Kabupaten Aceh Besar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Merapihkan, IPM
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Herryz (bicara | kontrib)
Agama
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 10:
|propinsi = [[Aceh]]
|ibukota = [[Kota Jantho, Aceh Besar|Kota Jantho]]
|luas = 2969,00
|luasref =<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|penduduk = 384661407775
|penduduktahun = 2017[[2021]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/><ref name="Permendagri-137-2017"/>
|kepadatan = 130137 jiwa/km²<!--- Hanya angka --->
|agama = [[Islam]] 99,63%<br> [[Kristen]] 0,27% <br>- [[Protestan]] 0,22%<br>- [[Katolik]] 0,05%<br> [[Buddha]] 0,04%<br> [[Hindu]] 0,01%<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=26 November 2021|format=Visual}}</ref>
|kecamatan = 23<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|kelurahan =
|desa = 604 [[gampong]]<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|dasar hukum = UURIUU RI Nomor 7 Tahun 1956
|tanggal =
|hari jadi =
Baris 27 ⟶ 28:
|nama wakil kepala daerah = [[Tgk. Husaini. A. Wahab]]
|sekretaris daerah =
|ketua DPRD = Iskandar Ali,. S.pd
|ketua pengadilan negeri =
|kepala kejaksaan negeri =
Baris 35 ⟶ 36:
|kodepos =
|apbd = Rp 1.662.846.328.700,<ref name="APBD 2018">{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412 |title=APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018 |date=2018-05-04|accessdate=2018-07-06}}</ref>
|pad = Rp132Rp 132.396.380.300,
|dau = Rp713Rp 713.344.629.000,
|dauref = (2018)<ref name="APBD 2018"/>
|IPM = {{increase}} 73,58 ([[2021]])<br>{{fontcolor|Green|Tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/494/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=26 November 2021}}</ref>
|suku bangsa =
|bahasa = [[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Aceh|Aceh]]
|agama =
|flora =
|fauna =
Baris 53 ⟶ 52:
 
== Sejarah ==
Pada waktu Aceh masih sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau [[Kerajaan Aceh]] adalah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bagian dari [[Kabupaten Pidie]]. Selain itu, juga termasuk [[Pulau Weh]] (sekarang telah menjadi pemerintah [[kota Sabang]]), sebagian wilayah pemerintah [[kota Banda Aceh]], dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah [[Kabupaten Aceh Barat]]. Aceh Besar dalam istilah [[Bahasa Aceh|Aceh]] disebut ''Aceh Rayeuk''. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibu kota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Untuk nama Aceh Rayeuk ada juga yang menamakan dengan sebutan '''Aceh Lhee Sagoe''' (''Aceh Tiga Sagi'').<ref name="sekilas">{{Cite web |url=http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=286&Itemid=96 |title=Sekilas tentang Aceh Besar di situs NAD |access-date=2007-06-14 |archive-date=2007-09-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070928121414/http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=286&Itemid=96 |dead-url=yes }}</ref>
 
Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah yang terdiri dari tiga [[kawedanan]], yaitu Kawedanan Seulimum, Kawedanan Lhoknga dan Kawedanan Sabang. Akhirnya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh besar disahkan menjadi daerah otonom melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh dan juga merupakan wilayah hukum Kotamadya [[Banda Aceh]].