tokoh [[feminisme]],{{sfn|Dzielska|1996|page=16}} dan kehidupan dan kematiannya mulai dilihat dari sudut pandang pergerakan [[hak wanita]].{{sfn|Dzielska|1996|page=16}} Penulis Carlo Pascal mengklaim pada tahun 1908 bahwa pembunuhan Hipatia merupakan tindakan anti-feminis yang mengubah cara peradaban memperlakukan wanita dan mengakibatkan kemerosotan peradaban [[Mediterania]] pada umumnya.{{sfn|Booth|2017|page=25}} [[Dora Russell]], istri filsuf [[Bertrand Russell]], menerbitkan sebuah buku dengan judul ''Hypatia or Woman and Knowledge'' pada tahun 1925 yang membahas ketimpangan dan pendidikan yang tidak memadai untuk wanita.{{sfn|Booth|2017|pages=26–27}} Kata pengantarnya menjelaskan mengapa ia memilih judul ini:{{sfn|Booth|2017|pages=26–27}} "Hipatia adalah seorang pengajar universitas yang dikecam oleh para petinggi gereja dan dicabik-cabik oleh orang Kristen. Mungkin nasib yang sama akan menimpa buku ini."{{sfn|Booth|2017|page=27}}<!-- Kematian Hipatia dianggap simbolis oleh beberapa sejarawan. Contohnya, [[Kathleen Wider]] mengusulkan bahwa kematian Hipatia merupakan akhir [[Era Klasik]],<ref>{{Cite journal | jstor=3810062| title=Women Philosophers in the Ancient Greek World: Donning the Mantle| journal=Hypatia| volume=1| issue=1| pages=21–62| last1=Wider| first1=Kathleen| year=1986}}</ref> sementara [[Stephen Greenblatt]] menyatakan bahwa pembunuhannya "menandai kehancuran kehidupan intelektual Aleksandria".<ref>Greenblatt, ''The Swerve: how the world became modern'' 2011:93.</ref> Di sisi lain, Christian Wildberg mengamati bahwa [[filsafat Helenistik]] masih berkembang pada abad ke-5 dan ke-6, dan mungkin hingga masa Kaisar [[Yustinianus I]].<ref>Christian Wildberg, dalam [http://www.abc.net.au/rn/philosopherszone/stories/2009/2530998.htm#transcript Hypatia of Alexandria – a philosophical martyr], ''The Philosopher's Zone'', ABC Radio National (4 April 2009)</ref>{{sfn|Dzielska|1996|p=105}}-->
 
{{rquote|right|Fabel perlu diajarkan sebagai fabel, mitos sebagai mitos, dan mukjizat sebagai khayalan puitis. Mengajarkan takhayul sebagai kebenaran adalah suatu hal yang paling buruk. Pikiran anak-anak menerima dan meyakininya, dan hanya melalui rasa sakit yang besar dan mungkin tragedi dapatlah ia dibebaskan darinya. Nyatanya, orang akan berjuang demi sebuah takhayul sama mudahnya dibanding demi sebuah kebenaran–bahkan sering lebih mudah lagi, karena takhayul begitu semu sehingga tidak dapat disentuh dan dibantah, sedangkan "kebenaran" hanyalah suatu sudut pandang, sehingga dapat diubah.|Kutipan karangan yang dibuat seolah-olah merupakan kutipan Hipatia dalam biografi fiktif karya [[Elbert Hubbard]] tahun 1908{{sfn|Cohen|2008|page=48}}}}