Ahlulbait: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k -
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
'''Ahlul-Bait''' ({{lang-ar|أهل البيت}}) adalah istilah yang berarti "Orang Rumah" atau keluarga. Dalam tradisi Islam istilah itu mengarah kepada keluarga Nabi [[Muhammad]]. Terjadi perbedaan dalam penafsiran baik Muslim Syi'ah maupun Sunni. [[Syi'ah]] berpendapat bahwa Ahlul Bait mencakup lima orang yaitu [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]], [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]] sebagai anggota Ahlul Bait (di samping Nabi [[Muhammad]]). Sementara [[Sunni]] berpendapat bahwa Ahlul Bait adalah keluarga Nabi [[Muhammad]] dalam arti luas, meliputi istri-istri dan cucu-cucunya, hingga kadang-kadang ada yang memasukkan mertua-mertua dan menantu-menantunya.
 
== Istilah Ahlul Bait ==
Baris 147:
=== Setelah berakhirnya [[Bani Abbasiyah]] ===
==== Perkembangan di berbagai negara ====
Menurut berbagai penelaahan sejarah, keturunan [[Hasan bin Ali]] banyak yang selamat dengan melarikan diri ke arah Barat hingga mencapai [[Maroko]]. Sampai sekarang, keluarga kerajaan [[Maroko]] mengklaim keturunan dari [[Hasan bin Ali|Hasan]] melalui cucu dia [[Idris I dari Maroko|Idris bin Abdullah]], karena itu keluarga mereka dinamakan dinasti [[IdrisiyyahIdrissiyyah]].<ref>{{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Morocco/morocco2.htm Genealogi Raja Maroko di Royal Ark]</ref> dan dari jalur Hasan ad-Dakhil bin Muhammad bin [[Abdullah bin Hasan|Abdullah]] bin [[Hasan al-Mutsanna|Hasan]] yang hari ini menurunkan [[Dinasti Alawi|Keluarga Kerajaan Maroko]]. Selain itu pula, ulama-ulama besar seperti [[AbulSyekh Abu Hasan Asy-Syadzili]] Maroko (pendiri Tarekat Syadziliyah) yang nasabnya sampai kepada [[Hasan bin Ali|Hasan]] melalui cucunya [[Isa bin Muhammad|Isa]] bin Muhammad bin [[Hasan al-Mutsanna|Hasan]] bin [[Hasan bin Ali|Hasan]].
 
[[Mesir]] dan [[Iraq]] adalah negeri yang ulama Ahlul Baitnya banyak dari keturunan [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]]. [[Abdul Qadir al-JailaniJaelani]] seorang ulama yang dianggap sebagai Sufi terbesar dengan julukan ‘Mawar kota Baghdad’ adalah keturunan [[Hasan bin Ali|Hasan]] melalui cucunya [[Abdullah bin Hasan|Abdullah]] bin [[Hasan al-Mutsanna|Hasan]] bin [[Hasan bin Ali|HasanMuthanna]].
 
[[Persia]] hingga ke arah Timur seperti [[India]] sampai [[Asia Tenggara]] (termasuk Indonesia) didominasi para ulama dari keturunan [[Husain bin Ali]]. Bedanya, ulama Ahlul Bait di tanah [[Parsi]] banyak dari keturunan [[Musa al-Kadzim]] bin [[Ja'far ash-Shadiq]] seperti [[Ayatullah]] [[Ruhollah Khomeini]] karena itu ia juga bergelar Al-Musawi karena keturunan dari Imam [[Musa al-Kadzim]], sedangkan di [[Hadramaut]] ([[Yaman]]), [[Gujarat]] dan [[Malabar]] (India) hingga [[Indonesia]] ulama Ahlul Baitnya banyak dari keturunan [[Ali bin Ja'far|Ali Uraidhi]] bin [[Jafar ash-Shadiq]] terutama melalui jalur [[Syekh Muhammad Shahib Mirbath]] dan Imam Muhammad [[Faqih Muqaddam]] ulama dan sufi terbesar [[Hadramaut]] di zamannya (abad 12-13M).
 
Walaupun sebagian besar keturunan Ahlul Bait yang ada di Nusantara termasuk Indonesia adalah dari Keturunan Husain bin Ali namun terdapat juga yang merupakan Keturunan dari [[Hasan bin Ali]], bahkan Keturunan [[Hasan bin Ali]] yang ada di Nusantara ini sempat memegang pemerintahan secara turun temurun di beberapa Kesultanan di Nusantara ini, yaitu [[Kesultanan Brunei]], [[Kesultanan Sambas]] dan [[Kesultanan Sulu]] sebagaimana yang tercantum dalam Batu Tarsilah / Prasasti dan beberapa Makam dan juga Manuskrip yang tersebar di Brunei, Sambas (Kalimantan Barat) dan Sulu (Selatan Filipina), yaitu melalui jalur [[Syarif Ali dari Brunei|Sultan Syarif Ali]] (Sultan Brunei ke-3) yang merupakan keturunan dari Syarif Abu Nu'may Al Awwal. Sementara dari keturunan [[Husain bin Ali]] memegang kesultanan di Jawa bagian barat, yang berasal dari [[Sunan Gunung Jati|Syarif Hidayatulah]], yaitu [[Kesultanan Cirebon]] (yang kemudian pecah menjadi tiga kerajaan, Kesultanan Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan) dan [[Kesultanan Banten]]. Sebagai kerurunan Syarif Hidayatulah keturunan merekapun berhak menyandang gelar Syarif/Syarifah, namun dari keturunan Syarif Hidayatullah gelar tersebut akhirnya dilokalisasi menjadi Pangeran,[[Elang (Gelar)|Elang]] (Cirebon) [[Tubagus]]/Ratu (Banten) dan [[Raden]] (Sukabumi, Bogor, Cirebon).
 
==== Mazhab yang dianut ====