Bob Hasan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Enwiki
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17:
|death_date = {{death date and age|2020|3|31|1931|2|24}}<ref>{{cite web|title=Bob Hasan Meninggal Dunia|url=https://kumparan.com/kumparannews/bob-hasan-meninggal-dunia-1t8CebyU0WM |website=[[Kumparan]] accessdate=31 March 2020}}</ref>
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]]
|death_cause = [[Kanker paru-paru]]
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
|spouse = Pertiwi Hasan
|native_namebirth_name=The Kian Seng
|relations =
|children = 2
Baris 31 ⟶ 32:
|footnotes =
}}
'''Mohammad Hasan''' ({{lahirmati|[[Semarang]]|24|2|1931|[[Jakarta]]|31|3|2020}}), adalah seorang pengusaha danIndonesia, yang pernah menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perdagangan Republik Indonesia|Menteri Perindustrian dan Perdagangan]] [[Indonesia]] pada tahun 1998 dan kemudian dipenjara karena korupsi. Dia adalah salah satu kroni etnis [[KabinetTionghoa-Indonesia]] Pembangunanpaling VIIterkemuka dari presiden Indonesia [[Suharto]] yang lama menjabat dan dijuluki "raja kayu lapis" karena bisnis kehutanannya. Hasan menjabat sebagai Ketua [[Persatuan Atletik Seluruh Indonesia]] (PASI) sejak September 1984 sampai kematiannya. Bob Hasan sejak kecil diasuh sebagai anak oleh [[Jenderal]] [[Gatot Subroto]].
 
Namanya mencuat karena berbisnis dalam industri kayu. Bob Hasan juga sampai dengan saat ini menjabat sebagai Ketua [[PASI]] (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia), dan sebagai Honorary Life Council Member [[IAAF|International Associations of Athletic Federation]]. Ia adalah pendiri media Gatra. Ia pernah diberi penghargaan [[prestisius]] [[Kalpataru]] pada tahun 1997.
 
== Kehidupan awal ==
Lahir The Kiang Seng di Semarang, Jawa Tengah, pada Februari 1931 dari seorang pedagang tembakau Tionghoa, Hasan menjadi anak angkat [[Gatot Soebroto]], seorang jenderal [[TNI Angkatan Darat]], yang saat itu memimpin Kolonel Suharto pada tahun 1950-an.<ref name="Studwell2010">{{cite book|author=Joe Studwell|title=Asian Godfathers: Money and Power in Hong Kong and South East Asia|url=https://books.google.com/books?id=NwtqxB0GYLwC&pg=PA250|date=3 September 2010|publisher=Profile Books|isbn=1-84765-144-5|pages=250–}}</ref><ref name="McDonald2015">{{cite book|author=Hamish McDonald|title=Demokrasi: Indonesia in the 21st Century|url=https://books.google.com/books?id=Ymb2AwAAQBAJ&pg=PT117|date=6 January 2015|publisher=St. Martin's Publishing Group|isbn=978-1-4668-7926-3|pages=117–}}</ref>
 
== Karier bisnis ==
Setelah Soeharto menggantikan Gatot Subroto sebagai Panglima Divisi Diponegoro Angkatan Darat, Hasan bekerja dengan Soeharto untuk mengembangkan berbagai bisnis sampingan, yang dikendalikan oleh militer, yang memberikan banyak dana untuk Divisi tersebut serta pendapatan tambahan bagi para perwira.<ref name="barr1998">Barr, Christopher M (1998). [http://cip.cornell.edu/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1106953918 Bob Hasan, the rise of Apkindo, and the shifting dynamics of control in Indonesia's timber sector]. ''Indonesia'' 65:1-36.</ref>
 
Setelah Soeharto mengambil alih kursi kepresidenan pada tahun 1966, ia memprakarsai perluasan besar-besaran penebangan komersial Indonesia, terutama di pulau-pulau di luar [[Jawa]]. Pada tahun 1970-an, Hasan menjabat sebagai "mitra" Indonesia yang dibutuhkan untuk perusahaan asing yang ingin memanen kayu di Indonesia, terutama bekerja dengan perusahaan [[Amerika Serikat]], [[Georgia Pacific]], dan juga mendirikan sejumlah usaha patungan antara dia dan perusahaan milik pemerintah. Pada tahun 1981 pemerintah melarang ekspor kayu yang tidak digiling, yang menyebabkan banyak perusahaan asing menjual kegiatan mereka di Indonesia kepada pemilik dalam negeri yang tertarik untuk mendirikan operasi pengolahan; Hasan, yang sudah menjadi pemegang saham utama dalam operasi Georgia Pacific di Indonesia, menjadi pemilik tunggal ketika perusahaan tersebut meninggalkan Indonesia pada tahun 1983.<ref name="barr1998"/> Berawal dari perkayuan, ia mengembangkan bisnisnya ke bidang keuangan, asuransi, otomotif, dan industri lainnya, terutama melalui perusahaan induk Kalimanis miliknya.<ref name="saragosa">Saragosa, Manuel (1997). Indonesian tycoon plays influential role. ''Financial Times'' February 13. p 6.</ref> Grup Kalimanis milik Hasan dilaporkan menguasai lebih dari 2 juta hektar (7.700 mil persegi) konsesi utama di [[Kalimantan]].<ref name="Economist1997"/>
 
Hasan juga Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo). Di bawah Hasan, Apkindo diberikan kendali penuh atas harga kayu lapis, pemasaran, dan ekspor. Apkindo membantu Indonesia memperoleh sekitar tiga perempat dari pasar ekspor kayu lapis dunia pada awal 1990-an, kadang-kadang menggunakan teknik yang digambarkan oleh pengamat sebagai "harga predator". Hasan secara pribadi mendapatkan keuntungan dari kepemimpinannya baik dengan mendukung bisnis yang dimilikinya maupun melalui pengendalian biaya yang dibayarkan kepada organisasi oleh anggota lain.<ref name="barr1998"/> Ketenarannya dalam industri kayu lapis membuatnya dijuluki "raja kayu lapis".<ref name="Wong2018">{{cite book|author=Anny Wong|title=The Roots of Japan's Environmental Policies|url=https://books.google.com/books?id=2Hp0DwAAQBAJ&pg=PT286|date=24 October 2018|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-1-317-73405-5|pages=286–}}</ref>
 
Hasan menjalankan PT Nusantara Ampera Bakti (Nusamba) yang 80% sahamnya dimiliki oleh yayasan yang dikendalikan oleh Suharto.<ref name="Economist1997">{{cite web|title=Indonesia’s Uncle Bob (Mar 27, 1997)|url=http://www.economist.com/node/367251?_ga=1.41763362.1244557049.1469992653|publisher=The economist|accessdate=31 July 2016}}</ref><ref name=WSJ021697>{{cite news|last1=Borsuk|first1=Richard|title=Freeport Beats Out Canadians To Develop Busang Gold Mine|url=https://www.wsj.com/articles/SB856111694777478500|accessdate=31 July 2016|work=The Wall Street Journal|date=Feb 16, 1997}}</ref>
 
Hasan menjadi mediator dalam perselisihan bisnis antara enam anak Soeharto, setelah kematian istri Soeharto pada tahun 1996.<ref name="Economist1997"/> Dia mengatur kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan pemegang saham seputar deposit emas Busang yang ditemukan oleh [[Bre-X Minerals]] di Kalimantan sebelum penemuan emas itu terungkap sebagai tipuan.<ref name="Economist1997"/><ref name=WSJ021697/><ref name="BorsukChng2014">{{cite book|author1=Richard Borsuk|author2=Nancy Chng|title=Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia|url=https://books.google.com/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA348|date=23 May 2014|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4459-57-0|pages=348–}}</ref>
 
== Referensi ==