Tionghoa Parit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 42:
Pedagang-pedagang Tiongkok mendatangi negeri Banjar untuk keperluan memperoleh [[lada]] pada pertengahan pertama abad ke-17, setelah diusir oleh saingan mereka [[Belanda]] dan [[Inggris]]. Ketika itu mereka diberitahu tentang kemungkinan melakukan perdagangan lada di negeri Banjar oleh orang-orang [[Portugis]] di [[Macao]]. Mereka kemudian datang dengan jung-jung mereka, setiap tahun secara teratur datang sebanyak empat sampai tigabelas buah dari pelabuhan [[Xiamen|Amoy]], [[Guangzhou|Kanton]], [[Ningbo|Ningpo]], dan [[Makau|Macao]]. Para nakhoda disambut dengan senang di [[Kayu Tangi]] (Martapura) dan [[Tatas]] (Banjarmasin) oleh orang-orang Banjar, karena mereka membawa sejumlah barang kesukaan penduduk setempat. Berbagai macam barang terdiri dari sutera kasar dan halus, teh, kamper, garam, perkakas tembaga, barang-barang porselen dan lain sebagainya yang dapat ditukar dengan lada, emas, sarang burung dan lain-lain barang hasil daerah Banjar. Kedatangan mereka yang secara terus menerus membawa negeri Banjar masuk dalam lingkaran persinggahan para pedagang dari berbagai negara seperti Arab, Gujarat, disamping dari daerah-daerah tetangga seperti Jawa, Madura, Sulawesi, Lombok, Bali dan Sumbawa. Mereka berkumpul untuk saling mengadakan transaksi, tetapi komoditas dari negeri Tiongkok sangat menonjol peranannya.
 
Pada permulaan abad ke-18, perdagangan jung menjadi begitu penting, bahwa [[sungai Barito]] dikenal pula dengan sebutan sungai Cina (bukan sungai Tiongkok), sebab dipenuhi oleh jung-jung dari Tiongkok.<ref>{{en}} James Cook, A collection of voyages round the world: performed by royal authrity. Containing a complete historical account of Captain Cook's first, second, third and last voyages, undertaken for making new discoveries, &c. ... To which are added genuine narratives of other voyages of discovery round the ..., Printed for A. Millar, W. Law, and R. Cater, 1790</ref><ref>[http://books.google.co.id/books?id=f7I-AAAAcAAJ&dq=china%20river%20banjar&pg=PA145#v=onepage&q=china%20river%20banjar&f=true {{en}} Thomas Salmon, Modern history or the present state of all nations, Volume 1, 1744]</ref>
Demikianlah musim dari penawaran lada di Banjar adalah pada permulaan [[Oktober]] sampai [[Maret]] pada setiap tahunnya, jung-jung itu tidak seperti umumnya pedagang-pedagang yang lain, mereka tiba pada akhir bulan [[Februari]]. Menurut perhitungan bahwa kedatangan mereka yang terlambat berarti hanya akan mendapat sisa-sisa dari lada yang tidak terjual. Namun ternyata pepatah ''yang datang pertama, dilayani pertama'' tidak berlaku di lingkungan orang-orang Banjar. Adalah hal biasa bagi orang-orang Banjar untuk menyimpan sebagian besar persediaan ladanya untuk para pedagang jung. Mereka tidak hanya tertarik oleh barang dagangan Tiongkok, tetapi juga oleh harga yang lebih tinggi yang ditawarkan. Namun karena barangnya diminati penduduk setempat maka akan lebih mudah dan lebih banyak memperoleh lada.