Penuaan Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 36:
Sebuah studi oleh Divisi Populasi PBB yang dirilis pada tahun 2000 menemukan bahwa Jepang akan perlu untuk menaikkan usia pensiun ke 77 tahun atau mengizinkan imigrasi bersih 17 juta pada tahun 2050 untuk mempertahankan rasio pekerja-ke-pensiunan-nya.<ref name=c>{{cite web|author=Unknown|year=2000|url=http://www.globalaging.org/health/world/overall.htm|title=Aging Populations in Europe, Japan, Korea, Require Action|publisher=India Times|accessdate=2007-12-15| archiveurl= https://web.archive.org/web/20071201192143/http://www.globalaging.org/health/world/overall.htm| archivedate= 1 December 2007 <!--DASHBot-->| deadurl= no}}</ref><ref>[http://www.un.org/esa/population/publications/migration/japan.pdf]</ref>
 
Menyadari kemungkinan lebih rendah bahwa orang tua akan tinggal dengan anak dewasa dan kemungkinan yang lebih tinggi dari partisipasi setiap anak atau menantu dalam angkatan kerja yang dibayar, pemerintah mendorong pembentukan [[rumah jompo]], fasilitas penitipan anak untuk orang tua, dan program kesehatan di rumah. Masa hidup yang lebih panjang akan mengubah hubungan antara pasangan dan lintas generasi, menciptakan tanggung jawab baru pemerintah , dan mengubah hampir semua aspek kehidupan sosial.
 
Orang yang pensiun membuat jalan bagi pengusaha untuk mempekerjakan orang-orang usia kerja. Ini memiliki efek menurunkan tingkat pengangguran atau [[rasio seleksi]] sebagaimana orang tua umumnya berhenti bekerja atau mencari pekerjaan. Rasio pekerjaan Jepang untuk pelamar terus meningkat dari Mei 2010 sampai awal 2011.<ref>{{cite news|url=http://www.bloomberg.com/apps/quote?ticker=JBTARATE:IND|title=Japan Jobs to Applicants Ratio SA|work=Bloomberg}}</ref>