Budaya Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pembatalan
menambahkan sedikit
Baris 1:
[[Gambar:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Straatje_in_Soendanese_kampong_op_de_voorgrond_drogende_rijstbossen_Java'_TMnr_10011156.jpg|pra=https://su.wiki-indonesia.club/wiki/Gambar:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'Straatje_in_Soendanese_kampong_op_de_voorgrond_drogende_rijstbossen_Java'_TMnr_10011156.jpg|jmpl|400x400px|orang sunda zaman dahulu]]
'''Budaya Sunda''' adalah [[kebudayaan|budaya]] yang tumbuh dan hidup dalam [[Suku Sunda|masyarakat Sunda]]. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (''soméah'', seperti dalam falsafah ''soméah hadé ka sémah''), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati [[orang tua]]. Itulah cermin budaya masyarakat Sunda.
 
== Budaya Sunda ==
=== Etos budaya ===
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan tertua di [[Nusantara]]. Kebudayaan Sunda yang ideal kemudian sering kali dikaitkan sebagai kebudayaan masa [[Kerajaan Sunda]]. Ada beberapa ajaran dalam budaya Sunda tentang jalan menuju keutamaan hidup. Etos dan watak Sunda itu adalah ''cageur, bageur, singer dan pinter'', yang dapat diartikan sehat, baik, mawas, dan cerdas. Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Sistem kepercayaan spiritual tradisional Sundadiantaranya adalah: [[Sunda Wiwitan]] yang mengajarkan keselarasan hidup dengan alam. Kini, hampir sebagian besar masyarakat Sunda beragama [[Islam]], tetapi ada beberapa yang tidak beragama Islam, walaupun berbeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan ditujukan untuk kebaikan di alam semesta.
 
* '''Cageur''', artinya adalah sehat, yang mana sehat secara jasmani serta rohani, sehat dalam berpikir, sehat dan mempunyai pendirian, sehat secara moral, sehat dalam bekerja dan bertutur kata.<ref name="sumber3">{{id}}[http://www.kasundaan.org/id/index.php?option=com_content&view=article&id=53&Itemid=82=id kasundaan].( diaksés tanggal 24 Oktober 2011)</ref>
* '''Bageur''', artinya adalah baik, baik terhadap sesama, banyak memberikan bantuan berupa pikiran, moral yang baik maupun materi, tidak pelit terhadap sesama, tidak emosianal hatinya, penolong serta ikhlas menjalankan dan mengamalkan tidak hanya dibaca atau diucapkan saja.
* '''Bener''' artinya benar atau tidak bohong, tidak asal-asalan dalam melaksanakan [[pekerjaan]], amanat, lurus dalam menjalankan agama, memimpin dengan baik, serta tidak merusak alam.<ref name="sumber3" />
* '''Singer''', artinya adalah mawas diri, teliti dalam bekerja, mendahulukan orang lain sebelum diri sendiri, menghargai pendapat orang lain, penuh kasih sayang, tidak marah saat dikritik namun diterima dengan lapang dada.<ref name="sumber3" />
* '''Pinter''', artinya cerdas, mengerti ilmu agama sampai ke dasar, bisa menyesuaikan diri dengan sesamanya, bisa menyelesaikan masalah dengan bijaksana, serta tidak berprasangka buruk terhadap orang lain.<ref name="sumber3" />
 
ebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Sistem kepercayaan spiritual tradisional Sunda adalah [[Sunda Wiwitan]] yang mengajarkan keselarasan hidup dengan alam. Kini, hampir sebagian besar masyarakat Sunda beragama [[Islam]], tetapi ada beberapa yang tidak beragama Islam, walaupun berbeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan ditujukan untuk kebaikan di alam semesta.
 
=== Nilai-nilai budaya ===
Baris 17 ⟶ 26:
 
Ditambah oleh 1 alat musik ritmis bernama ''bedug'' yang dipikul dua orang dan ditambah lagi oleh satu alat musik melodis berupa ''Tarompet'' yang terbuat dari kayu yang melantunkan musik sunda sampai dangdut yang terkadang di temani seorang sinden. Seni reak ini menampilkan atraksi transendensi dunia metafisika ke dalam dunia profan yang disebut (''kaul'' atau jadi, hari jadi) dan atraksi dari ''Bangbarogan''. ''Bangbarongan'' adalah sebuah kostum yang digunakan oleh orang yang sedang ''kaul'', terbuat dari kayu yang berbentuk kepala besar bertaring dan berwarna merah ditambah karung goni untuk menutupi tubuh sang pemakai. Seni ini terdapat di daerah Bandung Timur dari kecamatan [[Ujung Berung]], [[Cibiru]] sampai dengan [[Kabupaten Sumedang]].
 
== Sebaran geografis ==
[[Gambar:Sunda-Galuh.gif|pra=https://su.wiki-indonesia.club/wiki/Gambar:Sunda-Galuh.gif|ka|400x400px|Tatar Sunda]]
Secara geografis, [[Jawa Barat]] (dengan [[:su:Banten|Banten]]) merupakan tempat lahir dan tumbuhnya kebudayaan Sunda, [[Jawa Barat]] juga merupakan salah satu daerah di kepulauan [[Nusantara]].<ref name="sumber2">{{id}}Edi S Ekadjati. ''Kebudayaan Sunda Jilid 1''. PT Pustaka Jaya. Jakarta 2005.</ref> Daérah [[Jawa Barat]] sebagai tempat yang dihuni oleh [[Suku Sunda|suku sunda]], menghasilkan banyak hal dalam segala aspek seperti teknologi, sistem persaudaraan, bahasa, kesenian, agama serta ilmu pengetahuan.<ref name="sumber2" />
 
== Teknologi Pertanian Tradisional ==
Bertani bagi masyarakat Sunda bukanlah hal yang asing, karena dalam budaya masyarakat Sunda, pekerjaan utamanya adalah bertani. Pertanian telah berkembang selama berabad-abad dalam masyarakat Sunda, dari zaman dahulu perilaku pertanian telah dipraktekkan oleh masyarakat Sunda, karena kondisi alamnya menyediakan segala kebutuhan sebagai penunjang kehidupan. Tentunya, semua kegiatan membutuhkan berbagai peralatan khusus, begitu pula di bidang pertanian. Alat yang dibutuhkan antara lain:
 
* [[Sabit|Arit]] adalah alat yang digunakan untuk memotong rumput atau cangkul, terbuat dari besi yang dicampur dengan baja dan kayu sebagai pegangannya, berbentuk seperti gergaji tetapi tidak terlalu keras. Sabit memiliki fungsi untuk menghancurkan semak, gulma dan rerumputan, pada awal membuka lahan baru biasanya menggunakan sabit.<ref name="sumber5">{{id}}Rachmat Taufiq Hidayat, spk. ''Peperenian Urang Sunda.'' PT Kiblat Buku Utama. Bandung 2005.</ref>
* [[Batu Asah|Asahan]], adalah batu khusus yang digunakan untuk mengasah pisau, golok, dll..<ref name="sumber5" />
* [[:su:Aseuk|Aseuk]], bentuk aseuk adalah kayu bulat panjang, ujung dipoles, alat penggigit, membuat batang kayu kecil untuk menanam biji-bijian seperti jagung, sorgum, buncis, kacang polong dll. Aseuk disebut juga sebagai luju.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Bakrik|Bakrik]], Alat dari bambu yang diperoleh dengan jangkar, digunakan untuk pengait rajutan, berfungsi untuk mengevakuasi benda yang terbakar, biasanya mata rantainya terbuat dari besi.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Bawak|Bawak]], Bagian cangkul yang menyambung lingkaran (bagian yang tajam boleh digunakan jika ingin mengasah).<ref name="sumber5" />
* [[:su:Bedog|Bedog]], adalah alat untuk membelah atau memotong bambu, kayu dan barang lainnya. Terbuat dari besi, susu / gagang menggunakan kayu alumunium. Beberapa bentuk pendek dan beberapa panjang.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Burujul|Burujul]], merupakan bajak yang tidak menggunakan lanjam / mata bajak.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Caplak|Caplak]], adalah alat yang digunakan untuk menanam, berguna untuk mengikis tanah saat membenahi persemaian padi yang lurus. Caplak terbuat dari kayu.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Congkrang|Congkrang]], adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan rumput atau pohon kecil, dan sebagainya. Terbuat dari besi dan gagangnya terbuat dari kayu atau alumunium. Bentuknya lebih panjang dari sabit, bagian atasnya melengkung.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Étém|Étém]], adalah sejenis pisau yang dibuat khusus untuk memotong susunan padi.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Garpuh|Garpuh]], adalah alat yang digunakan untuk mengencerkan tanah.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Garu|Garu]], adalah alat untuk membajak tanah suatu ladang, berupa sisir tajam, biasanya ditarik oleh kerbau atau sapi secara tunggal atau berkelompok.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Halu|Halu]], adalah alat petik, terbuat dari kayu bulat.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Koréd|Koréd]], adalah alat pertanian untuk memotong rumput di kebun, terbuat dari besi dan baja, bentuknya mirip sabit tetapi melengkung.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Kujang|Kujang]], merupakan perkakas sejenis golok yang biasa dipakai untuk membersihkan rumput di halaman maupun di perkebunan, serta bisa dipakai untuk membacok, sekarang Kujang digunakan sebagai simbol berbagai organisasi Sunda.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Lalandak|Lalandak]], merupakan perkakas yang digunakan di sawah yang ditanam dengan cara digarit (tanam jajar). Disebut juga ''géréndél'' atau ''gilinding''.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Lisung|Lisung]], alat untuk menumbuk padi, terbuat dari kayu, memiliki dua lubang yaitu lubang lingkaran dan lubang persegi panjang.<ref name="sumber5" />
* [[:su:Pacul|Pacul]], adalah alat untuk merestorasi tanah di lapangan, menggali lubang, mengalirkan air, mengaduk, dll. Bawahnya terbuat dari besi atau baja, gagang kayunya ditekuk agar lebih mudah dalam penggunaannya.<ref name="sumber5" />
 
== Sistem Persaudaraan ==
Orang Sunda memakai sistem persaudaraan yang bersifat ''patental''. Artinya orang Sunda menganggap saudara kandung melalui dua jalur, baik dari ibu atau dari ayah. Sistem persaudaraan masyarakat Sunda, umumnya umat manusia di dunia ada karena dua faktor yaitu keturunan dan adanya ritual perkawinan. Yang paling penting adalah tingkat hubungan saudara kita berdasarkan perbedaan generasi ketiga kelompok tersebut. Ketiga kelompok yang dimaksud adalah (1) kelompok tetua, orang tua, orang tua yang meliputi aki, kakek nenek, bapak, dan ibu, generasi yang berada pada level yang lebih tinggi dari ego; (2) Kelompok saudara dalam arti sempit adalah saudara-saudara, saudara kandung (saudara kandung pisah ayah atau saudara kandung ibu pisah saudara), yang disebut saudara laki-laki bila lebih tua dan saudara perempuan atau adik ketika lebih muda. Jadi saudara perempuan adalah generasi dengan ego; (3) kelompok anak, yaitu keturunan ego, anak dari ego, laki-laki atau perempuan.
 
Sistem persaudaraan masyarakat Sunda yang dikenal saat ini memiliki tujuh keturunan, namun pada kenyataannya masyarakat Sunda kuno memiliki sembilan garis keturunan yaitu anak, incu, umpi, cicip, muning, anggasantana, kulasantana, pretisantana, dan witwekas. Saat ini sistem saudara kandung lebih dikenal dengan Pancakaki. Pancakaki adalah sistem yang merepresentasikan hubungan kekeluargaan. Dalam adat istiadat, pancakaki memiliki dua arti. Arti pertama, pancakaki adalah lokasi orang ke orang lagi, yang sudah berkeluarga atau yang masih kerabat. Misalnya cara pancakaki si dadap ke si waru, apakah termasuk ibu, bapak, nenek, aki, emang, tante, anak, kakek, alo, suan, dsb. Makna kedua pancakaki adalah papayan yang terdapat di masyarakat.
 
== Lihat juga ==