Jan Pieter Karel van Eechoud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Baris 39:
Pada tahun 1936, Eechoud berpangkat komisaris kelas dua polisi di [[Manokwari]]. Dia memimpin ekspedisi dan beberapa penelitian etnografi yang memetakan Papua Belanda lebih dekat. Ia mendirikan pos administrasi di [[Danau Paniai]]. Ia menulis tiga buku tentang ini. Selama [[Perang Dunia II]], ia dipekerjakan sebagai intelijen dari [[Australia]].
 
Setelah kembali, Eechoud menjadi residen sekaligus administrator (''bestuur'') untuk Nugini/Papua. Ia ingin Nugini Belanda berkembang sendiri sebagai koloni terpisah yang independen dari Hindia Belanda. Menurut [[Gerry van Klinken]], Eechoud berargumen bahwa budaya di NuginiPapua sangat primitif dan beragam, sehingga wilayah itu harus dikecualikan dari dekolonisasi. Belanda harus lebih dulu dan lebih lama mendidik orang-orang Papua., Bilakarena bila tidak, orang-orang non-Papua akan membanjiri Papua dan menenggelamkan semua budaya Papua.<ref>{{cite web |last1=van Klinken |first1=Gerry |title=Membaca Sejarah Tragedi Papua: Catatan untuk Drooglever |url=https://prismajurnal.com/issues.php?id=c9af91e0-56bf-11e3-a6cc-429e1b0bc2fa&bid=2b18be46-56b8-11e3-a6cc-429e1b0bc2fa |website=Prisma - Resource Center |accessdate=23 September 2020}}</ref> Setelah penyerahan kedaulatan ke [[Indonesia]] pada 1949, NuginiPapua tetap terpisah dari Indonesia. Eechoud memiliki ambisi untuk menjadi gubernur Nugini Belanda, ia kemudian ditunjuk hingga dua kali.
 
Sejak tahun 1950, Eechoud melakukan perjalanan secara teratur bolak-balik antara Belanda dan Nugini Belanda. Dia menulis beberapa buku. Pada tahun 1958 ia meninggal di Nugini Belanda.