Warok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 6:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Para warok berziarah ke makam Bathara Katong.jpg|jmpl|ki|Bupati Ponorogo ke-17 dan para warok yang sedang berziarah ke makam [[Bathara Katong]].<ref>{{Cite web|url=https://ponorogo.go.id/2018/09/10/ratusan-warok-ziaroh-makam-batorokatong/|title=Ratusan Warok ziaroh makam Bathara Katong|date=10 September 2018|website=Pemerintah Kabupaten Ponorogo|access-date=31 Juli 2020}}</ref>]]
Pada akhir era Majapahit, warok turut terlibat dalam situasi politik ketika perpindahan kekuasaan dan teritorial dari daerah [[Wengker]] yang dikuasai oleh [[Ki Ageng Kutu]] jatuh ke tangan [[Bathara Katong|Raden Bathara Katong]].{{sfn|Khoirurrosyidin|2014|p=32}}{{sfn|Pramono|2006|p=17}} Para warok yang saat itu setia kepada penguasa Wengker mulai memindahkan loyalitasnya kepada Raden Bathara Katong, putra [[Brawijaya V]] dan penguasa baru di [[Ponorogo]].{{sfn|Khoirurrosyidin|2014|p=32}}{{sfn|Pramono|2006|p=3}} Ki Ageng Kutu atau Demang Suryongalam merupakan kerabat dari [[Majapahit|Kerajaan Majapahit]] dan ia memiliki tiga orang anak, yaitu [[Niken Gandini]], Suryolono ([[Warok Suromenggolo]]), dan Suryodoko ([[Warok Surohandoko]]).{{sfn|Pramono|2006|p=10}} Dalam masa pemerintahan Ki Ageng Kutu, Wengker dibagi menjadi tiga bagian: Ki Ageng Hanggolono diberi tugas untuk memimpin daerah bagian barat, Warok Surogentho dan Warok Singokobro memimpin daerah bagian timur, dan Warok Suromenggolo memimpin daerah bagian selatan.{{sfn|Pramono|2006|p=10}}