Petrus Noyen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 48:
Pada 7 Desember 1912, ia diangkat untuk memimpin misi koloni Belanda di Kepulauan Sunda Kecil. Pada 9 Desember 1912, ia meninggalkan [[Steyl]] dan bertolak ke [[Marseille]], [[Prancis]] dan pada 12 Desember 1912 ia bertolak ke [[Batavia]]. Ia tiba di Batavia pada 4 Januari 1913 dan sempat bertemu dengan Mgr. Luypen SJ, Vikaris Apostolik Batavia, serta mengunjungi sebuah sekolah Belanda di Muntilan. Ia kemudian berangkat dari Surabaya ke Kepulauan Timor pada 12 Januari 1913, dan tiba di Kupang pada 18 Januari. Ia tiba di Pelabuhan Atapupu, Timor pada 20 Januari 1913.<ref name="svdtl">http://svdtlnewsleter.blogspot.co.id/2012/01/petrus-noyen-svd.html</ref> Pada saat bersamaan Pater Vander Putten, [[Yesuit|S.J.]] meninggalkan Timor. Sepekan kemudian pada 27 Januari 1913, Noyen berangkat ke pusat misi di Lahurus, Kepulauan Timor, dan mempelajari [[bahasa Tetun]].
 
Pada 1 Maret 1913, misi geraja Katolik Timor diserahterimahkan oleh Pastor Adrianus Mathjisen, S.J., pemimpin misi Timor di kala itu, mewakili Serikat Yesuit kepada dirinya yang mewakili misionaris Serikat Sabda Allah.<ref>http://franklamanepa.blogspot.co.id/2015/01/sejarah-keuskupan-larantuka-sebuah_9.html</ref><ref name="svd">{{Cite web |url=http://provinsisvdende.weebly.com/sejarah-awal.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-10 |archive-date=2016-08-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160829054031/http://provinsisvdende.weebly.com/sejarah-awal.html |dead-url=yes }}</ref> Pastor Mathjisen S.J. kemudian meninggalkan Timor sebagai misionaris terakhir Yesuit. Setelah penyerahan daerah misi, Pater Noyen segera menata reksa pastoral dengan memetakan daerah misi SVD dan melakukan berbagai kunjungan. Ia mulai berkenalan dan menjalin persahabatan dengan para raja. Ia juga belajar bahasa Tetun dan Melayu, serta mendirikan gedung gereja dan sekolah. Dengan dibantu Pater [[Arnoldus Verstraelen]] dan Br. Lusianus Molken, mereka melaksanakan karya misi melalui pendekatan antropologis dan kultural, dan berhasil menciptakan "rasa memiliki" masyarakat Timor terhadap iman Katolik.
 
Juga pada bulan Maret, Noyen memimpin Jalan Salib pertama dalam bahasa Tetun, disusul sebulan kemudian ia mampu mendengan pengakuan dosa dalam bahasa setempat. Pada Hari Raya Pentakosta, 11 Mei 1913, untuk pertama kalinya, Noyen memberi homili dalam bahasa Tetun. Selama di Tiongkok, ia tidak melakukan hal seperti ini, namun baru dua tahun setelah tiba.<ref name="svdtl"/> Pada tahun 1913, P. Petrus Noyen, SVD dan P. Arnoldus Verstraellen, SVD sempat menemukan Gua Bitauni, sebuah gua Maria alamiah.<ref>http://www.kompasiana.com/1b3las-mk/beberapa-gua-maria-alamiah-di-timor-ntt_54f5fb58a3331157178b457a</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA313</ref>