Musik Korea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 171:
Pada masa pemerintahan [[Yejong dari Goryeo|Raja Yejong]] dari [[Dinasti Goryeo]] (tahun 1105-1122), musik ritual [[Konfusianisme]] diperkenalkan dari [[Dinasti Song]], [[Cina]].<ref name="different"/> Musik ini dinamakan ''Taeseong-ak'' atau [[A-ak (musik)|a-ak]].<ref name="different"/> [[Kaisar Taizu]], pendiri [[Dinasti Ming]], menghadiahkan perangkat alat musik ritual kepada [[Gongmin dari Goryeo|Raja Gongmin]].<ref name="different"/> Musik ritual Konfusianisme pada masa [[Dinasti Joseon]] menjadi penting dan menggantikan [[Buddhisme]] sebagai agama negara.<ref name="different"/>
 
Musik merupakan faktor penting bagi [[Dinasti Joseon]] yang menganut Konfusianisme.<ref name="sejong"/> Dalam Konfusianisme, musik adalah sarana untuk menyempurnakan karakter [[manusia]], memperindah [[masyarakat]] dan tradisi serta mengilhami [[pemerintahan]] yang lebih baik.<ref name="sejong"/> Musik tidak hanya menjadi menyenangkan untuk didengar, namuntetapi juga harus menjadi pelajaran bagi batin.<ref name="sejong"/> Musik yang buruk akan menjerumuskan masyarakat ke dalam kekacauan dan mengakibatkan kejatuhan negara.<ref name="sejong"/> Musik yang baik, ''ye-ak'' (musik ritual), ditingkatkan untuk memperbaiki lingkungan masyarakat, sementara musik yang kasar dan buruk yang dianggap akan menimbulkan kekacauan, tidak dapat diterima.<ref name="sejong"/>
 
Menurut [[Konfusius]], musik yang tidak tepat akan mengakibatkan kejatuhan bagi negara.<ref name="sejong"/> Saat titinada dasar, tonggak dari semua [[nada]], tidak disetel dengan benar, maka pada akhirnya akan menyebabkan rakyat menderita.<ref name="sejong"/> Titinada dasar yang fundamental ini dinamakan hwangjeong.<ref name="sejong"/> [[Sejong yang Agung|Raja Sejong]] adalah tokoh pertama yang menyadari pengaruh titinada dasar dalam musik Korea.<ref name="sejong"/> Pipa bambu [[yulgwan]] yang memproduksi titinada dasar, tidak hanya mengukur musik, namuntetapi berfungsi ganda sebagai standar harian untuk mengukur [[panjang]], [[volume]], dan [[berat]].<ref name="sejong"/> Panjang pipa dijadikan sebagai unit standar panjang, jumlah [[jelai]] (palawija) yang muat masuk dalam pipa dianggap sebagai unit standar volume dan berat jelai adalah unit standar berat.<ref name="sejong"/> Penentuan ukuran panjang pipa yulgwan merupakan hal yang serius bagi kerajaan dan masyarakat Dinasti Joseon.<ref name="sejong"/>
 
==== Musik Buddhisme ====
[[Berkas:Korea-Haeinsa-23.jpg|jmpl|ka|Biksu memukul genderang sebelum beribadah, [[Haeinsa]].]]
Dengan diperkenalkannya [[agama Buddha]] kepada [[masyarakat]] Korea pada abad ke-4, musik bernapaskan Buddhisme mulai digunakan untuk menyampaikan tujuan-tujuan religius.<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music">{{en}}[http://www.ncktpa.go.kr/eng/aboutg/pdf/34.pdf Shamanist Music and Buddhist Music], ''ncktpa.go.kr''. Diakses pada 28 Juni 2010.</ref> [[Buddhisme]] dijadikan sebagai agama negara oleh [[Dinasti Goryeo]] (935-1392) dan kesenian Buddhisme berkembang pesat, namuntetapi rekaman tertulis hanya sedikit yang tersisa.<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/> Pengaruh musik Buddhis cukup besar pada musik rakyat dan bangsawan.<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/> Jenis seni suara [[gagok]] memiliki kesamaan dalam teknik menyanyi dengan [[mantra]] beompae.<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/> Musik Buddhis lain, yeongsan hoesang, berkembang dengan permainan alat musik orkestra dan terdiri dari banyak versi berbeda.<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/> Musik agama Buddha yang dimainkan pada saat upacara-upacara dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yakni [[yeombul]], [[hwacheong]] dan [[beompae]].<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/>
 
* ''Yeombul'': merupakan jenis [[mantra]] [[sutra]] yang dilantunkan pada upacara sehari-hari oleh biksu di dalam [[kuil]] dan disebut pula ''anchaebi sori'' atau [[lagu]] dalam ruangan.<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/>
Baris 185:
==== Musik Shamanisme ====
[[Berkas:Korea-culture-gut-jeju.folk.nature.museum.jpg|jmpl|ka|''Jeju chilmeoridang yeongdeung-gut'', ritual Shamanisme (''gut'') yang diiringi permainan musik]]
[[Shamanisme]] merupakan kepercayaan tertua [[rakyat]] [[Korea]] yang menggabungkan unsur-unsur ritual penyembahan dengan [[musik]] dan tarian oleh pimpinan seorang [[dukun]] (''[[mudang]]'' atau ''baksu'').<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/> Tidak hanya struktur ritual, namuntetapi gaya musik dan bentuk tarian masing-masing berbeda berdasarkan daerahnya.<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/> Bagian-bagian pertunjukkan musik Shamanisme terdiri syair-syair dan permainan [[alat musik]] yang biasa ditampilkan dengan tari-tarian.<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/>
 
Pengaruh musik shamanisme terhadap [[musik rakyat]] cukup besar.<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/> Beberapa lagu Shamanisme diadaptasi menjadi lagu rakyat (''[[minyo]]'' atau ''sori'') yang populer, seperti ''changbu taryeong'' (harfiah:"lagu dukun lelaki") dan ''noraetgarak'' (harfiah:"melodi lagu") dari [[Seoul]].<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/> Jenis [[kesenian]] rakyat lain yang diadaptasi dari musik Shamanisme adalah [[sinawi]], [[sanjo]] dan tari [[salpuri]].<ref name="Shamanist Music and Buddhist Music"/>
Baris 256:
{{main|Pansori}}
[[Berkas:Korea-Busan 3405-06 Pansori.JPG|jmpl|ka|[[Pansori]].]]
''Pansori'' adalah jenis [[seni suara]] tradisional Korea yang menggunakan suara alami untuk mencapai batas maksimum dengan cara unik.<ref name="hanmyunghee"/> Pansori adalah jenis [[musik]] rakyat yang diturunkan dari para penghibur sejak zaman [[Dinasti Joseon]].<ref name="hanmyunghee"/> Lirik-lirik pansori menggambarkan emosi rakyat jelata yang jujur dan terbuka.<ref name="hanmyunghee"/> Saat dalam kondisi perasaan yang bagus, seorang penyanyi pansori dapat bernyani selama berjam-jam, namuntetapi jika tidak mereka hanya akan tampil satu jam saja.<ref name="different"/>
 
==== Arirang ====
{{main|Arirang}}
''Arirang'' adalah jenis [[lagu|nyanyian]] [[rakyat]] yang paling populer di [[Korea]].<ref name="howard"/> Nyanyian ini dikenal secara luas sejak perilisan [[film bisu]] tahun 1926 karya [[Na Un-gyu]] yang juga berjudul sama, ''[[Arirang (film)|Arirang]]''.<ref name="howard"/> Arirang pada saat itu menjadi simbol gerakan [[kemerdekaan]] melawan [[penjajahan Jepang]].<ref name="howard"/> Versi daerah lagu arirang beragam berdasarkan daerahnya, mulai dari ''Jeongseon arirang'', ''[[Jindo]] arirang'' dan ''Miryang arirang''.<ref name="howard"/> Asal usul arirang diketahui berdasarkan cerita rakyat, namuntetapi penciptanya tak diketahui.<ref name="howard"/>
 
== Alat musik ==
Baris 268:
== Pemain musik tradisional ==
 
Musik tradisional Korea tidak diwariskan melalui metode [[pencatatan musik]] (''music scores'') seperti [[musik barat]], namuntetapi diturunkan dari pengajaran [[mulut]] ke mulut dan menggunakan [[perasaan]].<ref name="choi chong min">{{en}}{{cite journal
| author = Choi Chong-min
| year = 1994
Baris 286:
Sejak masa [[Dinasti Joseon]], musisi tradisional Korea dibagi atas dua kategori: musisi musik rakyat dan musisi musik istana.<ref name="choi chong min"/> Tradisi ini sampai kini hanya dilestarikan di [[Korea Selatan]].<ref name="choi chong min"/> Musisi rakyat umumnya berasal dari [[keluarga]] [[dukun]] yang mementaskan musik dukun (''mu-sok-ak'') dari generasi ke generasi.<ref name="choi chong min"/> Kelompok warga yang berprofesi sebagai dukun melahirkan banyak musisi musik Korea yang terkenal.<ref name="choi chong min"/> Karya-karya musik dukun atau Shamanisme antara lain penampil musik [[sinawi]] atau musik [[instrumental]] yang diiringi tarian dukun.<ref name="choi chong min"/> Jenis musik ini berasal dari [[Korea Selatan|Korea bagian selatan]].<ref name="choi chong min"/> Selain itu dari keluarga musisi ini lahir tradisi menyanyi opera tradisional [[pansori]].<ref name="choi chong min"/> Begitu pula dengan pertunjukkan [[sanjo]], menampilkan permainan [[alat musik]] secara solo.<ref name="choi chong min"/>
 
Musisi musik istana tidak hanya mewariskan teknik bermain [[jeong-ak|musik istana]] kepada keturunan mereka, namuntetapi juga posisi sebagai pemusik istana.<ref name="choi chong min"/> Pada masa [[Penjajahan Jepang atas Korea|penjajahan Jepang]] (1910-1945), para [[musisi]] [[istana]] mulai mendalami seni suara ''[[gagok]]'' dan berbagai [[genre]] musik lain yang terkenal di masyarakat karena repertoarnya.<ref name="choi chong min"/> Sampai kini kelompok pemusik istana berkontribusi banyak terhadap perkembangan dan pelestarian [[musik klasik]].<ref name="choi chong min"/>
 
=== Musisi musik rakyat ===
Pada masa lalu, status [[dukun]] (''[[mudang]]'' atau ''baksu'') dipandang rendah dalam masyakarat, namuntetapi pemusiknya mempunyai status lebih baik.<ref name="choi chong min"/> Anak-anak dari keluarga dukun selalu dilatih menyanyikan [[pansori]].<ref name="choi chong min"/> Pansori dianggap sebagai bentuk musik yang paling bagus dan memiliki prospek cerah.<ref name="choi chong min"/> Di daerah asalnya, para musisi pansori dianggap sebagai [[artis]] terkenal dan beberapa bahkan dihargai dengan jabatan penting ketika mendapat kesempatan pentas di [[istana]].<ref name="choi chong min"/> Itulah sebabnya seorang dukun yang berniat menyempurnakan keahlian bermusiknya, mempelajari pansori dengan giat.<ref name="choi chong min"/> Namun begitu, tidak semua keturunan dukun berbakat menyanyi pansori.<ref name="choi chong min"/> Mereka yang tidak memiliki keahlian pansori diajarkan keahlian lain seperti [[jultagi]] (''berjalan di atas tali'') atau [[akrobat]].<ref name="choi chong min"/> Itulah sebabnya, keluarga dukun sangat erat kaitannya dengan [[kesenian]] dan [[musik]] tradisional rakyat Korea.<ref name="choi chong min"/>
 
=== Musisi musik istana ===
Baris 316:
Awal mula pelestarian musik tradisional sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1920-an, saat nasionalis kultural seperti [[Choe Nam-seon]] (1890-1957), [[Yi Neung-hwa]] (1865-1945), dan [[Song Seok-ha]] (1904-1948) mempromosikan [[kebudayaan nasional]] di tengah gencarnya pengaruh [[kebudayaan Jepang]].<ref name="howard"/>
 
Sebelum masa [[penjajahan]], sistem [[pendidikan]] modern telah diperkenalkan di Korea, namuntetapi pada saat penjajahan dimulai, kurikulum musik belum dimasukkan.<ref name="lee bo hyung"/> Pemerintah kolonial melarang pengajaran musik Korea di sekolah-sekolah sebagai bagian dari kebijakan untuk memusnahkan kebudayaan Korea.<ref name="lee bo hyung"/> Satu-satunya jenis musik yang diajarkan pada masa penjajahan adalah genre musik barat.<ref name="lee bo hyung"/>
 
Korea bebas dari [[penjajahan Jepang atas Korea|penjajahan Jepang]] di akhir [[Perang Dunia II]], namuntetapi musik tradisional telah terlupakan.<ref name="lee bo hyung"/> Sekolah-sekolah pada saat itu hanya berfokus pada [[musik klasik]] barat dan musisi Korea hanya menghasilkan gaya musik barat.<ref name="lee bo hyung"/> Setelah [[merdeka]], [[pemerintah]] [[Korea Selatan]] melakukan upaya pelestarian terhadap musik tradisional dengan mengakui lagu-[[lagu]] [[rakyat]] dari berbagai [[propinsi]] sebagai [[Warisan Budaya Nonbendawi Korea Selatan|aset budaya nasional]] pada tahun 1960-an.<ref name="lee bo hyung"/> Lalu, kemajuan pesat di bidang ekonomi pada tahun 1980-an ikut mengukuhkan keberadaan musik tradisional.<ref name="lee bo hyung"/> Berbagai [[universitas]] di Korea mulai menampilkan musik rakyat dan kelompok musik tradisional.<ref name="lee bo hyung"/> Pada tahun 1990-an, media mulai tertarik untuk merilis seri musik tradisional khas daerah, seperti [[MBC]] yang mengeluarkan karya musik rakyat [[Jeju]] dan [[Jeolla Selatan]] dalam bentuk [[CD]].<ref name="lee bo hyung"/> Pada tahun 1993, [[film]] musikal klasik berjudul ''[[Seopyeonje]]'' menjadi [[box-office]] yang ditonton lebih dari 10 juta orang, membuat [[masyarakat]] [[Korea]] terkesan sehingga tren musik tradisional kembali mendapat tempat.<ref name="lee bo hyung"/>
 
=== Manuskrip dan rekaman ===