Arianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
→‎Arianisme dari abad ke-16 sampai ke-19: Menambahkan data tentang Isaac Newton, dan juga keruntuhan Arianisme di Inggris Raya oleh Joseph Priestley.
Baris 109:
Setelah terjadinya [[Reformasi Protestan]] yang dimulai sejak tahun 1517, pandangan-pandangan Arian dan [[nontrinitarianisme|non-trinitarian]] lainnya kembali muncul ke permukaan. Anti-trinitarian Inggris pertama yang diketahui yaitu [[John Assheton]], yang dipaksa untuk mengakui kesalahannya di hadapan [[Thomas Cranmer]] pada tahun 1548. Dalam Konsili [[Anabaptis]] di [[Konsili Venesia|Venesia]] pada tahun 1550, para inisiator awal [[Reformasi Radikal]] dari Italia berkomitmen mendukung pandangan-pandangan [[Michael Servetus|Miguel Servet]] (wafat tahun 1553); ini disebarkan oleh [[Giorgio Biandrata]] dan yang lainnya ke [[Polandia]] dan [[Transilvania]].<ref>[[Roland Bainton]], ''Hunted Heretic. The Life and Death of Michael Servetus''</ref> Sayap antitrinitarian dari Reformasi Polandia memisahkan diri dari ''ecclesia maior'' [[Calvinis]] untuk membentuk ''ecclesia minor'' atau [[Serikat Persaudaraan Polandia]]. Mereka kerap disebut sebagai "kaum Arian" karena penolakan mereka akan Trinitas, meskipun sebenarnya mereka tergolong kaum [[Socinianisme|Socinian]], sebagaimana kelak mereka dikenal, bergerak lebih jauh dari Arius menuju posisi [[Fotinus]]. Julukan "Arian" juga digunakan untuk menyebut kaum [[Unitarianisme|Unitarian]] awal seperti [[John Biddle (Unitarian)|John Biddle]], kendati dalam hal penyangkalan akan [[pra-keberadaan Yesus|pra-eksistensi Kristus]] lebih tepat jika digolongkan sebagai kaum Socinian daripada Arian.<ref>[[George Huntston Williams]]. ''The Radical Reformation'', 3rd edition. Volume 15 of Sixteenth Century Essays and Studies. Ann Arbor, MI: Edwards Brothers, 1992</ref>
 
Inggris Raya di akhir abad ke-17 hingga awal abad ke-18 diwarnai gelombang [[latitudinarianisme]]; yang merupakan dampak tidak langsung dari berpisahnya [[Gereja Anglikan]] Inggris dengan [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]] Roma pada abad sebelumnya. Tokoh latitudinarian Inggris yang terkenal pada masa itu adalah [[John Locke]] (1632–1704), yang pada akhir hidupnya berkenalan dengan bernama [[Isaac Newton]] pada tahun 1689.<ref name=":0">Wiles, Maurice (2017). ''Warisan Sejarah Arianisme''. Bandung: Pustaka Matahari. [[International Standard Book Number|ISBN]] [https://isbn.perpusnas.go.id/Account/SearchBuku?searchCat=Judul&searchTxt=Warisan+sejarah+arianisme 978-602-98762-1-5].</ref> Dari perkenalannya tersebut, Dalam hal ini John Locke memberi kesaksian soal Newton: "''Pengetahuan Isaac Newton atas Alkitab sungguh luar biasa, sehingga apa yang aku ketahui tidak sebanding dengannya''".<ref>''The Correspondence of John Locke'', vii. 772-4: no. 3275 dari tanggal 30 April 1703.</ref> Hal yang mungkin tidak diduga John Locke bahwa Newton adalah seorang pengikut Arian. Hal itu baru diketahui kemudian dari catatan-catatan hariannya, dan juga dari kesaksian para pengikutnya, seperti [[William Whiston]] dan [[Samuel Clarke]]. Arianisme di Inggris Raya surut seabad kemudian ketika seorang tokoh [[Unitarianisme]] bernama [[Joseph Priestley]] (1733–1804), yang juga seorang ilmuwan penemu oksigen, melancarkan kampanye Unitarian.<ref name=":0" />
Pada abad ke-18, "tren yang dominan" di Britania, khususnya dalam [[Latitudinarian]]isme, adalah ke arah Arianisme, yang dihubungkan dengan nama-nama seperti [[Samuel Clarke]], [[Benjamin Hoadly]], [[William Whiston]], dan [[Isaac Newton]].<ref>William Gibson, Robert G. Ingram ''Religious identities in Britain, 1660–1832'' p92</ref> Mengutip artikel tentang Arianisme dalam ''[[Encyclopædia Britannica]]'': "Di zaman modern, beberapa kalangan Unitarian hampir-hampir adalah Arian dalam hal mereka enggan menurunkan Kristus menjadi sekadar manusia ataupun mengatribusikan kepada-Nya kodrat ilahi yang identik dengan Bapa."<ref>"Arianism." Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Deluxe Edition. Chicago: Encyclopædia Britannica, 2007.</ref> Namun, doktrin-doktrin mereka tidak dapat dianggap mewakili doktrin-doktrin tradisional Arian ataupun sebaliknya.{{Citation needed|date=Mei 2010}}
 
Pada abad ke-18, "tren yang dominan" di Britania, khususnya dalam [[Latitudinarian]]isme, adalah ke arah Arianisme, yang dihubungkan dengan nama-nama seperti [[Samuel Clarke]], [[Benjamin Hoadly]], [[William Whiston]], dan [[Isaac Newton]].<ref>William Gibson, Robert G. Ingram ''Religious identities in Britain, 1660–1832'' p92</ref> Mengutip artikel tentang Arianisme dalam ''[[Encyclopædia Britannica]]'': "Di zaman modern, beberapa kalangan Unitarian hampir-hampir adalah Arian dalam hal mereka enggan menurunkan Kristus menjadi sekadar manusia ataupun mengatribusikan kepada-Nya kodrat ilahi yang identik dengan Bapa."<ref>"Arianism." Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Deluxe Edition. Chicago: Encyclopædia Britannica, 2007.</ref> Namun, doktrin-doktrin mereka tidak dapat dianggap mewakili doktrin-doktrin tradisional Arian ataupun sebaliknya.{{Citation needed|date=Mei 2010}}
 
Suatu pandangan serupa dipegang oleh aliran kuno anti-Nicea yang disebut [[Pneumatomaki]] ({{lang|gr|Πνευματομάχοι}}, "nafas" atau "roh" dan "para pejuang", digabungkan menjadi "para pejuang penentang roh"), yang mendapat sebutan demikian karena mereka menentang Ketuhanan Roh Kudus yang dinyatakan dalam Kredo Nicea-Konstantinopel. Bagaimanapun, Pneumatomaki adalah para penganut Makedonianisme, dan meskipun keyakinan-keyakinan mereka agak serupa dengan Arianisme,<ref name="Wace">Wace, Henry; Piercy, William C., eds. Dictionary of Christian Biography and Literature to the End of the Sixth Century (1911, third edition) London: John Murray.</ref> keyakinan-keyakinan tersebut cukup jelas perbedaannya sehingga dapat dianggap berbeda.<ref name="Wace"/>