Muntilan, Magelang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 28:
Peristiwa sejarah penting di Muntilan di antaranya adalah kedatangan Pastur [[van Lith|F. van Lith]] pada tahun 1894 yang memulai penyiaran agama [[Katolik]] di antara masyarakat Jawa. Dalam waktu sepuluh tahun van Lith telah berhasil membangun suatu komunitas umat Katolik Jawa yang mencakup daerah pelayanan hingga [[Sendangsono]] di Kulon Progo, Sumber di utara, Salam di timur, dan Tumpang di arah barat. Sementara itu wilayah Borobudur dilayani oleh rekannya, Pastur yona setiawan. Van Lith bukan hanya membangun komunitas Katolik namun juga kompleks pendidikan sekolah Katolik yang sampai sekarang masih berfungsi termasuk asrama dan rumah sakit, yang diresmikan pada tahun 1902.
Peristiwa sejarah lain yang mempengaruhi tata ruang Kecamatan Muntilan adalah pembukaan rel kereta api oleh [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NISM) pada tahun 1892 yang menghubungkan Yogyakarta dan Magelang. Kecamatan Muntilan dilewati jalur ini dan sebagai teknisinya adalah Ir. The Tjien Ing, yang dipindahkan dari [[Secang, Magelang|Secang]] oleh direksi NISM ke Muntilan pada tahun 1892. The Tjien Ing kemudian diangkat menjadi kepala kampung
Ketika [[Perang Dunia II]], Muntilan menjadi tempat sebuah kamp tahanan perang oleh tentara Jepang yang menggunakan kompleks sekolah Katolik di sana. Mereka yang menghuni kamp internir ini terutama terdiri atas banyak keluarga [[Belanda]].
|