Kota Medan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
k Edit Infobox dan menambahkan referensi
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
k Mengkonversi referensi
Baris 43:
[[Sejarah Kota Medan|Sejarah Medan]] berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh [[Guru Patimpus]] di pertemuan [[Sungai Deli]] dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan [[Kesultanan Deli]], sebuah kerajaan [[Suku Melayu|Melayu]]. Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari [[Inggris]] pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah [[Hindia Belanda]] memberikan status kota pada 1 April 1909 dan menjadikannya pusat pemerintahan [[Karesidenan Sumatra Timur]]. Memasuki [[abad ke-20]], Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.
 
Menurut [[Bappenas]], Medan adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan [[Jakarta]], [[Surabaya]], dan [[Makassar]].<ref>https://www.bappenas.go.id/files/2713/5227/9312/bag-z-74-75-cek__20090130070903__25.doc</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=MMaqCLchf9UC&pg=PT114&lpg=PT114#v=onepage&q&f=false|title=Geografi|publisher=Grasindo|isbn=978-979-759-619-4|language=id}}</ref> Medan adalah kota multietnis yang penduduknya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain Melayu dan Karo sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak, Tionghoa, Minangkabau, Mandailing, dan India. Mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor perdagangan, sehingga banyak ditemukan [[ruko]] di berbagai sudut kota. Di samping kantor-kantor pemerintah provinsi, di Medan juga terdapat kantor-kantor [[konsulat]] dari berbagai negara seperti [[Amerika Serikat]], [[Jepang]], [[Malaysia]], dan [[Jerman]].
 
== Sejarah ==