Invasi Ambon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Eeeaa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Eeeaa (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 60:
 
Pada 17 Agustus 1950, Presiden Indonesia [[Soekarno]], memproklamasikan pemulihan negara kesatuan Republik Indonesia. RMS ini tidak diakui oleh Sukarno dan atas perintahnya militer Indonesia menyerbu [[Pulau Buru]] Maluku dan sebagian dari Pulau Seram.
 
== Invasi Ambon ==
Pada saat proklamasi RMS, ada 7.345 mantan pasukan KNIL yang ditempatkan di Ambon, termasuk 2.500 orang Ambon. Prajurit ini menjadi tulang punggung APRMS. Setelah blokade angkatan laut oleh angkatan laut Indonesia, invasi ke Ambon terjadi pada tanggal 28 September 1950. APRMS melarikan diri dari kota Ambon sebelum pasukan Indonesia yang menyerang mengambil posisi di benteng tua Belanda di perbukitan di atas kota. Dari sini mereka melancarkan perang [[gerilya]]. [[TNI]] menduduki bagian utara pulau, tapi sempat terhenti oleh resistance Ambon sengit di satu kilometer lebar tanah [[genting]], yang menghubungkan dengan bagian selatan.<ref>{{cite news|url=https://trove.nla.gov.au/newspaper/article/42686630|title=Invasion of Ambon|date=23 October 1950|work=The Cairns Post|access-date=5 March 2020}}</ref> Pada tanggal 5 November kota Ambon jatuh ke tangan tentara Indonesia. Pemerintah RMS melarikan diri ke Seram pada bulan Desember untuk melanjutkan perang dalam bentuk perang gerilya. "Kota Ambon telah musnah kecuali empat bangunan," kata seorang saksi mata kepada sebuah surat kabar Australia. "Orang Indonesia terus-menerus menyerang kota dan pesawat memberondongnya, tetapi sebagian besar kerusakan disebabkan oleh [[pembakaran]]."<ref>{{cite news|url=https://trove.nla.gov.au/newspaper/article/48141236|title=First-Hand Accound of Ambon Invasion|date=13 December 1950|work=The West Australian|access-date=5 March 2020}}</ref> Pertempuran itu sengit, karena lawan TNI adalah mantan prajurit KNIL yang terlatih termasuk ''[[Green Caps]]''. Namun demikian, kerugian yang dialami tentara Indonesia relatif kecil. Meskipun prajurit RMS adalah anggota KNIL yang terlatih dan terkenal dengan keterampilan bertarungnya, perlawanan prajurit APRMS akhirnya dapat dipadamkan pada November 1950. Namun, Letkol Slamet Rijadi yang merupakan Panglima TNI di sektor Maluku dan peserta penting selama penyerangan tersebut terbunuh pada hari terakhir kampanye.<ref>{{cite news|url=https://chroniclingamerica.loc.gov/lccn/sn83045462/1950-11-04/ed-1/seq-1/|title=Indonesia takes amboina, says revolt is over|date=4 November 1950|work=The Evening Star|author=Associated Press|access-date=5 March 2020}}</ref><ref>{{cite news|url=https://trove.nla.gov.au/newspaper/article/47890496|title=Invasion of Ambon by Indonesian forces|date=5 October 1950|work=The West Australian|access-date=5 March 2020}}</ref> <ref>https://history.state.gov/historicaldocuments/frus1955-57v22/d327</ref>
 
== Referensi ==