Asterix: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
LaninBot (bicara | kontrib)
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua
Baris 23:
Karakter sampingan lain dapat berupa parodi dari orang-orang di tempat yang dikunjungi Asterix. Beberapa contoh yang jelas adalah suatu kelompok penyair terkenal Inggris dalam ''Asterix di Inggris'' beranggotakan empat pemuda yang amat mirip dengan [[The Beatles]]; dua orang ksatria Belgia dalam ''Asterix di Belgia'' persis dengan Thomson dan Thompson dari komik [[Tintin]], dan baik [[Don Quixote]] maupun [[Sancho Panza]] sempat muncul dalam ''Asterix di Spanyol''. Dalam cerita-cerita terbarunya, karakter penting juga merupakan parodi, seperti dalam ''Perjalanan ke [[Mesopotamia]]'', mata-mata Romawi digambarkan seperti [[Sean Connery]] muda dalam [[film]] [[James Bond]]. Dalam ''Obelix yang Malang'', pemimpin budak yang melarikan diri adalah orang Yunani yang bernama Spartakis, parodi dari tokoh Spartakus yang diperankan oleh Kirk Douglas.
 
<!-- yang ini belum diterjemahkan karena saya tidak menemukan persamaannya dalam versi indo (kecuali bagian "orang-orang Romawi memang gila" ^^). or maybe gw yang ga familiar dengan topiknya? :-/
The stories also feature allusions to major artistic works (such as [[Pieter Bruegel]]'s ''Peasant Wedding'' and [[Victor Hugo]]'s story of the battle of [[Waterloo]] from ''Les Châtiments'' in ''Asterix in Belgium''), historical personalities ([[Napoleon]], [[Louis XIV of France]]), famous places (Le [[Moulin Rouge]])…. [http://www.mage.fst.uha.fr/asterix/allusion/allusion.html]
However, in many other respects the series reflects life in the [[1st century BC]] fairly accurately for the medium. For example, the multi-storied apartments in Rome—the insulae—which have Obelix remarking that one man's roof is another man's floor and consequently "These Romans are crazy": his favourite line. On the other hand, though, the presence of chimneys in the Gaullic huts is not accurate, as they used gabled openings in the roof to let smoke escape.--><br>
Baris 32:
Dalam bahasa aslinya, Asterix menggunakan banyak permainan kata dalam penamaan tokoh-tokohnya. Nama dua tokoh protagonis dalam cerita ini berasal dari kata ''asterisk'' dan ''obelisk''; Asterix sebagai bintang utama cerita (dalam bahasa Latin ''aster'' berarti [[bintang]] dan dalam bahasa Kelt ''rix'' berarti raja) dan Obelix yang bekerja menjadi pengrajin [[menhir]].
 
Bahkan hampir semua tokoh yang berkebangsaan Galia memiliki nama dengan akhiran ''-ix'' yang mungkin dibuat berdasar nama kepala suku Galia seperti [[Vercingetorix]] (meskipun sesungguhnya hanya para raja Galia yang menggunakan akhiran ''-ix'', itu pun tidak semua dan sebenarnya akhiran yang digunakan adalah ''-rix''). Nama para tokoh utama dalam versi Indonesia sama dengan versi Prancisnya. Hanya nama tokoh-tokoh sampingan yang diubah ke dalam permainan kata dalam bahasa Indonesia. Nama tokoh berkebangsaan Romawi dalam bahasa Indonesia mengikuti kebiasaan naskah aslinya yaitu diakhiri dengan ''-us'' seperti ''Nonsanggupus'', ''Akalbusyukus'', ''Tifus'', ''Monchongmanchungus'', ''Sapujebholus'', atau ''Kemayus''. Tokoh insidental bisa memiliki nama seperti ''Youpielatula'', ''Kopicoklatta'', ''Penchasilata'', bahkan ''Trompetapianikabiolala''.<ref>[http://www.apfi-pppsi.com/cadence21/pedagoge21-7.htm Permainan kata nama-nama tokoh dalam komik asterix : adaptasi penerjemahan dalam bahasa indonesia]</ref>
 
== Daftar Volume ==
Baris 70:
# Obelix yang Malang (''La Galère d'Obélix'')
 
Lima judul Asterix lain belum pernah diterbitkan dalam bahasa Indonesia, yaitu :
# ''Obelix est tombe dans la marmite du druide quand il etait petit'' (''How Obelix Fell Into The Magic Potion When He Was A Little Boy'')
#* Buku bergambar panel tunggal yang menceritakan bagaimana Obelix tercebur ke panci ramuan ajaib ketika masih kecil.