Hipatia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 103:
== Tinggalan sejarah ==
=== Zaman Kuno ===
Hipatia bukanlah penganut pagan terakhir, dan ia juga bukan filsuf neoplatonis yang tersisa.{{sfn|Booth|2017|pages=151–152}}{{sfn|Watts|2017|pages=154–155}} Neoplatonisme dan paganisme masih tetap ada di dunia Barat selama berabad-abad setelah kematiannya.{{sfn|Booth|2017|pages=151–152}}{{sfn|Watts|2017|pages=154–155}} Booth menambahkan bahwa ada banyak sekali balai ceramah baru yang dibangun di Kom el Dikka, Aleksandria, tak lama setelah kematian Hipatia, yang berarti bahwa filsafat masih diajarkan di sekolah-sekolah Aleksandria.{{sfn|Booth|2017|page=151}} Nyatanya neoplatonisme masih berkembang di kawasan Mediterania timur selama 200 tahun sesudahnya, dan filsuf-filsuf seperti [[Hierokles dari Aleksandria]], [[Ioannes Filoponos]], [[Simplikios dari Kilikia]], dan [[Olimpiodoros yang Muda]] masih melakukan pengamatan astronomi, mengajarkan ilmu matematika, dan menulis tafsir-tafsir panjang mengenai karya Plato dan Aristoteles.{{sfn|Booth|2017|pages=151–152}}{{sfn|Watts|2017|pages=154–155}} Booth bahkan mengatakan bahwa Hipatia bukanlah filsuf neoplatonis wanita terakhir.{{sfn|Booth|2017|page=151}} Sejumlah tokoh neoplatonis wanita sesudahnya adalah [[Aedesia]], [[Asklepigenia]], dan [[Theodora dari Emesa]].{{sfn|Booth|2017|page=151}}
 
Di sisi lain, menurut Watts, Hipatia tidak memiliki penerus, pasangan, ataupun keturunan;{{sfn|Watts|2017|page=117}}{{sfn|Watts|2008|page=201}} kematiannya sendiri memicu reaksi keras terhadap ideologi yang dianutnya.{{sfn|Watts|2017|pages=117–119}} Hipatia menoleransi orang Kristen, mempunyai siswa Kristen, dan mau bekerja sama dengan para pemimpin Kristen dengan maksud untuk menunjukkan bahwa neoplatonisme dan Kekristenan bisa rukun dan saling membantu.{{sfn|Watts|2017|page=119}} Namun, kegagalan para pemimpin Kristen untuk mengadili para pembunuh Hipatia menghancurkan angan-angan tersebut,{{sfn|Watts|2017|page=119}} dan pada akhirnya tokoh neoplatonis seperti Damaskios menganggap uskup-uskup Kristen sebagai "sosok-sosok yang berbahaya, dengki, yang juga sepenuhnya tidak berfalsafah."{{sfn|Watts|2017|page=119}} Hipatia dipandang sebagai "martir untuk filsafat";{{sfn|Watts|2017|page=119}} pembunuhannya mendorong para filsuf untuk semakin menekankan aspek pagan dalam kepercayaan mereka{{sfn|Watts|2017|pages=119–120}} dan membantu menciptakan jati diri para filsuf sebagai kaum tradisionalis pagan yang terpisah dari rakyat yang beragama Kristen.{{sfn|Watts|2017|page=120}} Oleh sebab itu, walaupun kematian Hipatia tidak memusnahkan filsafat neoplatonisme secara keseluruhan, Watts berpendapat bahwa peristiwa tersebut mengakhiri ragam neoplatonisme yang dianutnya.{{sfn|Watts|2017|page=155}}
Baris 149:
Pada abad ke-19, para penulis sastra Eropa menciptakan legenda Hipatia sebagai bagian dari gerakan [[Helenisme (neoklasisisme)|Neo-helenisme]], yaitu pergerakan yang [[romantisisme|meromantisasi]] orang-orang [[Yunani Kuno]] dan nilai-nilai mereka.{{sfn|Castner|2010|page=50}} Maka orang-orang mulai tertarik dengan legenda Hipatia.{{sfn|Dzielska|1996|page=3}} ''Ipazia ovvero delle Filosofie'' karya [[Diodata Saluzzo Roero]] pada tahun 1827 menyatakan bahwa Kirilos telah membuat Hipatia masuk Kristen, dan Hipatia dibunuh oleh seorang imam "pengkhianat".{{sfn|Roero|1827}}
 
Dalam puisinya yang berjudul ''Hypatie'' pada tahun 1852 dan ''Hypathie et Cyrille'' pada tahun 1857, penyair Prancis [[Leconte de Lisle|Charles Leconte de Lisle]] menggambarkan Hipatia sebagai lambang "kebenaran" dan "kecantikan".{{sfn|Edwards|1999|page=112}} Puisi ''Hypatie'' menggambarkan Hipatia sebagai seorangkorban wanitasejarah yang dilahirkanlahir setelahpada masanya,masa sehinggayang ia adalah korban sejarahsalah.{{sfn|Dzielska|1996|page=4}}{{sfn|Booth|2017|pages=20–21}} Puisi ''Hypathie et Cyrille'' menggunakan penggambaran abad ke-18 bahwa Hipatia adalah korban kekejaman Kristen,{{sfn|Dzielska|1996|pages=4–5}}{{sfn|Booth|2017|pages=21–22}} tetapi dengan tambahan bahwa Hipatia pernah mencoba dan gagal meyakinkan Kirilos bahwa neoplatonisme dan Kekristenan itu sama.{{sfn|Dzielska|1996|pages=5–6}}{{sfn|Booth|2017|pages=21–22}} Sementara itu, novel karya [[Charles Kingsley]] dari tahun 1853 yang berjudul ''[[Hypatia (novel)|Hypatia; Or, New Foes with an Old Face]]'' awalnya hendak dijadikan risalah sejarah,{{sfn|Dzielska|1996|page=8}}{{sfn|Booth|2017|page=15}} tetapi pada akhirnya malah menjadi roman khas pertengahan [[era Victoria|zaman Victoria]] dengan pesan-pesan yang sangat anti-Katolik.{{sfn|Dzielska|1996|page=8}}{{sfn|Booth|2017|page=15}} Novel ini menggambarkan Hipatia sebagai sosok dengan "semangat Plato dan tubuh [[Afrodit]]."{{sfn|Dzielska|1996|page=9}}
 
Novel Kingsley sangat populer;{{sfn|Watts|2017|pages=141–142}}{{sfn|Dzielska|1996|page=11}} novel ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa yang dituturkan di Eropa{{sfn|Dzielska|1996|page=11}}{{sfn|Watts|2017|page=141}} dan masih terus dicetak pada akhir abad ke-19.{{sfn|Watts|2017|page=141}} Novel ini menyebarkan citra Hipatia sebagai "orang Helen terakhir",{{sfn|Dzielska|1996|page=11}} dan juga diadaptasi menjadi drama,{{sfn|Watts|2017|page=141}} seperti drama yang ditulis oleh Elizabeth Bowers dan dipentaskan di [[Philadelphia]] pada tahun 1859 dengan Bowers sendiri sebagai bintangnya.{{sfn|Watts|2017|page=141}} Pada tanggal 2 Januari 1893, adaptasi drama ''Hypatia'' yang ditulis oleh G. Stuart Ogilvie dan diproduksi oleh [[Herbert Beerbohm Tree]]{{sfn|Macqueen-Pope|1948|p=337}}{{sfn|Archer|2013|p=9}} mulai dipentaskan di [[Theatre Royal Haymarket|Teater Haymarket]] di London.{{sfn|Macqueen-Pope|1948|p=337}}{{sfn|Archer|2013|p=9}} Peran utama pada mulanya diberikan kepada [[Julia Neilson]], dan drama ini diiringi dengan musik karya [[Hubert Parry]].{{sfn|Macqueen-Pope|1948|p=337}}{{sfn|Archer|2013|p=9}} Novel ini juga mengilhami karya-karya seni visual,{{sfn|Watts|2017|page=142}} seperti foto Hipatia sebagai seorang wanita muda karya fotografer [[Julia Margaret Cameron]] pada tahun 1867 dengan [[Marie Spartali Stillman|Marie Spartali]] sebagai modelnya,{{sfn|Watts|2017|page=142}} serta sebuah lukisan karya [[Charles William Mitchell]] dari tahun 1885 yang menggambarkan Hipatia sedang telanjang di hadapan altar gereja.{{sfn|Watts|2017|page=142}}