Pramoedya Ananta Toer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HeningBumi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Keterangan dan penjelasan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 61:
Pada masa kemerdekaan Indonesia, ia mengikuti kelompok militer di Jawa dan kerap ditempatkan di Jakarta pada akhir perang kemerdekaan. Ia menulis [[cerpen]] serta buku di sepanjang karier militernya dan ketika dipenjara [[Belanda]] di Jakarta pada [[1948]] dan [[1949]]. Pada [[1950-an]] ia tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya, dan ketika kembali ke [[Indonesia]] ia menjadi anggota [[Lekra]], salah satu organisasi sayap kiri di Indonesia. Gaya penulisannya berubah selama masa itu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam karyanya ''Korupsi'', fiksi kritik pada pamong praja yang jatuh di atas perangkap korupsi. Hal ini menciptakan friksi antara Pramoedya dan pemerintahan [[Soekarno]].
 
Selama masa itu, ia mulai mempelajari penyiksaan terhadap Tionghoa Indonesia, kemudian pada saat yang sama, ia pun mulai berhubungan erat dengan para penulis di Tiongkok. Khususnya, ia menerbitkan rangkaian surat-menyurat dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia, berjudul ''Hoakiau di Indonesia''. Ia merupakan kritikus yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa-sentris pada keperluan dan keinginan dari daerah lain di Indonesia, dan secara terkenal mengusulkan bahwa pemerintahan mesti dipindahkan ke luar Jawa. Pada 1960-an ia ditahan pemerintahan Soeharto karena pandangan pro-Komunis Tiongkoknya. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di [[Nusakambangan]] di lepas pantai Jawa, dan akhirnya di [[pulau Buru]] di kawasan timur [https://didaktikonline.xyz Indonesia].
 
=== Penahanan dan setelahnya ===