Terapi moral: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 78:
Sejak pertengahan abad ke-20, sebuah gerakan yang bernama "pengembalian para pasien ke tengah-tengah masyarakat''"'' atau '''[[deinstitusionalisasi]]''' terjadi di banyak negara di belahan dunia Barat. Sehingga sebagai akibatnya asilum digantikan peranannya oleh layanan-layanan komunitas kesehatan jiwa yang berada di tengah-tengah masyarakat.<ref name=":0" />
 
Gerakan anti-psikiatri, seperti yang digagas oleh '''[[Thomas Szasz]]''' (1920-2012) dan '''[[Michel Foucault]]''' (1926-1984), telah membangkitkan wacana alternatif yang mengkritik perlakuan buruk terhadap pasien gangguan jiwa.<ref>{{Cite journal|date=2020-09-19|title=Anti-psychiatry|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Anti-psychiatry&oldid=979204475|journal=Wikipedia|language=en}}</ref> Meskipun banyak paparan datanya telah secara efektif digusur oleh temuan-temuan biologis dan juga genetis. Ternyata gangguan jiwa tidak selalu dapat diselesaikan dengan menganggapnya hanya sebagai sebuah permasalahan filosofis dan budaya saja, namun -- sebagai hasil dari banyak sekali penelitian ilmiah dalam bidang kesehatan jiwa -- merupakan sebuah permasalahan kompleks yang menuntut pendekatan menyeluruh dengan menggunakan pendekatan biologis, psikologis, sosial, kultural, dan juga spiritual.<ref>{{Cite book|last=Hawari|first=Dadang|date=2001|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=353407|title=Pendekatan Holistik terhadap Gangguan Jiwa: Skizofrenia|location=Jakarta|publisher=Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia|isbn=979-496-340-6|pages=|url-status=live}}</ref>
 
''Terapi moral'' dengan riwayatnya yang panjang dan berliku, adalah sebuah gagasan yang telah memungkinkan diraihnya kesetimbangan bahwa perlakuan yang manusiawi bukan hanya layak diterapkan dalam pengobatan gangguan jiwa, namun juga adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan, bahwa hal yang demikian menyumbang kadar pemulihan yang besar pada orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.