Orang Tionghoa Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 88:
}}
 
'''Suku Tionghoa-Indonesia''' adalah salah satu [[etnis]] di [[Indonesia]] yang asal usul leluhur mereka berasal dari [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok (China)]]. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah '''''Tenglang''''' ([[Hokkien]]), '''''Tengnang''''' ([[Bahasa Tiochiu|Tiochiu]]), atau '''''Thongnyin''''' ([[Bahasa Hakka|Hakka]]). Dalam bahasa [[Mandarin]] mereka disebut '''''Tangren''''' ([[Hanzi]]: 唐人, "orang Tang") atau lazim disebut '''''Huaren''''' ([[Hanzi Tradisional]]: 華人 ; [[Hanzi Sederhana]] : 华人) . Disebut ''Tangren'' dikarenakan sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa-Indonesia mayoritas berasal dari Tiongkok selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara orang Tiongkok utara menyebut diri mereka sebagai orang [[Han]] (Hanzi: 漢人, [[Hanyu Pinyin]]: Hanren, "orang Han").
 
Leluhur orang Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam [[sejarah Indonesia]], bahkan sebelum [[Republik Indonesia]] dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-catatan dari Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di [[Nusantara]] telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di [[Tiongkok]]. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya.
Baris 131:
* Hainan – [[Pekanbaru]], [[Batam]], dan [[Manado]].
* Hokkien – [[Sumatra Utara]], [[Riau]] ([[Pekanbaru]], [[Selatpanjang]], [[Bagansiapiapi]], dan [[Bengkalis]]), [[Padang]], [[Jambi]], [[Sumatra Selatan]], [[Bengkulu]], [[Jawa]], [[Bali]] (terutama di [[Denpasar]] dan [[Singaraja]]), [[Banjarmasin]], [[Kutai]], [[Sumbawa]], [[Manggarai]], [[Kupang]], [[Makassar]], [[Kendari]], [[Sulawesi Tengah]], [[Manado]], dan Ambon.
* Kantonis – [[Jakarta]], [[Medan]] , Makassar dan Manado.
* Hokchia – Jawa (terutama di [[Bandung]], [[Cirebon]], [[Banjarmasin]] dan [[Surabaya]]).
* Tiochiu – [[Sumatra Utara]], [[Riau]], [[Kepulauan Riau]], [[Jambi]], [[Bengkulu]], [[Sumatra Selatan]], dan [[Kalimantan Barat]] bagian selatan (khususnya di [[Pontianak]] dan [[Ketapang]]).
Baris 235:
== Kerusuhan Rasial terhadap Warga Tionghoa di Indonesia ==
[[Berkas:Abbas-Tionghoa.jpg|jmpl|Semarang. Dua orang wanita di [[Klenteng Sam Po Kong|Gedung Batu]]. 1989.]]
Kerusuhan-kerusuhan yang menimpa etnis Tionghoa antara lain pembunuhan massal di Jawa 1946–1948, peristiwa rasialis 10 Mei 1963 di Bandung, 5 Agustus 1973 di Jakarta, Malari 1974 di Jakarta, Kerusuhan Mei 1998 di beberapa kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, Solo ,dll. serta berbagai kerusuhan rasial lainnya.<ref name="Purdey, Jemma 1999">[Purdey, Jemma. "Anti-Chinese violence in Indonesia, 1996-1999," Honolulu: University of Hawai'i Press, 2006].</ref>
 
Beberapa contoh kerusuhan rasial yang terjadi yaitu :
 
* Bandung, 10 Mei 1963. Kerusuhan anti suku peranakan Tionghoa terbesar di Jawa Barat. Awalnya, terjadi keributan di kampus Institut Teknologi Bandung antara mahasiswa pribumi dan non-pribumi. Keributan berubah menjadi kerusuhan yang menjalar ke mana-mana, bahkan ke kota-kota lain seperti Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan Medan.<ref>[Tan, Giok-Lan, "The Chinese of Sukabumi", Ithaca, NY: Modern Indonesia Project, Southeast Asia Program, Dept. of Asian Studies, Cornell University, 1963].</ref>