The Bell Jar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20210309)) #IABot (v2.0.8) (GreenC bot
Baris 47:
 
=== Kesehatan mental ===
Esther Greenwood, tokoh utama dalam cerita yang ada di novel ''The Bell Jar'', menggambarkan kehidupannya dalam keadaan tercekik di bawah sebuah toples kaca berbentuk bel. Analisis frasa "Bell Jar" memperlihatkan keterwakilan "Tercekiknya kesehatan mental Esther oleh depresi yang dia rasakan, sekaligus ketidakmampuannya untuk menghindari pengaruhnya terhadap keadaan psikisnya".<ref name=":0">{{Cite journal|last=Tsank|first=Stephanie|date=Summer 2010|title=The Bell Jar: A Psychological Case Study|url=https://scholarworks.iu.edu/journals/index.php/plath/article/view/4714|journal=Plath Profiles: An Interdisciplinary Journal for Sylvia Plath Studies|publisher=[[Indiana University]]|volume=3}}</ref> Sepanjang novel, Esther berbicara tentang "Bell Jar" yang mencekiknya dan mendapati momen pencerahan ketika "Bell Jar" terangkat. Momen-momen ini berkorelasi dengan kesehatan mentalnya dan pengaruh dari depresinya. Para ahli berpendapat tentang maksud "Bell Jar" milik Esther dan apa maknanya. Beberapa dari mereka berpendapat, bahwa itu adalah perlawanan terhadap gaya hidup pinggir kota,<ref>{{Cite book|title=Reflecting on the Bell Jar|last=MacPherson|first=Patrick|publisher=Routledge|year=1990|isbn=978-0415043939|location=London|pages=}}</ref> sedangkan ahli yang lain mempercayai bahwa ini adalah perlawanan terhadap standar yang ditetapkan untuk hidup sebagai seorang wanita.<ref name="Bonds">{{Cite journal|last=Bonds|first=Diane|date=October 1990|title=The Separative Self in Sylvia Plath's The Bell Jar|url=http://www.clas.ufl.edu/users/ssmith/separativeself.pdf|journal=Women's Studies|publisher=Routledge|volume=18|issue=1|pages=49–64|doi=10.1080/00497878.1990.9978819|access-date=March 19, 2012}}</ref> Namun, ketika mempertimbangkan kehidupan dan kematian Sylvia Plath itu sendiri sekaligus melihat kemiripan antara ''The Bell Jar'' dan hidup dari Sylvia Plath. Hal yang sangat sulit untuk mengabaikan tema penyakit mental.<ref name=":1">{{Cite book|title=Sylvia Plath: Method and Madness|url=https://archive.org/details/sylviaplathmetho0000buts|last=Butscher|first=Edward|publisher=Schaffner Press|year=2003|isbn=978-0971059825|location=Tucson. AZ|pages=}}</ref>
 
Psikiater Aaron Beck melakukan studi terhadap penyakit mental Esther dan mencatat dua penyebab depresi yang terlihat nyata di dalam hidupnya.<ref>{{Cite journal|last=Beck|first=Aaron|author-link=Aaron T. Beck|date=1974|title=The Development of Depression: A Cognitive Model|url=|journal=The Psychology of Depression: Contemporary Theory and Research|location=Washington, DC|publisher=Winston-Wiley|pages=3–27}}</ref> Pertama, penyebabnya berasal dari pengalaman traumatis yang dia alami di masa awal kehidupannya , yaitu kematian ayahnya saat dia berusia 9 tahun. Terlihat jelas, dia sangat terpengaruh oleh perasaan kehilangan yang ditunjukkan ketika dia mencoba berandai dalam sebuah frasa, "Sebelumnya, saya pikir sangat aneh untuk tidak pernah terpikir oleh saya, bahwa saya hanya bisa benar-benar merasa bahagia , sampai saya menginjak umur sembilan tahun." <ref name=":2">{{Cite book|title=The Bell Jar|last=Plath|first=Sylvia|publisher=Harper Perennial|year=2005|isbn=|location=New York|pages=}}</ref> Penyebab kedua depresinya adalah pandangan perfeksionis yang dia miliki. Esther merupakan seorang wanita yang mempunyai dengan segudang prestasi - perguruan tinggi, kesempatan magang dan juga nilai sempurna. Keberhasilan inilah yang menciptakan tujuan-tujuan yang tak mampu diraihnya, ke dalam fikirannya, dan saat dia tidak meraihnya, kesehatan mentalnya pun terganggu. Esther meratap "Masalahnya adalah, selama ini saya tidak layak , saya hanya tidak memikirkannya."