Rambu Solo': Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Marwans24 (bicara | kontrib)
Memperbaiki teks dan menambah referensi
Baris 4:
Pada pesta kematian (rambu solo’) dilakukan pemotongan ternak [[kerbau]] yang tidak sedikit.{{Sfn|Guntara, Fatchan, dan Ruja|2016|p=155}}
 
== PengertianPembahasan ==
Rambu solo adalah sebuah [[upacara]] pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga almarhum membuat sebuah pesta sebagi tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.{{Sfn|Embon dan Suputra|2018|p=3-4}} Upacara rambu solo’ berasal dari kepercayaan aluk todolo’.{{Sfn|Guntara, Fatchan, dan Ruja|2016|p=158}}
 
Istilah aluk rambu solo’ terbangun dari tiga kata, yaitu aluk (keyakinan), rambu (asap atau [[sinar]]), dan turun. Dengan demikian, aluk rambu solo’ dapat diartikan sebagai upacara yang dilaksanakan pada waktu sinar matahari mulai turun (terbenam). Sebutan lain untuk upacara ini adalah aluk rampe matampu’. Aluk artinya keyakinan atau [[aturan]], rampe artinya sebelah atau bagian, dan matampu’ artinya [[barat]]. Jadi, makna aluk rampe matampu ’adalah upacara yang dilaksanakan di sebelah barat dari [[rumah]] atau tongkonan.{{Sfn|Guntara, Fatchan, Ruja|2016|p=156}}
upacara rambu solo sudah dilaksanakan dimulai kira-kira abat ke-9 [[masehi]] dan dilaksanakan turun-temurun sampai saat ini.{{Sfn|Tumirin dan Abdurahim|2015|p=176}} Kata Rambu Solo' dalam bahasa Toraja yang secara harafiah berarti asap yang arahnya ke bawah.Asap yang arahnya ke bawah artinya ritus-ritus persembahan (asap) untuk orang mati yang dilaksanakan sesudah pukul 12 ketika matahari mulai bergerak menurun. Rambu solo’ sering juga disebut ''Aluk Rampe Matampu’'', ritus-ritus di sebelah barat, sebab sesudah pukul 12 matahari berada di sebelah barat. Oleh karena itu ritus-ritus persembahan dilaksanakan di sebelah barat [[Tongkonan]], rumah adat Toraja.<ref name="Theodorus Kobong" />
 
upacara rambu solo’ merupakan sebuah transaksi [[ekonomi]] raksasa yang melibatkan dan memberi keun-tungan bagi banyak pihak, bahkan dalam beberapa tahun terakhir upacara kematian itu mulai disisipi dengan aktivitas ekonomi. Perekonomian rambu solo’ menjadi sumber pendapatan bagi berbagai profesi sosial, antara lain: ternak babi dan kerbau, jasa [[pembawa acara]], [[Salon kecantikan|salon]] dan dekorasi, sewa soundsystem, [[listrik]], pelapak kaki lima, industri [[rokok]], logistik makanan (tuak, ikan, sayur-sayuran, beras, gula, kue tradisional dan modern, air kemasan, [[kopi]], [[teh]], minuman alkohol).{{Sfn|Sampe|2020|p=27}}
 
Pemberian babi atau kerbau kepada keluarga yang sedang menghadapi rambu solo’ sebagai tanda ikatan [[darah]] daging (rara buku). Membawa babi atau kerbau pada orang dalam rambu solo’ menandakan adanya [[ikatan]] keluarga, seperti [[kerabat]] atau adanya hubungan karena perkawinan dan kenalan yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Ada dua jenis pemberian hewan dari keluarga atau kenalan pada orang yang sedang menghadapi pelaksanaan upacara rambu solo’ yakni pemberian sebagai tanda kasih dan turut berduka (pa’uaimata) sebagai kerabat dan pengembalian pemberian yang telah diterima di [[masa lalu]] (tangkean suru’) dan sudah ada rezeki untuk dikembalikan.{{Sfn|Sampe|2020|p=34}}
 
== Jenis Upacara ==
Baris 42 ⟶ 46:
 
== Daftar Pustaka ==
*{{cite journal|last=TumirinEmbon dan AbdurahimSuputra|first=|date=20152018|title=MaknaSistem BiayaSimbol Dalam UpacaraUacara Adat Toraja Rambu Solo: Kajian Semiotik|url=httpshttp://jamaljurnal.ubuntad.ac.id/jurnal/index.php/jamalBDS/article/download/36410056/4338002|journal=JurnalBahasa Akuntansidan MultiparadigmaSastra|volume=63|issue=23|pages=175–1841–10|doi=10.18202/jamal.2015.08.6014|issn=20892302-58792043|ref={{sfnref|TumirinEmbon dan AbdurahimSuputra|20152018}}|url-status=live}}
 
*{{cite journal|last=Guntara, Fatchan, dan Ruja|first=|date=2016|title=Kajian Sosial-Budaya Rambu Solo’ Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik|url=http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/download/6116/2573|journal=Jurnal Pendidikan|volume=1|issue=2|pages=154–158|doi=|issn=2502-471X|ref={{sfnref|Guntara, Fatchan, dan Ruja|2016}}|url-status=live}}
 
*{{cite journal|last=Embon dan Suputra|first=|date=2018|title=Sistem Simbol Dalam Uacara Adat Toraja Rambu Solo: Kajian Semiotik|url=http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/download/10056/8002|journal=Bahasa dan Sastra|volume=3|issue=3|pages=1–10|doi=|issn=2302-2043|ref={{sfnref|Embon dan Suputra|2018}}|url-status=live}}
 
*{{cite journal|last=Hidayah|first=M.N.|date=2018|title=Tradisi Pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja dalam Novel Puya ke Puya Karya Faisal Oddang (Kajian Interpretatif Simbolik Clifford Geertz)|url=https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/download/22391/20527|journal=Bapala|volume=1|issue=1|pages=1–10|doi=|issn=|ref={{sfnref|Hidayah, M.N.|2018}}|url-status=live}}
 
*{{cite journal|last=Lobo'|first=R.S.T.|date=2018|title=Modal Sosial Pada Upacara Rambu Solo’ di Masyarakat Lembang Lea Kabupaten Tana Toraja|url=https://docplayer.info/storage/97/133600984/1601128873/by5O_UwW_WANOOx8v9D1xA/133600984.pdf|journal=Docplayer|volume=|issue=|pages=1–11|doi=|issn=|ref={{sfnref|Lobo', R.S.T.|2019}}|url-status=live}}
*{{cite journal|last=Sampe|first=N|date=2020|title=Rekonstruksi Paradigma Ekonomis dalam Budaya Rambu Solo’ di Toraja Utara|url=http://www.jurnalbia.com/index.php/bia/article/download/158/pdf|journal=Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual|volume=3|issue=1|pages=26–43|doi=10.34307/b.v3i1.158|issn=2655-4682|ref={{sfnref|Sampe, N|2020}}|url-status=live}}
*{{cite journal|last=EmbonTumirin dan SuputraAbdurahim|first=|date=20182015|title=SistemMakna SimbolBiaya Dalam Uacara Adat TorajaUpacara Rambu Solo: Kajian Semiotik|url=httphttps://jurnaljamal.untadub.ac.id/jurnal/index.php/BDSjamal/article/download/10056364/8002433|journal=BahasaJurnal danAkuntansi SastraMultiparadigma|volume=36|issue=32|pages=1–10175–184|doi=10.18202/jamal.2015.08.6014|issn=23022089-20435879|ref={{sfnref|EmbonTumirin dan SuputraAbdurahim|20182015}}|url-status=live}}
[[Kategori:Suku Toraja]]