Opor Sunggingan<ref>http://food.detik.com/read/2010/03/15/164841/1318714/908/gurih-wangi-opor-bakar</ref> berasal dari Desa [[Sunggingan, Kota, Kudus|Sunggingan]], Sebenarnya sajian ini belum termasuk sebagai kuliner pusaka, karena merupakan kreasi baru. TetapiNamun, kreasi baru ini telah bertahan selama 50 tahun dan menjadi ikon kuliner kebanggaan Kudus, sehingga pantaslah untuk kita golongkan ke dalam kategori khusus ini. Seperti cara memotong daging yang dilakukan para penjual nasi di lintasan Kudus-Pati ini, ayam bakar ini “dicincang” dengan menggunakan gunting. Tampaknya, cara menggunting daging dan ayam dengan gunting memang lebih praktis, karena tidak memerlukan talenan untuk memotongnya. Ayam kampung dimasak utuh, dengan bumbu-bumbu yang dihaluskan dimasukkan ke dalam rongga perut ayam. Dalam proses pemasakan, bumbu-bumbu ini meresap ke dalam serat-serat daging ayam, sehingga membuat ayamnya sangat gurih. Setelah matang dimasak dalam bumbu opor ini, ayam dikeluarkan, ditiriskan, dan kemudian dibakar di atas bara api sampai gosong-gosong bagian luarnya. Sisa rebusan ditambahi santan kental dan dimasak lagi hingga sebagian besar airnya menguap (reduced). Kuah opor santan kental yang mirip areh di [[Surakarta|Solo]] ini dipakai untuk menyiram potongan daging ayam bakar ketika dihidangkan. Selain opor ayam bakar, lauk pendampingnya adalah sambal goreng tahu.