Idris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27:
 
Nama Idris disebutkan dua kali dalam Al-Qur'an, tetapi kisahnya tidak diceritakan secara terperinci. Pendapat paling masyhur menyatakan bahwa Idris adalah orang yang sama dengan tokoh dalam [[Alkitab]] bernama [[Henokh (leluhur Nuh)|Henokh]] yang merupakan kakek buyut Nuh.
 
== Ayat ==
{{quote|"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."|Maryam (19): 56–57}}
 
== Nama ==
Baris 43 ⟶ 46:
Sebagian mengatakan bahwa Idris dijuluki sebagai "''Asad al-asad''" (singa dari segala singa) karena keberanian dan kegagahannya, sedangkan di dalam kisah lain, Idris diberi julukan "''Harmasu al-Haramisah''"<ref>[http://books.google.co.id/books?id=zMZeATmvY2sC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false "Cerita 25 Nabi dan Rasul," Bab: "Nabi Idris," hal.16, karya Yudho P. di Books.Google.com]</ref> (ahlinya perbintangan).<ref name="Kisah Nabi Idris">Kisah Para Nabi & Rasul, Kisah Nabi Idris hal. 91-92, karya Ibnu Katsir, cetakan ke-5 September 2011, Pustaka as-Sunnah.</ref>
 
Riwayat masyhur menyatakan bahwa Idris wafat di langit keempat. Suatu[[Ka'ab al-Ahbar]] menceritakan bahwa suatu saat Idris mengatakan pada salah satu malaikat, "Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu kepadaku berupa ini dan itu. Maka sampaikanlah kepada malaikat maut agar dia menunda ajalku, sehingga aku bisa menambah amalku." Malaikat tersebut membawa Idris menuju langit. Di langit keempat, mereka bertemu dengan malaikat maut. Malaikat tersebut menyampaikan pesan Idris kepada malaikat maut. Malaikat maut bertanya, "Lantas di mana Idris sekarang?" Dia menjawab, "Dia berada di atas punggungku." Malaikat maut berkata, "Sungguh menakjubkan. Sesungguhnya engkaulah yang diutus, tapi dikatakan kepadaku, 'Cabutlah Idris di langit keempat,' sehingga aku katakan, 'Bagaimana mungkin aku mencabut ruhnya di langit keempat, sementara dia berada di bumi?'" Lalu malaikat maut mencabut nyawa Idris di langit keempat. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah, "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=82}}
 
=== Hadits isra' mi'raj ===
Dalam hadits mengenai [[Isra Mikraj|isra' mi'raj]], diterangkan bahwa Nabi Muhammad bertemu dengan Idris di langit keempat. Diriwayatkan dari 'Abbas bin Malik,{{quotation|"... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku (Muhammad) pergi ke langit keempat, di sana aku melihat Idris. [[Jibril]] berkata (kepadaku), 'Ini adalah Idris. Berilah dia salammu.' Maka aku mengucapkan salam kepadanya, dan ia mengucapkan, 'Selamat datang, wahai saudaraku yang shalih dan nabi yang shalih' sebagai balasan salamnya kepadaku."|{{Bukhari|5|58|227}}}}
 
== Nabi yang masih hidup ==
Ada kepercayaan di sebagian kalangan Muslim bahwa ada empat orang nabi yang masih hidup sampai sekarang: dua hidup di bumi dan dua di langit. Dua nabi yang ada di bumi yang dimaksud adalah Nabi Khidir dan Nabi Ilyas, sementara dua yang ada di langit adalah Nabi Idris dan Nabi 'Isa.
 
Tentang ayat, "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi," Mujahid menyatakan bahwa Idris diangkat ke langit dan belum meninggal dunia sebagaimana 'Isa diangkat ke langit. [[Ibnu Katsir]] menanggapi perkataan Mujahid, "Jika dia mengatakan bahwa Idris sampai saat ini belum meninggal, maka pendapatnya perlu dikaji ulang. Namun jika dia mengatakan bahwa Idris diangkat ke langit dalam keadaan hidup, kemudian nyawanya dicabut di sana, maka pendapat tersebut tidak bertentangan dengan yang dikatakan oleh Ka'ab al-Ahbar di atas. ''Wallahu a'lam''."{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=83}}
 
== Padanan ==
Baris 52 ⟶ 60:
Pendapat yang masyhur menyatakan bahwa Idris adalah orang yang sama dengan tokoh [[Alkitab]] [[Henokh (leluhur Nuh)|Henokh]] (Akhnukh). Ulama yang berpendapat demikian di antaranya [[Ibnu Jarir ath-Thabari]] dan Al-Baizawi. Al Baizawi mengatakan, "Idris berasal dari keturunan [[Syits]] dan moyang Nuh, dan namanya Henokh."<ref name="Islam, T.P. Hughes 1989, hlm. 192"/>
 
Sumber Alkitab menyebutkan bahwa Henokh adalah keturunan generasi keenam Adam. Silsilahnya adalah: Henokh bin [[Yared]] bin [[Mahalaleel]] bin [[Kenan]] bin [[Enos]] bin [[Syits]] bin [[Adam]]. Nama Henokh sendiri bermakna "guru".<ref>[http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Henokh Kamus Alkitab]</ref> Ayahnya bernama [[Yared]] dan dia lahir saat ayahnya berusia 162 tahun. Saat Henokh berusia 65 tahun, dia memiliki putra bernama [[Metusalah]]. Metusalah memiliki putra bernama [[Lamekh]] dan Lamekh memiliki putra bernama [[Nuh]]. Jadi Henokh adalah kakek buyut dari Nuh. Menurut perhitungan usia dalam Alkitab, Adam masih hidup saat Henokh lahir. Alkitab menyebutkan bahwa Henokh kemudian diangkat ke langit pada usia 365 tahun,<ref>{{Alkitab|Kejadian 5: 1-29}}</ref> mirip dengan Idris yang diangkat ke langit dalam sumber-sumber Islam.
 
Meski demikian, beberapa ulama modern menolak menyamakan kedua tokoh ini karena kurangnya dasar yang dijadikan acuan. Penerjemah Al-Qur'an [[Abdullah Yusuf Ali]] menyatakan, saat membahas Idris dalam surah Maryam, bahwa menyamakan Idris dengan Henokh bisa saja benar atau bisa saja tidak benar.<ref>Abdullah Yusuf Ali, ''The Holy Qur'an: Text, Translation and Commentary'' C2508. Idris is mentioned twice in the Quran, viz.; here and in 21:85, where he is mentioned among those who patiently persevered. His identification with the Biblical Enoch, who "'walked with God' (Gen. 5:21-24), may or may not be correct. Nor are we justified in interpreting verse 57 here as meaning the same thing as in Gen. 5:24 ("God took him"), that he was taken up without passing through the portals of death. All we are told is that he was a man of truth and sincerity, and a prophet, and that he had a high position among his people. It is this point which brings him in the series of men just mentioned; he kept himself in touch with his people, and was honoured among them. Spiritual progress need not cut us off from our people, for we have to help and guide them. He kept to truth and piety in the highest station.</ref>
 
PihakSebagian pihak yang menolak pendapat bahwa Idris dan Henokh adalah orang yang sama menggunakan dasar hadits isra' mi'raj. Di sana disebutkan saatsetelah Nabi Muhammad memberi salam kepada Idris, Idris menyebut Muhammad "wahai saudaraku" seperti yang diucapkan Yusuf dan Harun,{{efn|Yusuf dan Harun adalah keturunan Ishaq, putra kedua Ibrahim, sedangkan Muhammad adalah keturunan Ismail, putra sulung Ibrahim}} bukan menyebutnya "anakku yang shalih" sebagaimana Adam dan Ibrahim. Dari sini kemudian ditarik kesimpulan bahwa jika memang Idris dan Henokh adalah orang yang sama, berarti Idris juga adalah moyang Muhammad dan seharusnya dia menyebut Muhammad "anakku yang shalih" seperti Adam dan Ibrahim. MerekaNamun yangsebagian berpegangan pada pendapat bahwa Idris dan Henokh adalah orang yang sama menyebutkanmenafsirkan bahwa alasan Idris mengatakanmenyatakan "wahaiMuhammad saudaraku"sebagai adalahsaudara karena sebagai bentuk kerendahan hati.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=84}} Dalam Syarah Arba’in an-Nawawi, Syaikh Muhammad bin ShalehShalih al-Utsaimin menjelaskan bahwa Idris adalah nabi dari [[bani Israil]], yaitu keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, sehingga dia bukanlah moyang Muhammad.<ref>{{Cite web|url=https://kisahmuslim.com/6043-peristiwa-isra-miraj-rasulullah-di-langit-ketiga-keempat-dan-kelima.html|title=Peristiwa Isra’ Mi’raj: Rasulullah di Langit Ketiga, Keempat, dan Kelima|last=Hadi|first=Nurfitri|date=|website=Kisah Muslim|access-date=6 Februari 2020}}</ref>
 
=== Hermes Trismegistus ===
Baris 65 ⟶ 73:
 
=== Tokoh lain ===
Dikarenakan perbedaan linguistik dari nama "Idris" dengan tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, beberapa sejarawan telah mengusulkan bahwa tokoh Al-Qur'an ini berasal dari "Andreas", juru masak yang mencapai keabadian dari [[Romansa Aleksander]] Syria.<ref>Çakmak, Çenap. ''Islam: A World Encyclopedia, Vol. 1: A-E''. 2017. hlm. 674-675.</ref><ref>Brown, John Porter. ''The Darvishes: Or Oriental Spiritualism''. Disunting oleh H. A. Rose. 1968. hlm. 174, catatan kaki 3.</ref><ref>Brinner, William M. ''The History of Al-Tabari, Vol. III''. Disunting oleh Ehsan Yar-Shater. 1991. hlm 415, catatan kaki 11.</ref> Selain itu, sejarawan Patricia Crone mengusulkan bahwa "Idris" dan "Andreas" berasal dari [[Wiracarita|epos]] Akkadia [[Wiracarita Atrahasis|Atra-Hasis]]. Epos ini sendiri dinamai sesuai tokoh utamanya, Atra-Hasis, namanya bermakna "luar biasa bijak". Nama Atra-Hasis muncul dalam [[daftar raja Sumeria]] sebagai penguasa Syuruppak (Shuruppak dalam ejaan Inggris) sebelum peristiwa banjir besar.<ref>Crone, Patricia. ''Islam, the Near East, and Varieties of Godlessness: Collected Studies in Three Volumes, Vol. III''. Disunting oleh Hanna Siurua. 2016. hlm 49-70.</ref>
 
== Catatan ==