Bisma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: tetapi (di awal kalimat) → namun
Baris 89:
Setelah menikahkan [[Citrānggada]] dan [[Wicitrawirya]], Prabu Santanu turun tahta menjadi pertapa, dan digantikan anaknya. Sayang kedua anaknya kemudian meninggal secara berurutan, sehingga tahta kerajaan Astina dan janda Citrānggada dan Wicitrawirya diserahkan pada Byasa, putra Durgandini dari suami pertama. [[Byasa]]-lah yang kemudian menurunkan [[Pandu]] dan [[Dretarastra]], orang tua Pandawa dan Korawa. Demi janjinya membela [[Astina]], Bisma berpihak pada [[Korawa]] dan mati terbunuh oleh [[Srikandi]] di perang [[Bharatayuddha]].
 
Bisma memiliki kesaktian tertentu, yaitu ia bisa menentukan waktu kematiannya sendiri. Maka ketika sudah sekarat terkena panah, ia minta sebuah tempat untuk berbaring. [[Korawa]] memberinya tempat pembaringan mewah namun ditolaknya, akhirnya [[Pandawa]] memberikan ujung panah sebagai alas tidurnya (kasur panah) (''sarpatala''). TetapiNamun, ia belum ingin meninggal, ingin melihat akhir daripada perang Bharatayuddha.
 
== Silsilah ==