Gereja Menonit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 15:
 
=== Pergumulan Kedua ===
Pada tanggal 20 Maret 1531, Sicke Freerks dihukum mati di Leeuwarden karena pada tahun sebelumnya ia menerima baptisan ulang. Simons merasa sangat ketakutan dan dibebani dengan begitu banyak pertanyaan baru. Gagasan tentang baptisan ulang ini adalah sesuatu yang sama sekali baru baginya. Mengapa orang mau melakukan baptisan ulang? Apakah artinya? Apakah ajaran Gereja Katolik tentang baptisan juga keliru? Simons kembali berpaling kepada tulisan-tulisan Luther, namuntetapi Luther mendukung baptisan anak-anak dan mengatakan bahwa anak-anak mempunyai “iman yang tersembunyi” sama halnya dengan orang-orang dewasa yang percaya yang diselamatkan sementara mereka tidur.
 
Para reformator lainnya juga mendukung baptisan anak-anak, meskipun praktik itu sendiri tidak dengan jelas disebutkan di dalam Alkitab. Misalnya, Martin Butzer mengatakan bahwa baptisan anak adalah janji orangtua untuk mendidik anak itu sesuai dengan kehendak Allah di tengah keluarganya. Henry Bullinger membandingkan baptisan anak dengan sunat dalam [[Perjanjian Lama]]. Namun semua itu tidak cukup meyakinkan Simons. Ia tetap bertanya, bagaimana sesungguhnya ajaran [[Perjanjian Baru]] tentang baptisan anak-anak? Apakah yang sesungguhnya diajarkan oleh Yesus? Simons tidak menemukan sedikitpun ajaran tentang baptisan anak di dalam Perjanjian Baru. Pada masa ini, Simons tetap melayani dan berfungsi sebagai imam, melayankan perjamuan dan membaptiskan anak-anak, namuntetapi di dalam hatinya, ia tetap diliputi oleh keraguan, dan ia menyadarinya.
 
=== Kaum Münster ===
Baris 27:
 
=== Simons menjadi Uskup ===
Obbe Philips dan para pengikutnya beberapa meminta Simons untuk memimpin gerakan Anabaptis di Belanda. Pada tahun 1537 Simons diangkat menjadi [[uskup]] dan diakui sebagai pemimpin gerakan Anabaptis di Belanda. Simons percaya bahwa anugerah Allah menyertai dirinya, karena ia tidak mengalami hukuman-hukuman mengerikan seperti yang dialami oleh teman-temannya yang ditenggelamkan dan dibakar pada salib. Simons memimpin jemaatnya yang pertama di Groningen. Di sana ia menikah dan kemudian berkeliling dalam perjalanan misinya di negara-negara sekitar. Teologinya akhirnya menerima doktrin-doktrin ortodoks, namuntetapi ia menolak praktik-praktik yang tidak disebutkan di dalam Perjanjian Baru. Simons meninggal pada 31 Januari 1561.
 
Para pengikut Simons dikenal kemudian sebagai Menonit. Mereka percaya akan pengilhaman Kitab Suci, namuntetapi Perjanjian Baru telah menggantikan Perjanjian Lama karena kematian Kristus sebagai penebus dipahami telah menggenapi janji-janji Perjanjian Lama. Bagian Perjanjian Baru yang paling dinilai tinggi oleh orang-orang Menonit adalah [[Khotbah di Bukit]]. Ajaran ini membuat kaum Menonit menuntut kehidupan etis yang tinggi. Orang-orang Menonit menganggap Perjanjian Lama lebih rendah nilainya, karena berbagai ajarannya yang dianggap bertentangan dengan ajaran Yesus, seperti perceraian, poligami, dan perang. Semua ini dianggap oleh orang Menonit sebagai “kekerasan hati” yang dialami oleh orang-orang seperti Daud. Sebagai penyataan Kerajaan Allah yang lebih sempurna, mereka percaya bahwa orang Kristen dituntut untuk menjalani kehidupan etis yang lebih tinggi karena mereka telah mendapatkan pencerahan yang lebih tinggi. Itu pula sebabnya orang Menonit menolak untuk menjadi tentara atau ikut berperang. Teologi mereka cenderung [[pasifis]].
 
=== Orang-orang Menonit dan Variannya ===
Baris 39:
# Pengucilan diberlakukan bagi mereka yang telah dibaptiskan, tetapi kemudian jatuh ke dalam dosa dan telah diperingatkan sampai tiga kali.
# Memecah roti adalah kesatuan oleh baptisan di dalam satu tubuh Kristus, yaitu Gereja Allah. Mereka yang ikut serta di dalam pekerjaan kuasa kegelapan tidak mempunyai tempat dalam pemecahan roti.
# Orang Kristen terpanggil untuk memisahkan dirinya dari kuasa jahat, karena kita tidak mempunyai bagian dengan Babel dan Mesir. Oleh karena itu, orang Menonit harus menjauhkan diri dari semua karya dan kebaktian orang Katolik dan Protestan, bar-bar, urusan-urusan masyarakat dan sumpah yang diucapkan dalam ketidakyakinan, dan segala sesuatu yang dianggap mulia oleh dunia, namuntetapi jelas-jelas berlawanan dengan perintah Allah.
# Pendeta haruslah memimpin jemaat sedemikian rupa sehingga orang tidak bisa menjelek-jelekkannya. Bila pendeta harus menerapkan disiplin, hal itu harus dilaksanakannya berdasarkan dua atau tiga orang saksi. Bila pendeta disingkirkan atau meninggal (karena mati syahid atau lainnya), maka orang lain harus langsung diangkat untuk menggantikannya agar umat gembalaan Allah tidak musnah.
# Allah memerintahkan penggunaan pedang di luar kesempurnaan Kristus. Namun di dalam kesempurnaan Kristus pedang hanyalah digunakan untuk peringatan untuk mengucilkan mereka yang tidak berdosa, tanpa mematikan. Oleh karena itu, orang Kristen tidak boleh menggunakan pedang. Itu berarti pula orang Kristen tidak boleh menjadi tentara. "Orang dunia bersenjatakan besi dan baja, tetapi orang Kristen dipersenjatai oleh senjata Allah, dengan kebenaran, kehidupan yang benar, perdamaian, iman, keselamatan, dan Firman Allah. Singkatnya, sebagaimana pikiran Allah terhadap kita, demikian pula pikiran anggota-anggota tubuh Kristus berjalan melalui Dia di dalam segala sesuatu, agar tidak terjadi perpecahan di dalam Tubuh-Nya (Gereja) yang dapat menyebabkan kehancuran. Karena setiap kerajaan yang berperang melawan dirinya sendiri akan hancur."