Gelombang Korea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tielumphd (bicara | kontrib)
Tielumphd (bicara | kontrib)
Baris 37:
[https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/#:~:text=Hallyu%20is%20a%20Chinese%20term,just%20to%20name%20a%20few. Hallyu] adalah istilah Cina yang jika diterjemahkan secara harfiah berarti "Gelombang Korea". Ini adalah istilah kolektif yang digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan fenomenal budaya Korea dan budaya populer yang mencakup segala hal mulai dari musik, film, drama hingga game online dan masakan Korea hanya untuk beberapa nama. Selama kunjungan kenegaraan mantan presiden Barack Obama ke Korea pada Maret 2012, dia merujuk pada Korean Wave, yang dijadikan prioritas utama negara oleh pemerintah<ref>{{Cite web|date=2020-08-06|title=Korean Wave (Hallyu) - Rise of Korea's Cultural Economy & Pop Culture|url=https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/|website=Martin Roll|language=en-US|access-date=2021-04-24}}</ref>.
 
[[Korea Selatan]] adalah satu-satunya negara di dunia, jika bukan satu-satunya, yang memiliki tujuan khusus untuk menjadi pengekspor budaya populer terkemuka di dunia. Ini adalah cara bagi Korea untuk mengembangkan "soft power" -nya. [https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/#:~:text=Hallyu%20is%20a%20Chinese%20term,just%20to%20name%20a%20few. Soft power] adalah istilah populer yang diciptakan pada tahun 1990 oleh ilmuwan politik Harvard Joseph Nye. Ini mengacu pada kekuatan tak berwujud yang dimiliki suatu negara melalui citranya, bukan melalui kekerasan. Kekuatan keras mengacu pada kekuatan militer atau kekuatan ekonomi. Contoh kekuatan lunak dalam permainannya adalah bagaimana AS membujuk dunia untuk membeli celana jins Levi's, iPhone Apple, rokok Marlboro, minuman ringan Coca-Cola, dan film Hollywood, dengan memanfaatkan citra yang diinginkan. Gambar unik yang keren<ref>{{Cite web|date=2020-08-06|title=Korean Wave (Hallyu) - Rise of Korea's Cultural Economy & Pop Culture|url=https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/|website=Martin Roll|language=en-US|access-date=2021-04-24}}</ref>.
 
[https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/#:~:text=Hallyu%20is%20a%20Chinese%20term,just%20to%20name%20a%20few. Hallyu] pertama kali menyebar ke [[Tiongkok|Cina]] dan [[Jepang]], kemudian ke [[Asia Tenggara]] dan beberapa negara di seluruh dunia yang terus memberikan dampak yang kuat. Pada tahun 2000, larangan 50 tahun pada pertukaran budaya populer antara Korea dan Jepang sebagian dicabut, yang meningkatkan lonjakan budaya populer Korea di kalangan orang Jepang. Otoritas penyiaran Korea Selatan telah mengirimkan delegasi untuk mempromosikan program TV dan konten budaya mereka di beberapa negara.
 
Hallyu telah menjadi berkah bagi Korea, bisnis, budaya, dan citra negaranya. Sejak awal 1999, [[Hallu|Hallyu]] telah menjadi salah satu fenomena budaya terbesar di Asia. Efek Hallyu sangat luar biasa, menyumbang 0,2% dari PDB Korea pada tahun 2004, yang berjumlah sekitar USD 1,87 miliar. Baru-baru ini pada tahun 2019, Hallyu diperkirakan memiliki peningkatan ekonomi sebesar USD 12,3 miliar.<ref>{{Cite web|date=2020-08-06|title=Korean Wave (Hallyu) - Rise of Korea's Cultural Economy & Pop Culture|url=https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/|website=Martin Roll|language=en-US|access-date=2021-04-24}}</ref>
 
Selama dua dekade terakhir, [[Korea Selatan]] menjadi sangat kaya dan sangat [https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/#:~:text=Hallyu%20is%20a%20Chinese%20term,just%20to%20name%20a%20few. futuristik.] Pada tahun 1965, PDB per kapita Korea lebih rendah dari Ghana. Saat ini, Korea Selatan adalah ekonomi terbesar ke-12 di dunia.
 
Ilmuwan politik Amerika [[Joseph Nye]] menginterpretasikan Gelombang Korea sebagai "semakin populernya segala hal mengenai Korea, mulai dari fesyen dan film hingga musik dan masakan."<ref>{{cite web|last=Nye|first=Joseph|title=South Korea's Growing Soft Power|url=http://belfercenter.ksg.harvard.edu/publication/19694/south_koreas_growing_soft_power.html|publisher=[[Harvard University]]|accessdate=4 March 2013|quote=Indeed, the late 1990s saw the rise of "Hallyu", or "the Korean Wave"&nbsp;— the growing popularity of all things Korean, from fashion and film to music and cuisine.}}</ref>
 
Pemerintah [[Korea]] sendiri sangat mendukung dan memiliki peran dalam mewabahnya [[Halloumi|hallyu.]] Dukungan tersebut diwujudkan dengan menghindarkan diri dari gempuran industri hiburan dari barat. Hal ini menjadikan orang korea sendirilah yang harus menciptakan produk-produk media massanya sendiri. Selain itu dukungan dari pemerintah juga diwujudkan melalui berbagai acara kesenian seperti festival-festival film dan musik bertaraf internasional<ref>{{Cite web|date=2020-08-06|title=Korean Wave (Hallyu) - Rise of Korea's Cultural Economy & Pop Culture|url=https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/|website=Martin Roll|language=en-US|access-date=2021-04-24}}</ref>.
 
== Drama Korea ==
Baris 60:
Meskipun ini adalah wajah publik [[Hallu|Hallyu,]] asal-usul sebenarnya lebih jauh ke masa lalu. Lima faktor utama berkontribusi besar pada evolusi gelombang Korea:
 
Mencabut larangan bepergian ke luar negeri untuk warga Korea lokal: Mungkin faktor terpenting yang akhirnya memberi jalan bagi [[Hallu|Hallyu,]] adalah keputusan Pemerintah Korea pada awal 1990-an untuk mencabut larangan perjalanan asing bagi warga Korea. Ini memberi jalan bagi sejumlah orang [[Korea]] untuk menjelajahi dunia barat, terutama AS dan Eropa. Banyak yang mengejar pendidikan mereka di negara-negara ini dan yang lainnya memulai karir mereka di perusahaan terkemuka di Eropa dan AS sebelum kembali ke Korea pada akhir 1990-an. Orang-orang Korea berpendidikan Barat ini membawa serta perspektif baru dalam melakukan bisnis, kehalusan dan interpretasi baru terhadap seni, sinema dan musik serta bentuk ekspresi inovatif. Hal ini melahirkan kumpulan besar bakat segar, muda, dan berkualifikasi tinggi yang menunggu untuk mengeksplorasi peluang di Korea.
 
Restrukturisasi [[Chaebol|chaebo]]<nowiki/>l Korea: Pada saat yang sama dengan pencabutan larangan, Asia (dan Korea) mengalami krisis keuangan Asia yang parah pada tahun 1997-98. Krisis keuangan Asia adalah badai hebat dari hutang buruk, kepanikan di antara pemberi pinjaman dan tantangan ekonomi regional. Pada Desember 1997, pemerintah Korea mengambil pinjaman sebesar USD 97 miliar dari IMF (Dana Moneter Internasional). Mereka akhirnya hanya menggunakan USD 19,5 miliar, dan pinjaman tersebut dilunasi pada tahun 2001 tiga tahun sebelum jadwal. Korea telah menjadi negara miskin hanya beberapa tahun sebelum krisis keuangan Asia, dan mengalahkan kemiskinan adalah sesuatu yang telah dipelajari negara tersebut dengan susah payah. Oleh karena itu, semua tindakan digunakan untuk membayar kembali pinjaman dan kembali ke jalur yang tepat dalam waktu singkat.<ref>{{Cite journal|last=Ignatius Roni Setyawan|first=Anthony Ghozali Dan|date=2019-08-02|title=Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008 -2015|url=http://dx.doi.org/10.24912/jmbk.v2i1.4807|journal=Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan|volume=2|issue=1|doi=10.24912/jmbk.v2i1.4807|issn=2598-0289}}</ref>
 
Alur ceritanya yang kuat, genre yang bervariasi dan juga akting dari para pemeran yang dapat dengan mudah menangis secara natural menyebabkan banyak penduduk [[Asia]] yang melihat drama [[Korea]] menjadi terenyuh hatinya. Selain itu, cerita yang ditampilkan sesuai dengan budaya masyarakat [[Asia]] pada umumnya, konsep mengenai cinta sejati, pengorbanan, dan konsep kehidupan lain yang tergambar dalam drama Korea tidak bertentangan terlalu jauh dengan konsep kehidupan yang ada pada masyarakat Asia pada umumnya. Faktor-faktor tersebut menjadikan drama Korea lebih mengena bagi masyarakat [[Asia]] dibandingkan dengan drama dari Barat<ref>{{Cite web|date=2020-08-06|title=Korean Wave (Hallyu) - Rise of Korea's Cultural Economy & Pop Culture|url=https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/|website=Martin Roll|language=en-US|access-date=2021-04-24}}</ref>.
 
== Film Korea ==
{{Main|Film Korea}}
''Film Korea'', bersama [[drama]] TV dan [[musik pop]], merupakan produk utama Hallyu yang dinikmati tidak hanya di dalam negeri, namun juga di berbagai negara. Pada awalnya, [[Drama televisi Jepang|film Jepang]] dan [[film Hongkong]] serta film-film [[Taiwan]] mendominasi [[bioskop]] di [[Asia]], namun dengan kehadiran Hallyu, mulai tersaingi oleh film Korea.<ref name="koreanculture"/> Film produksi Korea Selatan dikenal karena alur ceritanya yang kuat dan genre yang bervariasi sehingga menarik banyak penonton.<ref name="koreanculture"/>
 
Krisis membuat Korea memiliki masalah citra yang serius, karena banyak pemangku kepentingan global masih percaya bahwa Korea dalam kondisi yang buruk, sehingga negara tersebut kehilangan investasi asing langsung, kekurangan pariwisata, dan menghadapi skeptisisme global. Untuk mengatasi ini, presiden baru [[Kim Dae-Jung]] dan kepala agens[https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/#:~:text=Hallyu%20is%20a%20Chinese%20term,just%20to%20name%20a%20few. i PR global Korea] Edelman bersama-sama menulis buku [https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/#:~:text=Hallyu%20is%20a%20Chinese%20term,just%20to%20name%20a%20few. "Korea: On Course - dan Terbuka untuk Bisnis"] yang ditujukan untuk investor global.<ref>{{Cite web|date=2020-08-06|title=Korean Wave (Hallyu) - Rise of Korea's Cultural Economy & Pop Culture|url=https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/|website=Martin Roll|language=en-US|access-date=2021-04-24}}</ref>
 
Salah satu konsekuensi terbesar dari krisis di Korea adalah pengaruhnya terhadap [[chaebol]] Korea. [[Chaebol]] Korea adalah konglomerat yang sangat terdiversifikasi yang beroperasi di setiap sektor ekonomi dari pembuatan chip hingga kapal. [[Krisis keuangan Asia]] memaksa para chaebol ini untuk merestrukturisasi model bisnis mereka dengan mendivestasikan banyak unit bisnis mereka dan berkonsentrasi pada kompetensi inti mereka. Hal ini pada gilirannya membuka pasar secara internal dan memberi pemain kecil lainnya peluang besar untuk terjun ke berbagai bisnis. Lebih banyak wirausahawan muncul dari krisis yang didorong oleh peluang. Korea menyadari bahwa itu bergantung pada [[chaebol]] - jika mereka gagal, negara itu akan gagal. Presiden [[Kim Dae-Jung]] mendorong teknologi informasi dan budaya populer sebagai dua pendorong utama untuk masa depan Korea. Teknologi akan menciptakan industri baru di atas manufaktur tradisional yang menjadi andalan Korea sejak ia keluar dari kemiskinan dan menjadi industri, dan [[budaya populer]] dapat menjadi produk ekspor penting yang bernilai miliaran dolar - sementara itu akan membantu mengubah citra Korea.<ref>{{Cite web|date=2020-08-06|title=Korean Wave (Hallyu) - Rise of Korea's Cultural Economy & Pop Culture|url=https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/|website=Martin Roll|language=en-US|access-date=2021-04-24}}</ref>
 
Samsung adalah salah satu [[chaebol]] Korea yang paling terkemuka, dan implikasi dari krisis 1997-98 melahirkan dorongan yang meningkat untuk internasionalisasi oleh perusahaan dan pemiliknya saat mereka mencari pertumbuhan baru di luar Korea. Samsung dan kebangkitannya sejak saat itu telah menjadi contoh yang menonjol tentang bagaimana perusahaan-perusahaan Korea memperoleh keuntungan dari kepentingan global tentang apa itu Korea dan apa yang ditawarkan negara itu.<ref>{{Cite web|date=2020-08-06|title=Korean Wave (Hallyu) - Rise of Korea's Cultural Economy & Pop Culture|url=https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-koreas-cultural-economy-pop-culture/|website=Martin Roll|language=en-US|access-date=2021-04-24}}</ref>
 
== Pengaruh Hallyu di Indonesia ==