Terakota Majapahit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Me iwan (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetika
Baris 1:
[[Berkas:TC_245_Majapahit_Terracotta_head,_front_view..JPG|ka|jmpl|321x321px| Kepala Majapahit ; Abad ke 13-15; tanah liat; 6 x 6 x 4,2 cm. Meskipun hanya dimodelkan, kepala ini sangat ekspresif dan, meskipun kecil (6 cm) detailnya dapat terlihat jelas. Dia memakai ikat kepala dan rambutnya, ditumpuk di sebelah kiri juga diikat dengan syal. Ada daun di telinga kanannya. Cincin telinganya besar dan berbentuk tabung ]]
'''Majapahit Terakota''' adalah seni dan kerajinan [[Terakota|terakota yang]] berasal dari era [[Majapahit]] sekitar abad ke 13 hingga 15. Artefak gerabah terakota yang signifikan dari periode ini ditemukan di [[Situs Trowulan|Trowulan]], [[Jawa Timur]] .
 
Selama bertahun-tahun banyak patung dan artefak terakota telah ditemukan sebagai hasil dari kegiatan pertanian, membangun jalan dll. Beberapa dari penemuan ini disatukan di [[Museum Trowulan|museum di Trowulan]] sebelum Perang Dunia II, tetapi pada tahun-tahun berikutnya banyak dari koleksi ini telah hilang. Pasca Perang Dunia II, banyak potongan telah digali sebagai hasil menggali emas. Setelah panen, para petani menyewakan tanah mereka kepada para penggali yang menggali lubang untuk menggali tanah aluvial untuk mendapatkan emas. Terracota adalah temuan insidental, sering kali memiliki tanda alat penggalian. <ref> HRA Muller, Terracota Jawa, Terra Incognito. 1978 Uitgeversmaatschappij De Tijdstroom BV, Lochem. </ref>
 
Saat ini, [[Museum Trowulan]] dan [[Museum Trowulan|Museum]] [[Museum Nasional Indonesia|Nasional Indonesia]] menjadi tuan rumah koleksi besar seni terapotta Majapahit.
 
== Metode ==
[[Berkas:1_Standing_woman--.JPG|ka|jmpl|427x427px| Arca yang dipecat tinggi dengan tetesan glasir di payudaranya ]]
Kata [[terakota]] berasal dari kata [[Bahasa Latin|Latin yang]] berarti bumi yang terbakar. Saat ini kata tersebut merujuk pada semua benda gerabah merah tanpa glasir. Sebagian besar studi arkeologi di wilayah tersebut berfokus pada rekonstruksi reruntuhan. <ref>Hilda Soemantri, Majapahit Terracotta Art, 1997 Ceramic Society of Indonesia. {{ISBN|979-95060-1-8}} p. 17</ref> Sejauh ini, di [[Jawa Timur]] tidak ada [[Tanur|kiln yang]] ditemukan dan sebagian besar benda relatif rendah, menunjukkan bahwa para pengrajin bekerja dengan metode tembikar. Mereka mungkin bekerja dengan cara yang mirip dengan yang digunakan saat ini di Kasongan, dekat [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] dan yang di [[Pulau Bali|Bali]], di mana patung-patung tersebut dijemur. Kemudian sekam padi dan [[Jerami|jerami memenuhi]] mereka dan dibakar. Untuk mencapai objek yang lebih keras, penembakan diulang. Sejauh ini tidak ada kiln yang memungkinkan suhu lebih tinggi tercapai. <ref>Soedarmadji J H Darmais, Majapahit Terracotta, 2012, BAB Publishing, {{ISBN|978-979-8926-29-7}}</ref> Namun, ada beberapa bukti bahwa mungkin ada kiln dari satu patung yang terbuat dari batu dan memiliki tetesan glasir di payudara.
 
== Artefak ==
 
=== Wadah ===
Wadah dalam berbagai ukuran dan bentuk telah ditemukan di Trowulan. Wadah tersebut mungkin digunakan untuk berbagai keperluan, dari wadah air hingga wadah biji-bijian. Dari tabung besar ke wadah air berbentuk kotak. Kendi yang khas, bejana bulat dan leher tinggi dengan semburan seperti payudara, mirip dengan yang masih digunakan sampai sekarang telah ditemukan dari situs periode Majapahit. <ref>Soedarmadji J H Darmais, Majapahit Terracotta, 2012, BAB Publishing, {{ISBN|978-979-8926-29-7}}, p. 25</ref> <gallery>
Berkas:2 Majapahit Terracotta pot 2 with top.JPG|
Berkas: 2 Majapahit terracotta pot 1 (2).JPG|
Baris 21:
=== Kepala ===
[[Berkas:TC_123_Majapahit_Terracotta_head_Profile.JPG|ka|jmpl|401x401px| Terakota Kepala [[Majapahit]] ]]
Banyak kepala kecil ditemukan di lingkungan sekitarnya tanpa tubuh. Ukurannya berkisar dari 3 &nbsp;cm hingga 10 &nbsp;cm. Banyak dari kepala ini menunjukkan fitur Jawa dengan gaya rambut dan ornamen telinga. Beberapa orang berpikir bahwa alasan ada begitu banyak kepala dan tubuh tanpa kepala yang ditemukan daripada patung-patung lengkap adalah karena mereka dipenggal kepalanya dalam persembahan ritual. <ref>Soedarmadji J H Darmais, Majapahit Terracotta, 2012, p. 88, BAB Publishing, {{ISBN|978-979-8926-29-7}}</ref> Jika seseorang ingin melihat Bali kontemporer sebagai bayangan Majapahit, bahkan hari ini upacara kecil kadang-kadang dilakukan di mana sepasang tokoh kecil ditempatkan di dinding sawah. Ini terbuat dari tanah liat, tidak dipoles dan dibiarkan diserap kembali oleh unsur-unsur, Untuk sebagian besar kepala ini padat, tetapi kadang-kadang contoh berdinding tipis ditemukan. Didalilkan bahwa wajah-wajah yang lebih banyak dihiasi mewakili wanita-wanita dari kelas atas. <ref>H. R. A. Muller, Javanese Terracottas, Terra Incognito. 1978 Uitgeversmaatschappij De Tijdstroom B.V., Lochem. {{ISBN|90-6087-593-1}} p. 33</ref> <gallery>
Berkas:TC 35 Majapahit terracotta head Front 2.JPG|
Berkas:TC 48 Majapahit terracotta head left.JPG|
Baris 32:
=== Arca ===
[[Berkas:TC_200_Majapahit_Figurine_with_the_head_intact_showing_the_digger's_mark_(5).JPG|kiri|jmpl|400x400px| Arca [[Majapahit]] ]]
Banyak patung-patung manusia telah ditemukan dipenggal, menunjukkan penggunaannya sebagai patung atau persembahan keagamaan. Namun, teknik konstruksi mungkin juga membuatnya rapuh. Penjelasan lain adalah bahwa patung-patung ini adalah objek bermain sekuler, disingkirkan begitu rusak. <ref> Museum Pemerintah Wilayah Utara.www.nt.gov.au/nreta/museums/virtual/seagallery/gallery/figurines.html </ref> Umumnya patung-patung itu berukuran kecil, berukuran dan dibangun dengan metode kumparan dan jepit dengan dekorasi berukir atau diiris, metode pembentukan yang bersifat pahatan. <ref> Hilda Soemantri, Seni Terapotta Majapahit, Masyarakat Keramik Indonesia 1997, hal. 34 </ref> Patung-patung lain dibuat dengan cara dicetak, seperti gambar pada gambar pertama dua gambar di bawah ini. Ini adalah contoh yang tidak biasa karena tidak ada garis fraktur di leher. Variasi ekspresi tidak terbatas dengan postur naturalistik dan ekspresi wajah. Patung-patung lengkap jarang dibandingkan dengan banyak tokoh tanpa kepala atau kepala tanpa tubuh. Mereka sering mengambil bentuk seorang wanita yang duduk dalam pose wanita yang sopan, di betisnya dengan kaki yang terselip di bawahnya. <ref name="autogenerated88">Soedarmadji J H Darmais, Majapahit Terracotta, 2012, BAB Publishing, {{ISBN|978-979-8926-29-7}}, p. 88</ref> Angka di sebelah kanan sudah lengkap. Patung kedua kepala telah dipisahkan tetapi kedua fragmen itu ditemukan bersama-sama. Dia duduk memegang sesuatu di dadanya. Ini bisa berupa talam atau nampan persembahan, atau seperti yang dipikirkan Kunst (1927), itu mungkin drum. <ref> Kunst, J. 'Een en ander atas de Hindoe-Javaansche Muziekinstrument van Oost Java', Djawa V111,1927 hlm. 129–144,16 pl. </ref> Figurine ketiga adalah duduk dan memainkan apa yang bisa dengan jelas dilihat sebagai alat musik. Di sebelahnya adalah patung dengan selembar merah di lehernya, mungkin di tempat di mana kepala akan dipisahkan. Alasan mengapa ada begitu banyak kepala tanpa tubuh tidak diketahui tetapi berspekulasi bahwa patung-patung itu mungkin dipenggal kepalanya dalam persembahan ritual. <ref name="autogenerated88" /> <gallery>
Berkas:MT12-1 Majapahit terracotta moulded figurine.JPG|
Berkas:MT12-1 (2) Majapahit terracotta moulded figurine showing the hollow core.JPG|
Baris 50:
 
=== Relief ===
[[Berkas:TC_002_Majapahit_Terracotta._Set_of_six_low_relief_tiles_-_87_x_35_cm_Collection_Balique_Arts_of_Indonesia.JPG| 300px} |Dekorasi dengan 6 bata ]]
 
Batu bata berukir telah ditemukan di daerah tersebut. Ini menunjukkan adegan-adegan dari kehidupan sehari-hari dan penggambaran kisah-kisah keagamaan atau sastra. Teknik konstruksinya mirip dengan relief batu berukir yang terlihat di candi-candi di Jawa Tengah seperti [[Borobudur]]. Untuk sebagian besar batu bata ini adalah tunggal dan dalam perbaikan yang buruk, tetapi sekuens sesekali telah ditemukan. Seringkali angka-angka di panel digambarkan dalam gaya Jawa Timur, di mana tubuh penuh frontal, wajah di tiga perempat dan kaki-kaki di profil. <ref> Hilda Soemantri, Seni Terapotta Majapahit, Masyarakat Keramik Indonesia 1997, hal. 60 </ref> <gallery>
Berkas:Majapahit Terracotta frieze TC 216.JPG|
Berkas:TC 001 Majapahit terracotta low relief brick of a Kala head.JPG|